Chapter 40

35K 1.6K 116
                                    

Halo sebelumnya maaf ya baru update lagi.

Tapi untuk chapter yang seharusnya ku update kemarin bakalan ku up kok🥰

Happy reading🖤

Dengan langkah pelan Zahra berjalan ke arah balkon kamarnya seraya memegang perut yang mulai terlihat membuncit. Sesampainya di sana Zahra langsung di sambut dengan angin malam yang menerpa wajah cantiknya.

Ia memutuskan untuk duduk di sana seraya mendengarkan musik yang membuatnya semakin merasa tenang.

Kepalanya mendongak menatap bintang-bintang yang bertaburan dengan indah di atas langit. Lalu, dia menunduk lagi, menatap perutnya, mengelus lembut.

"Kandunganku sekarang udah tiga bulan Al, andai aja kamu nggak selingkuh, pasti sekarang kita udah nyiapin nama buat anak kita. Sama seperti waktu aku hamil Vanara."

Perempuan tersebut melamun. Sampai di mana seorang nenek-nenek datang memanggilnya. Mengelus rambut panjangnya yang terurai indah.
"Sayang." Zahra menolehkan kepala.

"Are you okey, Nak?"

Perempuan yang di beri pertanyaan itu menggeleng pelan. "No, aku inget dia lagi, Oma."

"Sabar ya? Melupakan seseorang yang kita cintai dan pernah membuat kita bahagia memang susah. Oma bakalan bantu kamu terus, jangan banyak ngelamun gini dong, emang mau kesurupan?" ujar Hasika lalu menarik tubuh cucunya, memeluk erat.

"Iya Oma, Opa mana?" tanya Zahra kala pelukannya mulai terlepas.

"Opa, udah tidur. Gimana kalau kita tidur bareng?" ujar Hasika kembali mengelus rambut Zahra penuh kasih sayang.

Zahra mengangguk.

"Yaudah ayo kita masuk sekarang. Nggak baik ibu hamil di luar malem-malem." Zahra hanya mengangguk kecil.

Mereka berdua berdiri, mulai melangkah masuk ke kamar Zahra sewaktu masih berumur di bawah lima tahun.

"Yaudah, sebelum tidur. Baca doa dulu," ujar Hasika setelah mereka sudah menaiki ranjang.

"Mau Oma bacain dongeng, nggak?"

Zahra lantas mencemberut bibirnya. Di kira dia masih kecil apa yang harus di bacain dongen sebelum tidur. "Aku bukan anak kecil lagi, Oma."

"Tapi Oma masih anggep kamu cucu kecil Oma, yang sebelum tidur harus Oma bacain dongeng dulu." Hasika terkekeh pelan mengingat ketika cucunya masih tinggal di Jerman.

"Emm ... iya deh Oma, aku ngidam," ujar Zahra setelah berpikir beberapa menit.

Hasika turun dari ranjang lalu berjalan ke lemari tempat dongeng Zahra di simpan sewaktu kecil.

Hasika membuka lemari buku dongeng milik Zahra, "Kamu mau di bacain dongeng apa?" tanya Hasika menatap Zahra.

"Buku dongeng Cinderellanya masih ada, nggak? Kalau ada itu aja, Oma."

"Dongeng favorit kamu masih Cinderella aja." Hasika terkekeh pelan lagi seraya mengambil buku dongeng tersebut untuk Zahra.

Lalu, dia kembali berjalan ke ranjang Zahra, duduk di tepi ranjang bersiap-siap untuk membacakan dongeng untuk cucunya, seraya mengelus rambut Zahra penuh kasih sayang.

"Udah berdoa kan?"

"Udah kok."

Hasika hanya tersenyum lalu mulai membacakan dongeng untuk Zahra. Yang tentu saja membuat perempuan itu cepat tertidur.

                              ***

Di sisi lain, sepasang suami-istri nampak berdebat akan perceraian mereka yang tinggal menunggu waktu.

Alvandra (END)Where stories live. Discover now