Part 23

15.8K 1.2K 22
                                    

Happy Reading Guys

"Gimana anak lo? gak papa tidurnya di tinggal sendirian?." tanya Yasmin ketika melihat Devita menuruni tangga dan menghampiri mereka.

"Enggak kok, itu papanya udah naik, ikutan tidur juga dia." jawab Devita.

"Anjay papanya gak tuh." heboh Safania sembari tersenyum lebar.

"Eh sumpah gue masih gak nyangka lo udah nikah Devita." tutur Nafisha sembari menggoyangkan bahu Devita.

Devita menghela nafasnya, "Ya mau gak mau, kalian semua harus terbiasa, emang mau gue main rahasiaan-rahasiaan lagi?." canda Devita yang langsung di hadiahi lirikan maut dari kelima temannya.

"Gue bunuh lo." ucap Rika sembari menunjuk Devita dengan garpu yang ada di genggamannya. Devita langsung tertawa mendengar ancaman Rika.

"Eh guys bentar-bentar gue mau nanya deh, kalian kesini tau alamat rumah gue dari mana?." tanya Devita kepo.

"Lah lo gak tau? gue kira kita disuruh ke sini atas permintaan lo." Dara balik bertanya kepada Devita.

"Enggak, gue malah kaget kalian pada kesini."

"Padahal kita kesini juga karena di suruh Karel." ujar Yasmin.

"Karel?." tanya Devita untuk memastikan.

"Iya, Karel suami lo." balas Nafisha.

"Kok bisa?." saking keponya Devita, ia sampai memajukan duduknya untuk bisa mendengar dengan jelas cerita teman-temannya.

Teman-teman Devita pun menceritakan kejadian siang tadi di kantin, mulai dari Karel yang tiba-tiba menghampiri mereka di kantin hingga saat barusan Karel mengucapkan terima kasih kepada mereka karena telah bersedia untuk memenuhi permintaannya.

Devita yang mendengar cerita itu langsung terdiam, ia langsung terenyuh dengan perlakuan Karel di belakangnya. Rasanya ia ingin segera berlari ke atas untuk memeluk suaminya erat-erat, tapi hal itu tidak mungkin ia lakukan, rasanya sangat tidak etis jika ia meninggalkan kelima temannya untuk memenuhi keinginannya itu.

"Dev lo ngapain jadi diem?." tanya Yasmin yang heran karena Devita daritadi hanya diam saja menyimak cerita teman-temannya tentang Karel.

"Hah? enggak kok." Devita terkesiap dan langsung menormalkan kembali raut wajahnya.

"Lo beruntung ya punya dia." ucap Nafisha tiba-tiba.

"Sama-sama beruntung sih menurut gue." timpal Rika.

"Iya gue nikah sama Karel sama-sama beruntung kok, kita saling melengkapi, banyak kekurangan gue yang dia tutupin begitu juga sebaliknya." jawab Devita.

"Tapi ada gak Dev tingkah kocak diantara lo berdua, apa kek gitu kejadian yang sebenernya sedih tapi lucu kalo di ingat-ingat?." tanya Safania.

Devita langsung tersenyum sendiri saat Safania bertanya sepeti itu, sebenarnya ada satu kejadian yang Devita tidak pernah ceritakan ke siapapun karena menurutnya hal itu tidak penting, tapi agak lucu juga kalau di ingat-ingat.

"Yee si anjir malah senyam-senyum sendiri." Dara memukul pelan pundak Devita.

"Ada sih, jadi gue mau cerita kejadian pas gue lagi hamil delapan bulan. Waktu itu hari rabu deh kalau gak salah, nah malamnya tuh ada gerhana bulan gitu, terus kayak biasalah sebagai umat muslim yang baik ya kan, gue sama Karel menjalankan sholat gerhana, kebetulan juga pada saat hamil tuh gue gak pernah sholat duduk, sampai mau lahiran pun gue juga sholat berdiri kaya orang biasa. Nah tapi pas sholat gerhana tuh agak beda nih. Gue tau sih sholat gerhana ini emang gak setiap hari di lakuin kan, jadi suami gue tuh agak antusias gitu, saking antusiasnya suami gue buat sholat, gue sampe nangis." Devita berhenti sejenak untuk minum.

Rahasia DeKaWhere stories live. Discover now