Chapter 44

30K 1.5K 140
                                    

Kalian nemu cerita ini dari mana aja nih? Tiktok? rekomendasi dari teman? atau dari mana?

Happy reading🖤

Saat ini, Zahra dan Rava sudah masuk ke dalam pesawat, mereka menunggu pesawat yang mereka tumpangi itu, terbang.

Zahra sibuk melamun, menatap jendela pesawat.

"Das Flugzeug ist am 21. Juni 2021 in den frühen Morgenstunden zum Abflug vom internationalen Flughafen Hamburg bereit." Suara co-pilot mengarahkan lewat radio sembari mengecek radar navigasi.

(Pesawat siap take off meninggalkan Humberg international, dini hari, pada tanggal 21 Juni 2021.)

"Willkommen auf dem Lion Air-Flug 156. Wir hoffen, Sie genießen eine Reise, die ungefähr sechzehn Stunden dauern wird take. Deutschland nach Indonesien. Bitte legen Sie Ihren Sicherheitsgurt an, bevor sich der rote Gurt ausschaltet, danke." ujar co-pilot menyambut para penumpang.

(Selamat datang di pesawat penerbangan Lion Air 156, kami harap anda akan menikmati perjalanan yang akan menempuh waktu selama kurang enam belas jam. Jerman menuju Indonesia. Dimohon untuk mengenakan sabuk pengaman sebelum tanda merah sabuk dimatikan, terima kasih.)

Para pramugari berjalan ke sana-kemari melewati barisan kursi, melihat apakah para penumpang menemukan kesulitan dalam pemakaian sabuk pengaman.

Zahra dan Rava benar-benar akan pulang ke Indonesia, tanah kelahiran Zahra.

Mata Zahra masih sibuj melihat keluar jendela di mana pesawat berjalan untuk lepas landas, dan melamun memikirkan sesuatu yang ia lihat tadi sebelum masuk ke dalam pesawat.

"Kenapa orang itu, mirip banget sama dia," tanya Zahra dalam hati.

                           ***

Seorang wanita, dengan pakaiannya yang seksi, tengah berada di atas taksi. Ia akan segera mencari pekerjaan yang membuatnya menjadi kaya kembali.

"Gue harus cepet-cepet bales perbuatan Alva sama gue, tapi gue belum punya uang buat itu. Apa gue daftar jadi ...," ucap Faras dalam hatinya.

Yap, seorang wanita itu adalah Faras. Kini, ia sedang mencari pekerjaan yang gajinya tinggi dan mampu membuat ia balas dendam pada Alvandra.

Keluarganya memang berasal dari orang berada, tapi untuk apa ia ke sana? Paling ia hanya akan mendapat cacian oleh keluarganya sendiri. Mereka sudah sangat jijik pada dirinya.

Setelah memikirkan ia akan bekerja dimana, ia segera memberitahu Sopir taksi untuk mengantarnya ke tempat itu.

Beberapa menit kemudian, akhirnya ia sampai di tempat tujuan, Faras segera masuk ke dalam setelah membayar sopir taksi itu dengan sisa uangnya.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya seseorang yang menyambut.

"Di sini ada lowongan kerja?" tanya Faras pada wanita di depannya itu.

"Kerja apa ya?"

"Emm, terserah saja," ucap Faras setelah berpikir sejenak.

"Kami saat ini membutuhkan pekerja baru. Kalau mau mendaftar, bisa ke ruangan Pak bos saja," ujar wanita bernama Lara itu.

Faras mengangguk. "Baik, bisa antarkan saya ke ruangannya?" Setelah itu, kedua wanita itu pun berjalan masuk ke ruangan pemilik club.

Tok tok tok

"Masuk!" teriak seseorang dari dalam, Faras membuka pintunya lalu menghampiri pemilik club itu.

Yap, saat ini Faras berada di salah satu club yang ada di Jakarta.

"Ada apa?" tanya laki-laki itu yang melihat Faras menghampirinya.

"Apa bapak membutuhkan pekerja baru? Saya bersedia, jika memang bapak ada lowongan," tanya Faras santai.

Laki-laki yang merupakan pemilik club itu memandang Faras dari atas ke bawah. "Iya, saya membutuhkan pekerja baru di club ini. Tapi, harus ada seleksi dulu," jelas Laki-laki itu.

"Oke."

                          ***

Setelah perjalanan yang cukup lama, akhirnya Zahra dan Rava sampai juga di Indonesia.

Mereka sedang mencari keluarga yang katanya datang ke bandara untuk menjemput.

"Mama!" panggil Zahra pada seorang paruh baya yang ia yakini adalah Ibunya.

Hani yang merasa seseorang memanggilnya dan mengenal suara itu, membalikkan tubuh.  "Ara, ya ampun. Mama kangen banget sama kamu!" Ibu paruh bayah tersebut memeluk anaknya erat. Yang hampir tiga bulan ini tak bertemu.

Setelah itu, terjadilah aksi peluk-pelukan.

---

Sekarang ini, keluarga Zahra itu berada di sebuah restoran dekat bandara untuk makan malam.

"Jadi setelah ini, kamu mau kerja atau fokus sama Rava saja, Ra?" tanya Hardi setelah mereka selesai dengan kegiatan makan malamnya.

"Aku kerja aja di perusahaan Papa deh," ucap Zahra membuat Hardi mengangguk-anggukkan kepala setuju.

"Oke, nanti Papa yang bakal bantu kamu, semoga lancar ya."

"Amiin, makasih, Pa. Papa emang the best deh." Zahra terkekeh kecil. Yang menular kepada keluarga-keluarganya.

"Iya, yaudah sekarang udah malem, kita pulang aja ya? Kasian cucu-cucu Papa udah ngantuk semua," ujar Hardi saat melihat anak Naya, Salsa dan Zahra yang sudah menguap-uap sedari tadi.

Zahra mengangguk. "Iya."

Mereka semua pun segera keluar dari restoran, masuk ke dalam mobil masing-masing.

---

Di kamar bernuansa biru dan terisi beberapa boneka Doraemon itu telah ditempati kembali oleh pemiliknya. Setelah sekian lama di tinggal.

Zahra dan Rava, sudah ada di kamar tersebut. Bersiap-siap untuk tidur karena jam sudah menunjukkan pukul 22.00

"Mama," panggil Rava. Lantas Zahra menoleh dan menatapnya. Seolah-olah bertanya 'Kenapa?'

"Esok, kita jalan-jalan ya." Anak itu menatap ibunya dengan pandangan memohon.

(Besok, kita jalan-jalan ya.)

Zahra mengembangkan senyumnya. Ia gemas sekali dengan anaknya itu, ingin sekali mencubit dan mencium pipinya. Dia mengangguk. "Sip! Sekarang Rava tidur ya? udah tengah malem, udah baca doa kan?"

Rava mengangguk.

"Good!" balas Zahra. Dia lalu merebahkan tubuhnya yang diikuti oleh Rava.

Anak laki-laki yang dibalut dengan piyama tersebut memposisikan tubuhnya ke samping, memeluk ibunya.

Zahra membalas pelukan Rava. Tangan putih nan bersih itu mengusap punggung seorang anak kecil dengan lembut agar cepat terlelap.

Beberapa menit kemudian, ibu dan anak tersebutpun mulai terlelap dan masuk ke alam mimpi masing-masing.

Jangan lupa di vote🖤

Chapt ini  Alva nya nggak muncul nih.

Alvandra (END)Where stories live. Discover now