XIX

7.1K 553 66
                                    

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA RAMADHAN BAGI KAUM MUSLIM 💞
Semangat berpuasa, ya 💜

Aku kembali membawa Ana dan Grucuka, serta sedikit teka-tekinya..

Sudah, jangan lama-lama, ayo baca. Jangan lupa vote dan ramaikan komentar!!!

***

HAPPY READING!!
🎆🎆🎆

"Lo salah satu dari mereka?"

Tasia tersentak ditempatnya saat mendengar pertanyaan dari sang Wakil Grucula. Matanya mengerjab beberapa kali, saat tidak sengaja bertabrakan dengan mata laki-laki itu.

Sekarang semua nampak begitu menyeramkan. Bahkan para Inti Grucula yang lainnya pun ikut menatapnya dengan tatapan yang sama.

Walau banyaknya tatapan-tatapan mengintimidasi itu, Tasia rupanya merasa lebih tenang saat teman sebangkunya yakni Ana, sang Kanjeng Ratu Grucula menatapnya dengan tatapan yang berbeda. Terlihat begitu intens, lembut, dan penuh keyakinan. Seolah berbicara lewat mata itu bahwa semua baik-baik saja jika berkata jujur.

"G-gu—"

"Tidak sopan jika harus mengintimidasi disaat kami lagi menyantap rezeki, bukan, Grucula?" suara Ana menyela. Gadis cantik itu menatap kelima Inti Grucula dengan sebelah alis terangkat serta menunjuk mereka dengan garpu ditangannya membuat para Inti Grucula sontak sadar akan apa yang mereka lakukan.

Leon berdehem pelan. "Sorry," ucapnya kemudian menarik salah satu kursi disisi meja Ana dan mendudukinya. "Lanjutkan dulu makannya," lanjut Leon mempersilahkan.

Ana mengangguk pasti, sedangkan Tasia mengangguk kaku. Ia menatap wajah Ana dari samping yang nampak begitu cantik dan sangat santai ekspresinya.

Sungguh, gadis ini baru saja menyelamatkannya dari kandang para singa buas.

Ana memang menjinakkan mereka, tidak salah jika semua orang lebih takut padanya dari pada para Inti Grucula itu sendiri.

Sebuah kata yang keluar dari mulut musuh yakni Phytagas, yaitu: "Kanjeng Ratu Grucula lebih berbahaya dari para singa Grucula"
Kini ia percaya. Lihatlah bagaimana mereka tidak berkutik pada setiap ucapannya.

Ucapannya adalah perintah dan itu memang sangat nyata terlihat olehnya. Ini sebuah informasi yang bagus, bukan?

Tanpa banyak bicara, Tasia kembali acara makannya dengan tenang dan hati yang masih penuh rasa was-was. Ia tidak tau kapan mereka akan menyerangnya lagi, namun, yang ia ketahui sekarang, bahwa ia sudah sedikit mengambil alih dari diri Ana yang bisa melindunginya.

Ana bisa dimanfaatkan untuk hal-hal seperti ini.

Waktu berlalu dengan begitu cepat. Bel masuk kembali berbunyi bersamaan dengan berakhirnya makanan Ana dan juga Tasia. Kedua perempuan itu meminum minuman mereka hingga tandas kemudian kembali menatap kelima laki-laki yang masih setia disisi mereka, lebih tepatnya disisi Ana, Kanjeng Ratu Mereka.

Leon tersenyum tipis, tangannya terangkat mengusap bekas minuman di bibir Ana. "Mau cemilan?" tawar Leon.

"Hmm?? Baru abis makan, loh. Nanti aja, deh," balas Ana. Pikir saja sendiri, perempuan itu paling tidak bisa seperti itu.

Baru saja selesai makan, masa, iya, harus makan lagi. Ngelawak sekali! Emang Leon berniat menaikan berat badan Ana?

"Emang kalo habis makan, kenapa, sih? Kan, cemilan doang, bukan makanan berat juga." Nimo ikut menimpali, dengan tampang watados, yang membuat Ana berdecak pelan.

VINATTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang