✧ 45. My Everything

15.4K 900 91
                                    

✧✧✧

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

✧✧✧

✧✧✧

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.



Selang beberapa hari Narel berada di rumah sakit, tentu saja hingga kondisinya benar benar pulih. Arno ini benar benar sangat protektif pada istrinya, bahkan Narel pulang harus dengan keadaan yang benar benar pulih.

"Sayang, semua baju udah di rapihin kan?" tanya Narel pada Arno, Arno pun membalas anggukkan pada Narel.

"Udah kok, semuanya udah beres. Kamu tenang aja, sekarang kita tinggal pulang. Eh iya, itu Jivan gak nangis kan?" tanya Arno sembari berdiri lalu melihat anaknya yang tengah di gendong Narel, Jivan terlihat tidur sangat pulas sekali di gendongan Narel.

"Iya tidur, anakmu emang doyan banget tidur." canda Narel sembari mempuk puk pelan punggung Jivan, lalu ia mencium pipi Jivan dengan gemas.

"Haha, udah udah. Abis nanti pipi anak kita kamu ciumin terus dari kemarin."

"Biarin aja si, sewot aja kamu!"

"Susuke aja."

"Susuke apaan??"

"Suka suka uke."

Plak!

"Aduh!"

...

Hari terus berlalu, bahkan sudah 1 bulan semenjak Narel melahirkan pada saat itu. Arno juga sudah kembali bekerja seperti biasa, namun kebetulan nya hari ini Arno sedang libur.

Rencana Arno, libur hari ini ia ingin mengajak istri dan anaknya itu jalan jalan. Tapi ternyata Narel menolak ajakan Arno, dan malah memilih untuk diam di rumah saja. Arno bisa apa? Dia hanya bisa menurut, karena terlalu bucin pada istrinya itu.

Padahal Arno ingin sekali mengajak Narel hanya sekitar berjalan jalan di sekitaran saja untuk ia merilekskan pikirannya sejenak, Arno merasa bahwa Narel cukup lelah mengurus Jivan karena Jivan terlalu bangun tengah malam dan menangis meminta susu pada Narel.

Tapi tetap saja, Narel selalu sabar mengurus anaknya itu. Narel banyak belajar dari kejadian kemarin, menjadi anak yang di sia siakan oleh orang tuanya tidak enak. Narel merasakan hal itu sendiri, dia tidak mau memberikan perilaku yang sama terhadap anaknya, tidak akan pernah.

[✔] Bapak Guru | NoMinWo Geschichten leben. Entdecke jetzt