Chapter 63

5.4K 471 111
                                    

Ini chapter baru. Sebelumnya, mau ngasih sesuatu ke readers yang nggak sempat baca part yang udah di revisi.

Alvandra, manggil Zahra; Ayra.

Nama Alvandra; Alvandra Fahri Alfiansyah Alvarendra.

Nama Zahra: Ayra Zahra Azkayra V.

Nama Rava: Rava Nizama Rayyan V.

Satu lagi, Gaya bicara Zahra dan Alva; Saya-kamu.

Alur, nggak berubah.

Oke sudah.

Happy reading!


Di dalam kamar tersebut, Alvandra tak langsung bersuara. Melainkan menatap dua orang yang sangat ia sayangi itu sejenak.

Baru saja ia membuka mulutnya hendak berbicara, anak kecil menggemaskan yang sedang sakit itu berteriak antusias ketika melihat dirinya. "Om Al!"

Lantas, Zahra yang sedang sibuk mengusap-usap lembut kepala anaknya mengalihkan pandangan ke arah pintu. Melihat Alvandra, buru-buru perempuan itu berdiri dan menampilkan senyum tipis.

"Udah lama?" tanyanya.

"Belum." Alvandra mengayunkan langkah kakinya mendekati ranjang.

"Rava udah minum obat?"

Rava menggeleng. "Ava mau minum obat, kalau om Al udah ada."

"Itu dianya udah ada, jadi Ava sekarang minum obatnya gih."

Bukannya membalas perkataan ibunya, Rava malah memanggil Alvandra. "Om Al."

Alvandra mengangkat sebelah alis. "Ya?"

"Boleh minta tolong nda?" tanyanya. Tentu saja mengundang tatapan curiga dari Zahra. "Jangan aneh-aneh, Ava."

Alvandra berjalan dibelakang tubuh Zahra, beralih duduk ditepi ranjang yang ditempati mantan istrinya tadi. Tangannya bergerak mengusap kepala Rava. "Minta tolong apa?"

"Ava mau minum obatnya disiapin om Al, ngga papa kan? Ngga ngelepotin kan?"

Mendengar itu, Alvandra dibuat menyunggingkan senyum. "Boleh."

Tatapan laki-laki itu beralih kepada Zahra yang menghela napas lelah. "Apaan?" tanya perempuan itu sinis.

"Obat Ava mana? Ohiya, kamu tidak perlu iri begitu. Saya tidak akan merebut Rava." Alvandra tahu, Zahra kesal. Karena anak mereka lebih memilih dia yang menyiapkan obat, dibanding ibunya sendiri.

Zahra berpikir, Rava belum tahu bahwa laki-laki itu ayahnya saja sudah begini. Apalagi kalau sudah tahu.

Dengan perasaan sedikit kesal, Zahra mengambil sebuah nampan berisi bubur, air, juga obat di atas nakas. Lalu memberikannya pada Alvandra. "Ini."

"Di suruh makan bubur dulu, baru minum obat," tuturnya.

Alvandra hanya membalas dengan anggukan. "Rava makan bubur dulu." Ia menyuapkan sesendok bubur ke arah mulut Rava.

Alvandra (END)Where stories live. Discover now