5 - Midnight bersama Pak Dosen

47.9K 3.6K 59
                                    

"Kamu ngapain malam-malam begini dikampus?rajin amat." tanya suara dibelakang Kayana. Siapa lagi kalau bukan si tua-tua keladi,Adrian Pramudya.

"Itu ngapain bawa buku segede gaban. Haduh saat ini sudah ada teknologi bernama e-book.Katanya kamu generasi millenials tapi yang beginian aja kok gapaham ckck.." sindir Adrian, seolah tak pernah kehabisan energi untuk nyinyir.

Selain menambah wawasan, ternyata pulang dari Singapore juga menambah tingkat kenyinyiran pria disebelah nya ini.

"Mobil saya mogok pak,dari tadi gabisa distarter, saya gapaham harus diapain." gerutu Kayana, tangannya sibuk menekan tombol call yang entah keberapa kalinya di ponselnya.

Orang dirumahnya pada kemana sih,masa disituasi genting seperti ini tidak ada satupun yang merespon panggilan nya. Meskipun bukan anak yang berbakti, tapi seharusnya dia tidak dilupakan seperti ini juga! Apakah memang benar jika status sebagai anak tengah itu membuat kita jadi sering terlupakan?

"Panggil montir dong Kayana, kalau sakit hubungi dokter,kalau mobil rusak ya hubungi montir."

Kayana hanya mendengus, tidak menggubris ucapan Adrian barusan. Diladeni juga buang-buang energi,pria dihadapannya ini tidak pernah mau mengalah.

Untung saja Adrian dosen pembimbing nya, kalau bukan mungkin sudah dia timpuk dengan buku tebal ditangannya ini sedari tadi. Sudah dinyinyirin ga dibantuin pula. Mending diem!

"Kamu ngapain sendirian?Pacar kamu mana? Kok nggak ngebantuin." Adrian bertanya seolah tak tahu batas privacy, mau dia jomblo kek, mau pacarnya satu dua tiga empat, nggak ada urusan, keleus!

"Nggak ada pak." sahut Kayana datar.

"Maksudnya?" Adrian masih bertanya, lagi.

"Nggak punya pacar, pak." Kayana sengaja menjawab sesingkat, supaya pria dihadapannya ini tidak banyak bertanya.

"Katanya minggu kemarin siap lamaran."

"Hehe..."

"Kenapa nggak punya pacar?" tanya Adrian lagi,ya ampun kurang kerjaan banget!

"Nggak ada yang mau."

Bisa nggak sih ini makhluk tuhan untuk sementara pindah dulu ke planet mars atau kemana pun asal tidak bertemu dengan Kayana. Pusing banget,sumpah!

"Oh bilang dong, tapi saya ga heran sih kalau kamu nggak punya pacar,kamunya juga nggak bergaul. Saya tebak teman kamu pasti cuma si Lisa itu ya,yang selalu bareng kamu sejak jaman maba, bergaul lah sesekali, individual itu gabaik." Adrian ujung-ujung nya menceramahi.

Btw,ini nyinyiran nya mau sampai kapan ya?mood Kayana sudah cukup buruk karena mobil nya mogok, ditambah lagi mendengar omelan dari Adrian yang seolah nggak tahu kapan mau berhenti. Rasanya pengen nangis saja!

"Saya punya banyak teman kok.Ada temen sejurusan, teman satu organisasi, teman sekomplek. Bapak aja yang nggak kenal sama saya."

"Oh...organisasi yang kalau tiap rapat kamu sering kabur-kaburan itu ya" sindir Adrian lagi.

SKAKMAT

Ini cowok memang benar-benar ya, nyinyir nya ituloh gada habisnya! Apalagi fakta yang tidak perlu diumbar seperti itu, kenapa diungkit lagi?

"Sini kunci mobil kamu,coba saya cek." Adrian mengulurkan tangannya ke arah Kayana.

Sepertinya karena terlalu lelah diterpa ribuan referensi seharian ini,kinerja otak Kayana lebih melambat dari biasanya dan tanpa sadar Kayana malah mengulurkan tangannya balik ke arah Adrian, seolah menerima ajakan pria tersebut untuk berdansa.

Skripsi atau Resepsi [END]Where stories live. Discover now