Chapter 71

3.1K 295 18
                                    

Alo gess

Sebelum baca, ku ingatkan lagi buat jangan lupa vote dan komen!

Karena itu semangatku

Eh

Ada yang kelupaan

Menurut kalian, chapter selanjutnya update sesuai dengan jadwalnya atau ... saat anu nya tercapai?

Min 400 vote+500 komen

Ayo pilihhhh

Sekian.

Happy reading!

"Papa mana si, Ma!"

Selepas pulang sekolah tadi, Rava dan Zahra langsung ke rumah untuk bersiap-siap ke kebun binatang sebagai perayaan kemenangan Rava. Sesuai dengan kesepakatan ketiganya semalam, Alvandra akan menjemput di rumah. Ia tidak bisa langsung menuju ke sekolah saat jam pulang Rava, karena lagi-lagi ada meeting pagi ini. 

Kini, sudah setengah jam kedua manusia itu menunggu kedatangan Alvandra. Namun, laki-laki itu tak kunjung datang. Padahal janjinya dia akan datang setelah jam 10.45 dan sekarang sudah jam 11.34

Sedari tadi Rava pun sudah tak sabar dan terus menengok ke kanan dan kiri. Mengecek apa mobil Alvandra sudah terlihat atau tidak. 

"Tunggu dulu bentar ya. Mungkin Papa Rava kejebak macet," ucap Zahra menenangkan. Perasaannya juga mulai khawatir. Takut hal buruk terjadi pada Alvandra. Dulu kalau memang laki-laki itu masih ada urusan atau terjebak macet pasti dia akan menghubunginya. Namun kini tidak. 

Ia mengambil ponselnya di dalam tas kemudian memutuskan untuk menelepon Alvandra namun hanya suara operator yang terdengar. Artinya nomor lelaki itu tidak aktif. 

Saat hendak mengirim chat pada lelaki itu, perhatiannya teralihkan ke notif yang baru saja muncul, berita kecelakaan. 

Karena membaca judul berita itu, Zahra penasaran dan pada akhirnya wanita itu memencet  link berita tersebut. 

News.com.

Telah terjadi sebuah kecelakaan tunggal yang cukup parah, pagi hari ini pukul 09.11. Satu mobil mewah berwarna hitam yang dikendarai oleh seorang CEO perusahaan Alvarendra yang bernama Alvandra, ia mengendarai mobil dengan kecepatan 100km/jam.

Mobil Alphard hitam tersebut terbalik beberapakali. Untungnya seseorang yang mengemudikan mobil tersebut tak terlempar.

Kecelakaan tersebut terjadi diduga karena seseorang yang mengemudinya kurang konsisten dan menghindar dari hewan yang tiba-tiba menyebrang.

Zahra menutup mulutnya tak percaya, wanita itu menggelengkan kepala membaca nama korban di berita tersebut. Nggak mungkin, ini pasti bukan Alva. batinnya tak ingin peraya.

Menekan tombol kembali, Zahra hendak menelepon nomor Alvandra lagi. Tetapi gagal ketika sebuah nomor tak dikenal meneleponnya.

"Halo, dengan Ibu Zahra?" 

"Iya, dengan saya sendiri. Ini siapa ya?"

"Saya Arkan Bu, salah satu karyawan kepercayaan Pak Al di kantor. Saya ingin memberitahukan kepada Ibu, bahwa Pak Alva mengalami kecelakaan lalu lintas. Saya mengabari Ibu karena saya tahu hanya Ibu yang peduli dengan pak Alvandra saat ini."

"Ibu bisa segera ke rumah sakit **** sekarang juga."

"O-oke, saya ke sana sekarang, terima kasih sudah mengabari saya."

Setelah panggilan terputus, Zahra mundur beberapa langkah lalu duduk di kursi yang tersedia di terasnya. Wanita itu sudah tak sanggup menahan bulir air mata yang berkumpul di matanya. Dadanya sesak. Bahkan menelan saliva pun agaknya sulit seperti ada batu di tenggorokannya. 

Alvandra (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang