Chapter #5

9.5K 822 85
                                    

Jam menunjukkan pukul 12 malam, sudah beberapa jam Kanza tidak keluar dari dalam kamar. Ia mengkhawatirkan keadaan pria itu. Walaupun dia tidak mencintai Tuan Rayzan Renaga namun ia merasa khawatir melihat keadaan pria itu saat ini.

Kanza juga tidak sadar, setelah Saga keluar dari dalam kamar tadi. Ia langsung memegang tangan suaminya. Hingga sampai sekarang belum juga ia lepaskan.

"Haus!"

Baru saja Kanza memejamkan matanya, terdengar suara berat dari laki-laki yang baru terbangun.

"Abang kenapa? Abang perlu apa?"

"Haus, minum!"

Tanpa membuang waktu lama-lama, Kanza keluar dari dalam kamar. Ia mengambil minuman untuk suaminya. Kanza kembali ke kamar dan langsung memberikan suaminya minum.

Setelah itu, ia juga ikut naik ke atas kasur. Wanita itu langsung merebahkan kepala Tuan Rayzan di pangkuannya.

"Maaf!" lirih Tuan Rayzan.

"Maaf untuk apa?" tanya Kanza merasa heran.

"Gara-gara saya. Pesta pernikahan kita jadi tidak lancar."

"Abang gak perlu mikirin itu. Kanza gak apa-apa kok, yang penting abang sehat."

"Kamu pasti kecewa sama saya 'kan. Karena pestanya tidak berjalan dengan baik."

"Udah ya, jangan dipikirin lagi, sekarang abang tidur."

"Jangan pergi!"

"Kanza gak akan pergi. Kanza di sini nemenin abang."

Tuan Rayzan tersenyum, ia yakin wanita yang baru saja ia nikahi adalah wanita yang baik-baik. Terlihat dari Kanza memperlakukan dirinya, padahal ia tau jika Kanza tidak mencintainya.

"Saya boleh minta sesuatu?"

"Silahkan, bang. Kanza akan turutin permintaan abang!"

"Kamu yakin?"

Tatapan Tuan Rayzan begitu lekat membuat Kanza sedikit ragu dengan ucapannya.

"Mmm ... Kanza yakin, bang!"

"Cium saya!"

"Ha!"

Kanza salah tingkah mendengar permintaan Tuan Rayzan. Benar saja dugaannya, pria itu akan meminta sesuatu yang mungkin saja tidak ia bisa laksanakan.

"Kenapa?"

"Kamu tidak mau?"

"Kita 'kan sudah menikah."

"Tapi-"

"Tapi apalagi Kanza! Saya cuma minta itu. Gak lebih."

Nafas Kanza tidak beraturan, antara salah tingkah dan takut bercampur menjadi satu.

"Tapi, abang tutup mata ya."

"Saya tidak mau! Ngapain kamu atur-atur saya. Saya yang harusnya mengatur kamu."

Kanza tidak ingin membuang-buang waktu, ia menutup mata Tuan Rayzan dengan telapak tangannya sendiri. Kemudian wanita itu melancarkan aksinya.

Hanya beberapa detik saja Tuan Rayzan Renaga merasakan ada benda kenyal yang menempel pada bibirnya. Ya, Kanza sudah memenuhi permintaannya.

"Kenapa kamu tutup mata saya?"

"Malu, bang!"

"Saya sudah pernah bilang 'kan. Supaya kamu tidak malu, makanya sering-sering melakukan hal tersebut dengan saya."

Tuan Rayzan Untuk Kanza | [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now