Part 22

14.4K 1K 25
                                    

Happy Reading Guys

"Kok kalian bisa ada disini?." tanya Devita kebingungan.

"Ehm, bisa kali tamunya di suruh masuk dulu." celetuk Yasmin.

Ya! Teman-teman Devita yang datang ke rumah.

Tapi kali ini vibesnya terasa berbeda, dari pergerakan bahkan dari tatapan mereka, Devita bisa merasakan bahwa kemarahan mereka sudah reda bahkan mungkin sudah tidak ada. Berbeda sekali dengan sikap mereka beberapa hari yang lalu saat berada di kampus.

"Eh sorry sorry, ayo masuk." Devita membuka pintu sedikit lebar dan mempersilahkan kelima temannya untuk masuk.

Sebenarnya perasaan Devita masih tak karuan, antara canggung, cemas, bingung dan bahagia.

Saat sampai di ruang tamu, Devita mempersilahkan teman-temannya untuk duduk, "Kalian duduk dulu aja, gue mau ambil minuman dulu sebentar." ucap Devita yang langsung berbalik ke arah dapur.

"Guys rumahnya gede juga ya." celetuk Rika yang celingukan menatap sekeliling rumah temannya itu.

"Iya anjir, bayar listriknya berapa ya sebulan." ucap Safania random yang langsung mendapat toyoran dari Nafisha.

"Ye si bego yang dipikirin malah bayar listrik."

"Ehh shut diem tuh Devita dateng Devita dateng." ucap Dara.

"Ya emang kenapa anjir kalo ada Devita." gumam Yasmin.

"Bisa diem aja gak lo." bisik Dara.

Mereka akhirnya berhasil diam dan tenang. Sebenarnya mereka hanya ingin mengerjai Devita saja untuk sok sok marah, padahal mah mereka sudah sepakat untuk berdamai dengan permasalahan tentang Devita. Tapi biar seru, mereka masih ingin mendiami Devita sampai Devita mau jujur tentang apa yang sebenarnya terjadi.

"Guys, ini di minum dulu, maaf cemilannya cuma ada segini." tutur Devita sembari menata gelas di atas meja.

Melihat respon teman-temannya yang masih kaku dengannya, Devita pun akhirnya menghembuskan nafasnya pelan.

"Ehm gue boleh ngomong sedikit gak ke kalian?." tanya Devita dengan hati-hati.

"Silahkan." jawab Nafisha dingin.

"Gue mau minta maaf ke kalian atas kebohongan yang gue lakuin ke kalian. Iya gue sama Karel udah nikah dan kita udah di karuniai satu orang anak laki-laki. Gue juga gak berharap kalian mau balik temenan sama gue lagi atau enggak, gue sadar gue salah, gue minta maaf banget." tutur Devita.

"Dan gue gak tau mau cerita dari mana, banyak banget yang mau gue ceritain, tapi gue bingung banget, jadi kalian tanya aja yang mau kalian tanyain, gue pasti akan jawab dengan jujur." sambungnya.

"Oke gue yang pertama nanya, sebenarnya gimana ceritanya lo bisa nikah, kita udah temenan dari jaman SMA dan gak mungkin kan lo pas SMA udah nikah?." tanya Rika.

"Enggak, gue pas SMA belum nikah, tapi beberapa hari setelah kita lulus, orang tua gue bilang kalau mereka mau pindah dan menetap di Semarang, mereka juga ngasih alasan yang bikin mereka harus pindah ke sana dan gue gak bisa kasih tau itu ke kalian, karena ini tentang internal keluarga gue. Nah terus mereka maunya gue ikut ke sana, gue nolak dong karena kalian tau sendiri lah gimana traumanya gue sama keluarga gue yang ada di kota itu, tadinya gue disuruh ikut kakak gue sama suaminya, tapi gue gak mau dan mereka juga gak mungkin mau ngelepasin gue gitu aja disini sendiri." jelas Devita sembari menghela nafasnya sebentar.

"Jadi karena nyokap bokap lo mau pindah, akhirnya lo di jodohin sama Karel, gitu?." tanya Yasmin penasaran.

"Bisa di bilang iya juga sih, tapi cerita sebenarnya tuh gak kayak gitu, ini semua terjadi secara gak sengaja." Devita bersandar ke sofa dan menatap ke langit-langit rumah seolah tengah mengingat kejadian beberapa tahun lalu.

Rahasia DeKaWhere stories live. Discover now