✧ 10. Lupa

11.2K 1.1K 40
                                    

✧✧✧

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

✧✧✧

Arno terbangun lebih dulu daripada Narel, Arno merasa tubuhnya begitu berat seperti ada yang menindih tubuhnya, saat Arno lihat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Arno terbangun lebih dulu daripada Narel, Arno merasa tubuhnya begitu berat seperti ada yang menindih tubuhnya, saat Arno lihat. Ternyata Narel yang memeluknya.

Arno tersenyum akan hal itu, Narel yang membuat sendiri pembatas itu, Narel sendiri yang melewati pembatas nya. Arno berencana untuk membangunkan Narel, dia harus berusaha tetap terlihat cool di depan Narel.

"Ekhem, Narel? Kamu mau tidur sampai kapan? Ini udah pagi, waktunya berangkat sekolah." ucap Arno membangunkan Narel sembari menggoyang goyangkan tubuh Narel dengan pelan.

"Hmm, bentar." jawab Narel masih dengan mata terpejam nya itu.

"Sudah siang, mau terlambat? Nanti saya hukum kamu mau?" seketika mata Narel langsung terbuka, dia melihat sekeliling sekitar, karena dia merasa ada yang aneh.

"Lah!! Lo ngelewatin batas guling ya?!" tujuh Narel.

"Sembarangan aja, orang kamu tuh yang ngelewatin batas yang udah kamu bantalin sendiri pake guling." ucap Arno, Narel pun langsung melihat ke arah belakang, ternyata benar saja, dia sendiri yang melewati batas, yang bahkan dia sendiri yang membuatnya.

"S-sorry gua gak sadar," ucap Narel agak canggung.

"Its okay, ayo siap siap. Kita kan mau sekolah," ajak Arno, tapi bentar deh. Narel ngeliat ke arah jam dinding ternyata baru masuk pukul 5 pagi, ini mah masih pagi banget. Gak biasanya Narel bangun jam segini, dia biasa bangun jam setengah 7.

"Gua masih ngantuk, lo berangkat duluan aja." ucap Narel lalu melanjutkan tidurnya.

"Gaada. Bangun atau saya siram kamu pakai air dingin?" ancam Arno.

"Hmm.."

"Kalau saya liat kamu belum bangun juga setelah selesai mandi, kamu bakal saya siram pakai air dingin," ancam Arno sekali lagi.

Dengan terpaksa, Nael duduk dan berusaha mengumpulkan nyawanya yang masih hilang setengah itu, dia menggaruk garuk pipinya yang terasa sedikit gatal.

"Gini nih yang gua suka, selain dia suka nyebelin, tegas, dan juga tertib. Dia juga sering banget ngehukum gua gak jelas." oceh Narel saat Arno telah masuk ke dalam kamar mandinya.

[✔] Bapak Guru | NoMinWhere stories live. Discover now