30 - First Date (3)

27K 2.1K 23
                                    

Sesampainya dimobil,Kayana langsung mengelus-elus perutnya yang terasa lapar setelah energinya terkuras habis selama dibioskop tadi.

Bagaimana energinya tidak terkuras habis,selama film diputar tenggorokannya serasa mau lepas karena berteriak-teriak histeris. Jumpscare nya ga main-main! Seriusan dibioskop tadi dia berasa babysitting bocah! Sepanjang film dia harus menenangkan bayi besar bernama Adrian ini sekalian.

"Kay." panggil Adrian dengan tampang lesu nya. Karena sepanjang film tadi banyak sekali adegan berdarah-darah pria disebelah nya ini sampai pucat pasi dan Kayana baru tahu bahwa Adrian phobia darah saat mereka menonton film tadi,padahal saat mengobati luka Kayana dulu Adrian tampak baik-baik saja.

"Hmmm...kenapa?" Tanya Kayana lembut.

"Peluk saya dong." Adrian tampak terduduk lesu dibangkunya.

"Masih takut?" Tanya Kayana.

"Banget." jawab Adrian tak bersemangat, lalu Kayana pun merapatkan tubuhnya ke Adrian dan merengkuh pria besar tersebut kedalam pelukannya.

Saat memeluk Adrian, Kayana baru sadar bahwa ukuran tubuhnya tidak sampai seperempat tubuh Adrian padahal Kayana itu gembul loh! Rupanya Adrian ini perawakannya cukup tinggi dan tegap untuk ukuran pria Indonesia pada umumnya.Apalagi saat ini Adrian sampai harus membungkuk untuk mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan Kayana.

5 menit..10 menit...15 menit..

-for God's sake, mereka sudah seperempat jam dalam posisi seperti ini dan Adrian kelihatan kalem saja didalam pelukannya. Sebenarnya ini orang beneran takut atau cuma modus sih!

"Romantis banget ya kita,kayak bapak sama anak." celetuk Kayana sengaja merusak suasana.

Seolah tersadar,Adrian pun menghela nafas pelan lalu mendongakkan wajahnya dari ceruk leher Kayana,sehingga jarak wajah mereka jadi cukup dekat dan Kayana bisa mendengar deru nafas tenang dari Adrian serta mata pria tersebut tampak terpejam.

-Loh?Ketiduran? Pinggang Kayana sudah pegel banget loh ini! Pantas dari tadi diam-diam saja!Mentang-mentang badannya gembul dan empuk seperti spring bed bukan berarti Kayana itu kasur! Kalau mau tidur ya dirumah lah,sengaja banget ya tidur sambil dipeluk-peluk cewek!

"Pak,bangun dong..saya laper." Kayana menggoyangkan pelan lengan Adrian.

Bukannya terbangun,Adrian malah merengkuhnya lagi. Kali ini lebih erat, lalu menempelkan wajahnya diceruk leher Kayana sehingga dia merasa geli karena bulu-bulu halus yang tumbuh disekitar wajah Adrian!

Kayana ini perempuan tulen loh,kalau semisalnya Adrian lupa! Dia juga bisa deg-degan kalau Adrian ndusel dileher nya terus-terusan begini! Belum lagi aroma parfum yang menguar dari tubuh Adrian cukup menggoda, dia takuttakut khilaf. Tolong!

"Duh,laper" gerutu Kayana sedikit keras supaya Adrian segera terbangun,posisi seperti ini jelas tidak aman untuk jantungnya.

"Laper?" Tanya Adrian yang langsung tersadar lalu membuka matanya yang tampak memerah persis seperti orang bangun tidur.Sembari mengusap matanya pelan, Adrian mengecek jam dipergelangan tangannya. 

"Saya ketidurannya lama ya?" Tanya Adrian lalu memperbaiki posisi duduknya seperti semula, barulah Kayana merasa lega luar biasa.Berpelukan hampir setengah jam begitu semoga saja pinggangnya nggak encok!

"Engga kok,cuma satu jam." sindir Kayana sengaja,namun Adrian hanya merespon dengan wajah lempeng nya pura-pura tak berdosa.

Kayana langsung menguncir rambut panjang nya,merasa cukup gerah setelah berdempetan hampir setengah jam tadi seperti ikan sarden!

"Sini saya bantu ikatin rambut kamu." tawar Adrian super peka setelah melihat Kayana yang kewalahan menguncir rambut panjang nya.

"Bisa emang?" Tanya Kayana sangsi.

Skripsi atau Resepsi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang