58 - Karma dibayar kontan

18.3K 1.5K 27
                                    

Kayana terbangun dengan perasaan riang. Ah-dia sebenarnya nggak berencana modus sampai segitu nya. Dia murni ketiduran,jadinya dihitung nggak disengaja dong! Meskipun dari awal dia memang berniat untuk menginap disini.

Kayana mengendus-endus wangi Adrian yang memanjakan hidung, ini cowok mau mandi pakai sabun cuci piring pun bakalan tetap wangi bagi Kayana. Nama nya juga sudah terlanjur bucin, segala hal tampak baik dimata nya.

Kayana sangat menyukai bagaimana Adrian terasa sangat pas dipelukannya, belum lagi lengan kokoh pria tersebut yang selalu merengkuhnya dan mengelus lembut punggung nya. Rasa-rasa nya Kayana pengen cepat-cepat dihalalin, tapi ya nggak bisa. Masih banyak step yang harus mereka lalui, lagipula ini permintaan Kayana supaya mereka tunangan dulu saja. Setidaknya Kayana ingin menyelesaikan pendidikan nya terlebih dulu, dari pada dia terlanjur menikah terus kedepannya bakalan dihujat massa. Masa istri dosen paling jenius, kuliah nya malah nggak lulus-lulus! kan bisa berabe.

Singkatnya dia masih belum siap kena hujat, Adrian ini superior. Karir nya bagus, masa depan juga tertata, berbeda jauh dengan Kayana yang masih mengejar gelar sarjana. Ibaratnya Kayana ini baru saja menetas, dia masih ingin merasakan dunia kerja, menerima gaji pertama ataupun sekedar jalan-jalan keluar kota bersama sahabatnya, dia masih ingin merasakan semua itu.

Setidaknya saat menikah nanti, Kayana nggak ingin ada penyesalan kenapa dulu dia nggak mencoba ini itu? Lagian juga nggak lama kok, setelah lamaran dia ingin magang dulu di perusahaan kosmetik seperti yang Kayana idam-idamkan. Cuma 6 bulan, Kayana yakin Adrian pasti memaklumi keputusannya tersebut.

Saat melek, Kayana langsung keki sendiri. Ternyata yang memeluknya sedari tadi bukan Adrian, melainkan bantal yang sengaja pria itu letakkan dikedua sisi tubuhnya, pantas saja rasanya nyaman serasa dipeluk!

Saat bangkit duduk, Kayana mengecek jam di atas nakas. Sekarang sudah pukul sepuluh lewat, kalau begini gimana cara nya dia menjadi istri yang berbakti! Sekali nya molor di tempat Adrian malah bangun siang, tapi gimana nggak bangun siang coba. Tidurnya sambil di elus-elus begitu, ya nyenyak dong!

Saat keluar dari kamar, ruang tamu sudah kelihatan kosong. Barangkali pria tersebut sudah berangkat kerja,seingatnya Adrian ada jadwal mengajar pagi ini.

Saat berjalan ke arah dapur, sudah terhidang nasi goreng dan segelas jus jeruk diatas meja. Saat Kayana menyentuh pinggiran piring nya ternyata sudah tidak hangat lagi, pasti pria tersebut memasak nya pagi-pagi sekali.

Selesai makan, Kayana beranjak menuju kamar mandi. Ingin gosok gigi dan cuci muka dulu, mandinya nanti saja. Dia masih mager, pagi-pagi begini kesentuh air pastinya dingin banget, bisa aja sih dia hidupin water heater. Tapi kesannya kayak kurang ajar banget nggak tuh seenak perut mengotak-atik rumah orang?

"Astaga!"

Kayana buru-buru menutup pintu kamar mandi, kemudian mengintip sedikit. Memastikan penglihatannya nggak salah.

"Bilang dong mas, kalau lagi ganti baju!" hardik Kayana tanpa sadar.

"Yaampun, justru kamu yang bikin mas kaget. Main nyelonong masuk begitu, pastiin dulu ada orang apa enggak."

Adrian balas mengomel dari balik pintu, membuat Kayana segera menutup rapat pintu. Takut semakin di omelin.

"Siapa suruh pintu nya nggak dikunci!"

Salah Adrian juga sih, dia sudah terbiasa hidup melajang sampe nggak sadar kalau dirumah nya sekarang sudah ada dua orang. Dia dan sang pacar.

"Udah nih" seru Adrian kemudian menarik gagang pintu, wajah Kayana sampai tertekuk karena menahan malu.

Skripsi atau Resepsi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang