Part 7

18.3K 1K 13
                                    

Happy Reading guysss

"OMG OMG OMG! parah banget gak sih masa my prince Karel ngepost foto kayak begitu!." heboh Rika yang sedang berkumpul bersama Devita dkk di kelas.

"Iya ih, padahal gue udah ngehalu nanti gue sama dia mau nikah pake adat apa. Tapi kenapa dia tiba-tiba bikin hati gue potek." timpal Safania sambil menopang dagunya di atas meja menatap ke arah langit-langit kelas.

"Kayaknya impian kita terlalu tinggi deh guys, gak akan mungkin deh, salah satu di antara kita bisa bersanding sama ayang beb Karel." ucap Dara sambil menghela nafas.

"Eitss, gak dong! nih ya, kalo kata orang dulu mah, sebelum ada janur kuning melengkung, berarti semua masih ada kesempatan. Termasuk gue." Nafisha menyengir sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Yeh pea malah maksa, kalo gak jodoh ya gak jodoh aja!." tukas Yasmin menoyor kepala Nafisha.

Begitulah reaksi teman-teman Devita mengenai postingan Karel kemarin, ada yang putus asa, ada yang pantang menyerah, ada yang menyangkal, dan masih banyak lagi.

Devita sampai bingung ingin merespon seperti apa. Bahkan tadi saat berjalan menuju kelas pun, ia sempat mendengar berbagai keluhan dari beberapa perempuan yang mengagumi suaminya itu.

Karena memang pada dasarnya, Karel jarang atau bahkan mungkin tidak pernah terlihat dekat dengan perempuan. sekalipun itu saudaranya. Sangat tertutup memang.

"Yaudah sih doain aja semoga mereka langgeng." ucap Devita singkat yang langsung di hadiahi pelototan oleh kelima temannya.

"DEVITA! ish lo mah!." gemas Nafisha.

"Tau lo mah, menghancurkan angan-angan gue aja." timpal Rika dengan wajah sebal.

Mendapat banyak protesan dari teman-temannya justru malah membuat Devita tertawa dalam hati. Ya gimana ya, kan emang cowok yang mereka idam-idamkan itu memang sudah sold out dan itu juga dengan dirinya sendiri.

"Ya terus kalian mau ngapain? gue ingetin kalo kalian lupa ya, kalian tuh suka sama dia juga diem-diem doang, mana tau si Karel kalo kalian pada suka sama dia. apalagi kalian juga gak saling kenal." Devita mengingatkan teman-temannya dengan berbicara fakta.

"Iya juga sih, tapi ya masa kita harus confess." ucap Yasmin sambil menatap teman-temannya kecuali Devita.

Mereka yang ditatap pun hanya diam sambil mengendikkan bahunya. Ada benarnya juga kata-kata Devita. Tapi ya masa iya mereka harus confess segala. Karel tau mereka hidup di dunia saja tidak. bisa-bisa dianggap gila nanti.

"Ck udah gak usah di pikirin, tuh Pak Ardi udah masuk, sana ke meja masing-masing." titah Devita ketika melihat dosennya masuk ke kelas.

Teman-teman Devita yang mendengar ucapan Devita langsung grasak-grusuk menuju ke meja mereka masing-masing. Devita yang melihat itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

......

Jam sudah menunjukan pukul satu siang, Devita dkk juga telah selesai menunaikan ibadah sholat dzuhur. Saat ini mereka baru saja duduk di salah satu meja yang berada di pojok kantin.

"Pada mau pesen apa nih? sekarang giliran gue yang pesen." tanya Dara.

"Gue mie ayam pake es teh." jawab Devita.

"Gue juga." ucap Rika, Nafisha dan Safania secara bersamaan.

Dara hanya menganggukan kepalanya, lalu beralih menatap Yasmin, "Yas, lo ikut gue ayo, bantuin bawa." Yasmin hanya mengangguk sebentar lalu berdiri dan mereka berdua berjalan menuju tempat penjual mie ayam.

Rahasia DeKaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora