Chapter #22

3.8K 404 38
                                    

Menjelang pagi hari tiba, Tuan Rayzan dan Kanza baru saja melaksanakan sholat subuh. Keduanya masih duduk di tempat masing-masing. Tuan Rayzan mendekati Kanza, sejenak ia mengecup kening istrinya.

Kebahagiaan Tuan Rayzan bertambah saja, apalagi melihat kandungan sang istri mulai membesar. Pria itu tidak sabar untuk segera menimang seorang bayi.

"Abang ..."

"Kenapa sayang?"

"Abang ke kantor hari ini?"

"Iya ... Mau ke stasiun televisi dulu. Setelah itu baru ke kantor."

"Kanza pengen makan."

"Makan! Istri abang mau makan apa? Biar abang belikan."

"Pengen makanan cemilan ringan, yang banyak," jawab Kanza tersenyum lebar.

"Abang akan belikan tapi ada syaratnya."

Kanza mengernyitkan keningnya. "Syaratnya apa?" tanya wanita itu.

"Cerita sama abang kejadian tadi malam ya," ucap Tuan Rayzan seolah memohon.

Kanza beranjak dari tempat duduk, tidak tinggal diam Tuan Rayzan pun menggenggam lengan sang istri tercinta.

"Sayang, mau mau kemana?"

"Kanza mau suruh Dito belikan cemilan."

"Kamu tunggu di sini. Abang keluar sebentar."

"Kanza ikut," pinta wanita itu.

"Jangan! Ini masih gelap, kamu tunggu di saja."

"Abang hati-hati di jalan ya."

"Iya ..."

Cup!

Seperti biasa, Tuan Rayzan akan mengecup kening istrinya sebelum ia pergi.

Tuan Rayzan tidak mau memaksakan Kanza untuk bercerita tentang hal yang dialami oleh istrinya itu. Lagi-lagi Tuan Rayzan Renaga harus menahan rasa penasarannya terkait masalah Kanza Anissa.

Kanza membereskan kamar tidur mereka selagi suaminya sedang keluar. Ia juga tidak lupa untuk mengunci pintu karena takut Sultan masuk ke dalam.

Setelah setengah jam berlalu, wanita itu sedang duduk di sofa sambil menyaksikan drama Korea. Saat dia sedang menonton, terdengar suara kaca jendela yang di ketuk.

"Sultan," lirih Kanza.

Wanita itu membulatkan matanya, ia sangat panik. Kanza berharap jika Tuan Rayzan Renaga segera pulang.

"Kanza sayang."

"Abang!"

Dengan cepat beranjak dari tempat duduknya, ia mendekati jendela. Setelah membuka gorden, betapa senangnya wanita itu ternyata dibalik jendela ia mendapati suaminya yang sedang tersenyum kepada dirinya.

Kanza segera membuka pintu jendela kaca. "Abang ngapain di sini?"

"Kamu kunci pintu kamar?"

Tuan Rayzan Untuk Kanza | [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now