52 - Pasrah?

21.9K 1.7K 53
                                    

Hi guys, jadi untuk part ini rating nya sedikit naik ya,tapi gak sampai 17+ kok xixi. Bagi yang kurang nyaman membaca nya mungkin khusus bagian itu bisa diskip aja. Happy Reading semuanya!

***

"Kay." panggil Anne lembut.

"Iya mi.." Kayana menjawab dengan suara lemah sambil berusaha mengatur napas nya, perutnya keram saking cemas nya. Rasanya seperti ingin menangis ditempat.

Mana ada sejarahnya cewek menyerang cowok duluan? ketahuan camer pula! malu saja gak cukup untuk menggambarkan perasaan nya saat ini. Rasanya dia ingin mengubur diri sendiri hidup-hidup saking malu nya!

"Gak usah cemas gitu." ujar Anne tenang,namun respon tubuh Kayana sebaliknya. Dia cemas luar biasa, rasa nya seperti makan buah simalakama. Apapun respon tubuhnya saat ini tetap salah, terlalu cemas akan menimbulkan kecurigaan yang besar dari calon mertua nya. Tapi terlalu tenang pun gak bisa, kesannya dia kayak gak punya etika setelah ketahuan apa-apain anak orang.

Kayana hanya menunduk  sambil melipat buku-buku jarinya, Adrian yang melihatnya ketakutan cuma berbisik disebelah nya. Tidak ada pembelaan yang keluar dari mulut pria tersebut.

"yang sabar ya" bisik nya sok prihatin, dasar pacar kampret.

"Kalian udah sama-sama gede ya Kay,rasa nya mami gaperlu ceramahin kalian kayak anak abg lagi. Seharus nya kalian tahu batas, sama-sama harus jaga diri. Terakhir mami pergokin kalian berduaan di apartemen dan sekarang ini. Pusing mami lama-lama lihat kalian, tinggal nikah aja apa susahnya sih?" keluh Anne sambil memijat pelipisnya.

"Boleh mi.." sahut Adrian di sebelah nya terlalu bersemangat.

Kayana refleks mencubit pinggang pria tersebut, mulut pacar nya perlu di review ulang nih. Suka ngomong ga tau tempat.

Melihat anak dan calon menantunya malah adu mulut, Anne langsung pusing tujuh keliling. Secara refleks ia menggeplak meja untuk mendiam kan mereka berdua, sontak Kayana langsung tutup mulut.

Adrian juga langsung kicep, takut dikutuk jadi batu.

"Kalian tuh ya, anak muda zaman sekarang. Kalau dibilangin suka bandel, mami nikahin ajalah kalian berdua. Kay, mana nomor mama kamu?"

Kayana menelan ludah sambil menyerahkan ponsel nya ke Anne. Perasaan nya langsung campur aduk. Tamat sudah riwayatnya, done!

Apalagi kalau Kiran sampai tahu, sudah pasti dia bakalan dimasukkin ke pondok pesantren saat ini juga.

"Kalian masuk dulu, deh. Pusing liat kalian berantem mulu, mami mau hubungin mama kamu dulu Kay."

Kayana merebahkan kepala nya disofa sambil menunggu Anne selesai berbicara ibu nya, kucing-kucing gemas peliharaan Anne langsung berhambur ke pelukannya.

Sambil mengelus-elus bulu mereka, Kayana berusaha mengurangi kecemasan nya.

Rasanya dia sedikit takjub, karma menghampiri nya terlalu instan. Belum sampai satu hari setelah ia melakukan dosa, tuhan langsung memberinya cobaan hari itu juga. Setelah ini ia akan banyak-banyak berdoa, supaya jalan hidup nya tetap lurus. Punya teman biadab kayak Lisa dan Bagas, hidupnya gak mungkin lurus. Setidak nya dengan Kayana rajin berdoa, dia tidak kecipratan dosa dua sahabat kampretnya.

Kayana menghela napas, kemudian mengusap-usap perut kucing dihadapan nya.

Disebelahnya, Adrian cuma ketawa-ketiwi sambil menonton tv kayak orang gak punya beban. Sedangkan Kayana sudah cemas setengah mampus

"Gausah overthinking. Kan tinggal nikah doang" celetuk Adrian sambil mengunyah keripik.

Kayana langsung melotot.

Skripsi atau Resepsi [END]Where stories live. Discover now