XLI

4.4K 493 759
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND KOMENNYA!!

Tandai juga kalo ada typo, ya🤭

Tandai juga kalo ada typo, ya🤭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING!!
***

"Kenyang banget..." Dion berceletuk sembari mengusap perutnya. Makanan dihadapannya ludes tanpa sisa. Ia benar-benar kelaparan setelah membersihkan banyaknya toilet di SMA Nebula sebagai hukuman karena keterlambatan mereka datang ke sekolah tadi.

Dan melihat bagaimana perangai Dion, tangan Adelard terangkat memukul lengannya. "Ucap syukur dulu, kek. Langsung celetuk begitu, dikira bagus kali," tegur Adelard.

"Eh, lupa." Dion menyengir lebar. "Terima kasih, Tuhan. Makanannya semoga masuk dengan baik, ya," lanjutnya mengatupkan kedua tangan didepan dada.

Para Inti Phyatagas yang lain hanya melihat dalam diam saja, sudah terbiasa dengan apa yang barusan terjadi.

"Udah, 'kan? Ayo ke markas!" Alvio selaku ketua yang selalu mengambil keputusan akhirnya berdiri duluan. Memberikan tiga lembar uang ratusan pada si pemilik rumah makan kemudian berjalan keluar diikuti kelima Inti Phytagas dibelakangnya.

Motor-motor besar mereka yang berjejer didekat rumah makan itu lalu dikendarai dengan kecepatan normal, ikut meramaikan jalanan di siang hari dengan matahari bercahaya terang menghantarkan panasnya pada seluruh penjuru ibu kota.

"Ini panasnya gak ke tolong, Tuhan!" teriak Jeremy, mengeluh. Motornya berada di sebelah Draco—Sang Wakil—yang mengangguki hal itu.

"Perasaan tadi gue minum nutrisari dingin dua gelas, deh. Bisa-bisanya haus lagi," ujarnya ikut menambahkan.

Memang sangat panas. Semua orang akan merasakan hal itu. Lihatlah bagaimana orang-orang yang mengendarai kendaraan bermotor, semuanya berkipas tangan saat berhenti di lampu merah layaknya para Inti Phytagas.

Hembusan nafas lega lalu terdengar ketika motor mereka yang mengikuti sang Ketua berbelok ke jalanan banyak pepohonan besar. Huh, rasanya benar-benar adem, karena sinar matahari yang tidak terlalu terasa.

Namun, ditengah asiknya mereka berkendara. Mata para Inti Phytagas yang berkendara paling depan menyipit, menyadari sesuatu didepan sana. Sontak motor yang mereka kendarai langsung dihentikan.

"Gue kok gak tau kalo mau ada penyerangan dijalan ini?" ujar Draco dengan nada heran.

"Jangankan lo, gue yang tadi lewat aja gak liat ada tanda-tanda bakalan saling serang disini." Ravri menyahut sembari membuka helm-nya, memperlihatkan ekspresi penuh tanda tanya di wajahnya. "But, it's Felisleo, right? Tawuran sama siapa, tuh?" lanjutnya bertanya.

Seluruh pasang mata tiba-tiba menjadi tajam seketika untuk melihat lebih jelas siapa dan siapa yang saling lawan didepan sana. Dan selang beberapa detik kemudian kemudian, mata mereka melebar sempurna melihat sesuatu yang sangat tidak asing.

VINATTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang