...• XVIII •...

6.7K 530 49
                                    

Hai, balik lagi dengan Ana dan Grucula👋

Sebelum baca jangan lupa vote, dan juga ayo ramaikan komentar biar aku tambah semangat untuk next!!

HAPPY READING!
❤❤❤


Kepanikan terlihat diluar sebuah ruang inap dari rumah sakit kecil yang mana menjadi tempat para Inti Grucula membawa kanjeng ratu mereka.

Berita yang mereka dengar itu berhasil membuat jantung mereka seakan hampir berhenti berdetak saat itu juga.

Ana jatuh dari tangga? Mereka beranggapan itu hanya permainan kecil saja dari gadis itu, namun saat mereka sampai di tempat kejadian, Ana sudah pingsan dengan luka di kaki serta kepala-nya, dan gadis cantik itu tengah direngkuh oleh Adryan yang terlihat memanggil-manggil namanya sembari menepuk pelan pipi gembulnya. Tidak bisa mereka bayangkan bagaimana Ana sampai bisa jatuh seperti itu.

Leon beserta keempat inti Grucula membelalakan mata mereka. Tanpa kata, sang ketua dari Grucula itu langsung mengambil alih tubuh Ana agar berada dalam gendongannya, dengan Nimo yang juga bergerak cepat untuk mengambil mobil.

"Ly, gue takut." Itu adalah bisikan yang Leon berikan ditengah langkahnya membawa Ana ke mobil Nimo.

Dan sekarang, hampir setengah jam sudah mereka menunggu diluar. Didalam sana, Ana tengah diperiksa oleh seorang dokter perempuan ditemani dengan beberapa suster.

Jordy, Rio, dan Leno sedari tadi tidak berhenti bolak-balik dari tempat duduk mereka dan jendela ruang rawat inap untuk melihat apa pemeriksaannya sudah selesai atau belum. Mereka terlalu khawatir bahkan takut sesuatu terjadi pada Kanjeng Ratu mereka.

Kenapa lama sekali? Apakah luka Ana begitu parah? Apa Ana mengalami luka serius? Pertanyaan-pertanyaan itu berputar dikepala ketiga Inti Grucula itu.

Jordy menggigit kuku di jari jempolnya. Ketakutan itu sangat tidak bisa ia sembunyikan, terlihat sangat jelas dari raut wajah serta pancaran matanya.

"Kenapa lama sekali?!" geram Jordy. Ia sungguh sudah tidak tahan lagi ingin melihat Ana secepatnya.

Mendengar itu, Nimo yang tengah duduk dengan begitu tenang disebelah Leon langsung menghembuskan nafas kasar. Ia menatap datar pada Jordy. "Mending lo diam, Dy. Gak usah banyak bacot!" titah Nimo penuh penekanan.

"Tapi, ini udah lama banget, Nim. Apa An—"

"Ana baik-baik saja! Itu hanya goresan kecil. Sahabat gue gak selemah itu, jadi lo pada tenang aja. Dia gak apa-apa!" sela Nimo kembali meyakinkan mereka.

Walau ia dan Leon terlihat begitu tenang bukan berarti mereka berdua tidak panik ataupun takut dengan keadaan Ana. Faktanya, rasa takut itu lebih besar dari apapun didalam hati mereka. Karena Ana sudah seperti jantung mereka, yang tergores sedikit saja pasti sudah sangat menyakiti dada mereka. Namun, kembali lagi pada posisi mereka berdua. Mereka adalah Ketua serta Wakil ketua yang tidak bisa ikut panik disaat semua orang panik. Keadaan akan lebih buruk jika seperti itu.

Dan juga, bagian terpentingnya. Mereka tau Ana bukan gadis biasa, atau gadis lemah yang akan berlama-lama dalam drama-nya. Ana berbeda. Tentu saja! Ia berbeda dari yang lain, maka bisa mereka pastikan, ia pasti baik-baik saja.

Ceklek..

Pintu bercat putih dihadapan mereka semua tiba-tiba terbuka, menampilkan seorang wanita yang sudah lumayan tua tengah berdiri dengan ekspresi sedikit terkejut saat melihat para Inti Grucula sudah berada didepannya.

"Gimana keadaan Ana, Dok?" tanya Leno menyerang duluan. Ia tidak memiliki banyak kesabaran penuh untuk menunggu Dokter itu bangun dari keterkejutannya, maka lebih baik ia kejutkan saja seperti itu. Ana lebih penting dari apapun.

VINATTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang