Chapter #23

3.4K 405 43
                                    


Subuh tiba, gelap akan menjadi terang. Matahari mulai menampakkan dirinya untuk menerangi bumi. Tuan Rayzan berpikir sejenak, ia tersenyum manis karena malam tadi tidak ada yang memergokinya dengan orang tersebut.


Sekilas ia menatap Kanza yang sedang tertidur pulas. Tuan Rayzan mengusap perut wanita itu dengan sangat lembut. Ia berpindah tempat supaya mendekat pada perut besar Kanza.

"Ssst ... Jangan bilang sama mama ya. Ayah tau, tadi malam kamu membangunkan mama supaya keluar dari kamar 'kan. Tapi untungnya mama kamu takut dan tidak mencari tau lagi," ucap Tuan Rayzan pada perut Kanza. "Kalau tadi malam ada yang lihat kami. Itu sama sekali tidak lucu 'kan. Jadi ayah mohon, jaga rahasia ayah ya."

Tiba-tiba Kanza memundurkan tubuhnya ketika merasakan usapan pada perutnya. Ia takut jika yang melakukan itu adalah orang lain.

"Abang."

"Kamu kenapa?"

"Kanza takut! Kanza pikir dia yang melakukannya."

"Siapa?" tanya Tuan Rayzan.

Kanza terdiam.

Tuan Rayzan menghembuskan nafasnya dengan perlahan.

"Kenapa hm?"

"Tadi malam abang kemana?" tanya Kanza.

"Abang tidak kemana-mana."

"Tadi Kanza bangun, bang. Kanza cariin abang."

"Abang tidur Kanza. Kamu salah lihat atau mimpi."

"Ada, bang. Kanza lihat ada orang lewat tadi malam. Tapi Kanza gak berani keluar."

"Kamu mungkin mimpi. Kecapekan kali."

"Abang gak usah bohong. Kanza tau!"

"Tau apa?" tanya Tuan Rayzan.

"Abang memang keluar 'kan. Kamar udah Kanza kunci. Terus kenapa abang bisa masuk?" tanya Kanza. "Udah pasti karena pintu kamar tersambung ke hp abang."

"Iya! Abang memang bohong. Tadi malam abang keluar," ungkap Tuan Rayzan.

Kanza berdecak kesal, baru kali ini Tuan Rayzan berbohong kepadanya.

"Abang bilang sama Kanza sekarang. Udah berapa kali abang bohong?"

"Baru kali ini sayang."

"Abang bohong 'kan!"

"Serius! Baru hari ini abang berbohong kepada kamu," jelas Tuan Rayzan. "Tapi sama saja Kanza, sekarang abang tidak berbohong lagi. Kamu 'kan sudah tau."

"Yang jalan di ruang tamu tadi malam itu abang 'kan."

"Kapan?"

"Tadi malam."

"Bukan sayang," elak Tuan Rayzan.

"Abang jangan bohong sama Kanza. Kanza gak suka."

Tuan Rayzan Untuk Kanza | [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now