27 - Luluh?

29.5K 2.7K 69
                                    

Kayana merasakan suasana yang berbeda begitu memasuki kamarnya. Ada jeda beberapa saat setelah dia membuka pintu. Menemukan sebuah buket bunga diatas meja belajarnya tentunya menjadi pemandangan yang biasa. Bahkan hal tersebut nggak pernah terlintas dibenaknya.

Rasa-rasanya dia nggak membuat pencapaian apapun belakangan ini, dikata abangnya sok-romantis sampai membelikan Kayana buket bunga.  Rasanya mimpi aja, boro-boro membelikan buket bunga. Dikasih jajan rutin tiap bulan saja syukur.

Mendadak Kayana jadi overthinking. Apa jangan-jangan kamarnya kemasukan maling? tapi maling macam apa yang nyelonong masuk ke rumah orang malah ninggalin bunga.

"Ma, kok dimeja belajar aku ada bunga?" tanya Kayana pada ibunya yang kebetulan lewat didepan kamarnya.

"Oooh, itu kemarin Adrian yang nganterin ke sini. Dia nyariin kamu tapi karena kamunya lagi ga dirumah jadinya dia ga mampir cuma anterin itu doang abis itu langsung balik.Oh, iya Adrian juga bawain cake buat kamu, udah mama taro didalam kulkas."

Kayana langsung membuka pintu kulkas dan terkejut saat melihat cake yang diberikan oleh Adrian.

Asli deh!, kuenya gemes amat. Rasanya dia nggak tega buat memakan. Takut merusak estetika kue yang sudah dihias sedemikian rupa ini. Kue nya dihias dengan stroberi yang dibentuk seperti bentuk hati.

Melihat kedermawanan sang Dosen,mau nggak mau  Kayana jadi menaruh prasangka.

Ini orang kalau niat nya cuma memberi, harusnya gaperlu ngasih kue yang dihias love-love segala, cukup ngasih kue biasa saja. Bolu pandan kek, atau bika ambon. Kalau ngasih cake begini, kesannya kayak ada maksud tersembunyi. Ya nggak sih? apa jangan-jangan dia kepedean?

Apa jangan-jangan itu orang dapet musibah? dan saking mau tobatnya sampai ngasih ini itu ke orang yang dizalimi, biar hidupnya dipermudah?

"Kemarin, Adrian kesini nya jam berapaa mah?" tanya Kayana menghampiri ibunya.

"Hmmm...jam berapa ya?sore atau siang kali?pokoknya film getaran cinta lagi tayang."

Oh, sore berarti.

Mau nggak mau Kayana jadi sedikit baper, apa jangan-jangan Adrian merasa khawatir karena sudah semingguan ini Kayana menghilang dari peredaran. Ah, masa sih?

Jangan sampai karena kelamaan jomblo, jiwa-jiwa ngenesnya ini demen membayangkan hal yang enggak-enggak, yang namanya berharap sama cowok itubakalan  lebih banyak sakitnya. Dia nggak boleh berharap! bisa jadi ini cowok cuma kebetulan sedang lebih 'baik' aja dibanding biasanya.

Ah, mau nggak mau dia merasa cocoklogi dengan kejadian kemarin. Dimana dia memergoki Adrian sedang membeli cake dan bunga saat dia dan Bagas sedang nongki cantik di warung bakso.

Mendadak tubuhnya menunjukkan gejala hipertensi kembali, tubuhnya panas dingin plus jantungnya deg-degan nggak karuan.

Ini cowok nggak lagi kerasukan, kan? kok tiba-tiba jadi beda orang.

Memang sih, satu minggu belakangan ini sifat Kayana berubah drastis. Selain karena sakit hati, rasanya dia masih sangat kecewa dengan hasil penelitiannya yang dipandang sebelah mata oleh Adrian. Kesannya dia se-nggak becus itu sama kerjaan sendiri.

Seperti kata pepatah memaafkan belum tentu melupakan. Nah, perasaan semacam itulah yang Kayana rasakan sekarang. Rasanya masih rada-rada nyesek sewaktu teringat kejadian kemarin. Bukannya dia nggak pemaaf, tapi rasa sakit hatinya belum sembuh sepenuhnya.

Mendadak dia juga teringat saat dimana pria tersebut menolak perasaan nya mentah-mentah, meskipun kejadian itu sudah lama berlalu dan kesalahpahaman antara mereka juga sudah diselesaikan secara baik-baik.

Skripsi atau Resepsi [END]Where stories live. Discover now