XXII

5.9K 502 79
                                    

GRUCULA AND ANA IS BACK!
Ada yang kangen?

Semangat puasa bagi yang menjalankan, beberapa hari lagi kalian akan datang pada waktu kemenangan...

Untuk cerita ini, terima kasih buat yang udah nunggu..
Cinta mati aku sama kalian💜😍❤

Untuk itu, jangan lama-lama lagi.  Ayo baca!

Jangan lupa vote dan komen yang banyak, ya💙

Oh, iya.. Ayo bagikan cerita ini disemua sosial media kalian.

Ss part yang kalian sukai, kemudian tandai aku di :
Instagram : _ocxeaniaa
Tiktok : ocxeania/author vinatta

Oke, ayo dibaca!!

HAPPY READING
🎆🎆🎆

"Hai, Grucula. Bisa gabung?" Suara yang begitu mereka kenali berhasil membuat kelima inti Grucula mendongak serempak, menatap perempuan yang berada disisi meja mereka dengan tatapan berbeda-beda.

"Oh, hai, Ra." Eron membalas sapaan Rara—gadis yang baru saja datang namun tidak dengan permintaannya, karena Eron tau bukan dia yang berhak memutuskan.

Mendengar sapaan hangat yang hanya keluar dari satu orang saja, sontak membuat Rara tersenyum canggung. "Boleh gabung, gak? Tempat pada penuh semua," pintanya membuat Jordy mengerutkan dahi dengan pandangan mata yang langsung dia edarkan.

Oh, ternyata benar. Tempat duduk dikantin itu sudah penuh semua, dan yang tersisa hanya satu saja, yaitu disebelah Leon. Namun, tidak mungkin mereka ijinkan, bukan? Itu adalah tempat Ana, semua orang tau akan itu. Bahkan Rara-pun tau.

"Ini tempat Ana, lo bis—"

"Duduk aja." Seluruh pasang mata para inti Grucula langsung tertuju pada Wakil mereka, saat dengan begitu santai ia mengucapkan hal tersebut. Mereka dengan serempak mengerjabkan mata, karena merasa ada yang salah disini.

"Excuse me? What did you say, Nimo?" seru Leno. Ia harus memastikan jika apa yang ia dengar tadi salah. Ini tidak mungkin terjadi, apalagi dari Nimo? Orang yang selalu mengutamakan Ana dibanding siapapun, tidak mungkin akan dengan mudah memberikan tempat itu pada orang lain.

Nimo mendongak, menatap para sahabatnya. "Gak mungkin gue suruh dia makan di lantai, 'kan? Kita masih punya satu kursi kosong, jadi biarkan dia duduk."

"Are you fucking kidding me, dog?" Rio bangkit dari kursinya, menghampiri Nimo dengan amarah yang tiba-tiba menyerangnya. "Maksud lo apa? Lo tau itu tempat Ana, 'kan? Gak ada yang bisa duduk disitu selain dia, dan lo—"

"Ana lagi di luar." Nimo menyela cepat. "Lagian Rara sahabat Ana, pasti Ana gak masalah-lah. Cuma tempat duduk doang,"

"Gila lo?!" teriak Rio sarkas. Tidak pernah ia bayangkan jika hal seperti ini akan terjadi pada mereka, terutama dimulai oleh sang Wakil Grucula. Ini sungguh sangat aneh, padahal baru terlewat lima hari mereka melakukan panggilan video bersama dengan Ana, dan dia langsung seperti ini?

Rara yang melihat perdebatan mereka sontak menjadi panik sendiri. Ia bingung, kenapa mereka bisa seperti ini, cuma perihal tempat saja?

"E-eh, kalo gak bisa, gak apa-apa. Duh, kenapa jadi bertengkar gini? G-gue pergi aja deh," kata Rara hendak pergi namun tangannya dicekal oleh Nimo. "Duduk, gak ada yang nyuruh lo buat pergi."

"T-tapi—"

"Fuck! Gue pastiin lo bakal mati setelah ini, bangsat!" Rio menarik tangan Rara yang dicengkeram oleh Nimo sampai terlepas, kemudian menariknya ke tempat duduknya sendiri. "Duduk disitu, jangan sekalipun berani nyentuh kursi Ana atau gue buat mati lo semua disini!"

VINATTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang