25 - Berantam?

32K 2.4K 36
                                    

You have 1 new message

From : Adrian Pramudya

"Hari ini kita ke lab ya,saya perlu lihat metoda uji kamu. Saya tunggu dilab jam 12 siang."

Kayana terbelalak kaget saat membaca notifikasi pesan dari Adrian. Refleks tubuhnya langsung melompat dari kasur, rasanya nyawa yang tadi baru terkumpul setengah dipaksa untuk sadar sepenuhnya.

Tuh kan, sinting!

Membuat janji h-30 menit itu nggak make sense sama sekali. Timbang mahasiswa paling aktif se-Universitas Pelita pun nggak bakalan ada yang namanya mahasiswa  standby dari pagi dikampus kecuali sudah membuat janji sebelumnya.

Seriusan deh, dia pengen nangis saking keselnya!

Belum belajar, belum nyiapin bahan apa-apa juga! Itu orang dari dulu memang paling hobi bertindak sesuka hati. Disangka jarak dari rumahnya kekampus itu ditempuh dengan berjalan kaki?

Harus banget inspeksi dadakannya siang ini? Dia bahkan belum sempat merapikan meja lab sehabis penelitian kemarin, saking nggak ketemu-ketemu hasil yang diinginkannya kemarin. Kayana pulang dalam keadaan merana, meskipun tinggal mengangsur bab akhir. Tapi,, Adrian itu kritisnya minta ampun, minta di validasi ulang lah, di replikasi lah, di cek sudah akurat atau belum. Ya Tuhan, sumpah ya itu orang satu rese amat!

Bisa mampus dia kalau ketahuan bekerja nggak sesuai SOP, apalagi sang Dosen sudah berbaik hati mengizinkan Kayana untuk menggunakan alat lab pribadinya.

Seriusan, dia pengen nangis! Seketika merasa nggak sanggup membayangkan ekspresi terkejut sekaligus murka yang akan Adrian tampilkan saat mengetahui meja kerja nya kacau balau.

Segera Kayana raih handuknya dan mandi secepat kilat. Setelah memoles wajahnya sedikit, Kayana langsung pergi kekampus. Tapi seperti biasanya, Jakarta selalu menjadi orang ketiga. Ditengah-tengah perjalanan, ban motor ojol yang ditumpanginya mendadak bocor dan Kayana terpaksa melanjutkan perjalanan nya menggunakan angkutan umum.

Good heavens!

Kondisi busway nggak kalah menyesakkan dari jalanan Jakarta siang ini, alhasil dia terpaksa berdempet-dempetan selama perjalanan. Kayana yakin sesampainya dikampus sudah pasti badannya bau kambing!

"Kamu telat 3 menit menit" komentar Adrian sarkas  sesampainya Kayana didepan lab.

"Macet...pak..." sahut Kayana ngos-ngosan. Tubuhnya basah oleh keringat, beberapa helai anak rambutnya tampak lengket dan menempel didahi.

"Loh, kan nggak salah saya kalau kamu kena macet! Siapa suruh pergi nya mepet-mepet waktu. Saya bahkan sudah menginfokan kamu lebih awal. Harusnya kamu lebih aware dan standby dikampus. Lagian kamu sibuk apasih? penelitian mu kan sudah selesai." omel Adrian.

"Kamu kenapa pake sendal?tau tata tertib laboratorium kan?kalau kaki kamu kena cairan kimia siapa yang mau tanggung jawab?"

"Oh..iya maaf pak." cicit Kayana.

Kayana buru-buru mengganti sendalnya dengan sepatu khusus laboratorium.

"Sudah lengkap semua?atau saya perlu menunggu setengah jam lagi supaya kamu siap-siap?" tanya Adrian dengan tatapan menghakimi.

Kayana mengangguk pasti. "Sudah lengkap pak."

Adrian menghembuskan nafasnya keras, tanda jengkel.  "Seharusnya kamu ke lab itu sudah well prepared." ucapnya melunak.

"Kok mejanya-?" ucap Adrian kaget sesampainya mereka dilaboratorium.

"Segera saya bersihkan pak." Kayana buru-buru membersihkan meja kerjanya, membuang perlengkapan yang sudah tidak diperlukan lagi ke tempat sampah, dan mengembalikan perlengkapan yang tidak digunakan ke tempat semula.

Skripsi atau Resepsi [END]Where stories live. Discover now