GENTHA | Pembawa masalah

Start from the beginning
                                    

Gendra tidak melihat tanda-tanda keberadaan bodyguard istrinya itu—yang tak lain adalah Arion.

"Ke mana Arion?" tanya Gendra pada temannya.

Malvyn mengedikkan bahunya. "Dari tadi kita nggak liat Arion di sini," jawabnya.

"Gue yakin, pasti ini udah Xio rencanain dari awal. Dia pasti punya rencana buat culik istri lo sebagai taruhan, dan dia pasti juga punya rencana untuk Arion, biar Arion nggak ngehalangin rencananya buat culik istri lo," timpal Heafen.

"Arion nggak mungkin lalai sama perintah lo buat jaga istri lo kalo nggak terjadi apa-apa sama dia," imbuh Chitto.

Gendra sangat tahu tentang Arion, ia sudah lama mengenal laki-laki itu. Arion tidak mungkin lalai dengan apa yang sudah Gendra perintahkan. Gendra segera merogoh ponselnya—berniat menghubungi Arion.

Beberapa saat telepon tersambung, namun tidak ada tanda-tanda Arion mengangkat telepon dari Gendra. Gendra sudah mencobanya berulang kali, namun hasilnya tetap sama.

"Suruh anak buah buat cari keberadaan Arion sekarang!" titah Gendra.

☠️

"Gara-gara lo, Arion jadi kena imbasnya," sarkas Gendra pada sang istri.

Thara menunduk ke bawah, tidak berani menatap mata Gendra. "Maaf, kak," cicitnya. Hanya itu yang bisa Thara ucapkan.

Gendra mengusap wajahnya gusar. "Lo, tuh, perempuan pembawa masalah tau nggak?!!" sentak Gendra. Setelahnya, Gendra melenggang pergi meninggalkan Thara.

Thara mati-matian menahan air matanya agar tidak keluar. Namun tetap saja, ucapan Gendra membuatnya tidak bisa menahan air matanya lagi. Ucapan Gendra benar-benar membuat hati Thara tergores.

Namun setelah di pikir-pikir, dirinya memang perempuan pembawa masalah semenjak menikah dengan Gendra. Semenjak dirinya hadir di dalam hidup Gendra, semua para musuh Gendra mengincarnya, dan hal itu membuat Gendra kerepotan mengurusnya. Perkataan Gendra memang benar, ia hanya perempuan pembawa masalah.

Thara terduduk di lantai dengan air mata yang tidak mau berhenti keluar. Gadis itu menyembunyikan wajahnya di antara kedua tangannya, ucapan Gendra sangat terngiang-ngiang di dalam benaknya.

"Ma, a-apa Raline nggak pantes jadi i-istrinya kak Gendra?" gumam Thara di sela-sela tangisannya.

Jika Thara sedang sedih dan butuh ketenangan, ia akan mengadu pada Mamanya. Thara akan menceritakan semua yang terjadi pada Mamanya, meskipun ia hanya berbicara sendiri. Namun hal itu dapat membuat hati Thara menjadi sedikit lebih lega dan tenang dari sebelumnya.

Semenjak dirinya menikah, Papanya sudah seperti tidak perduli lagi padanya. Thara bahkan tidak tahu ke mana Papanya, pria itu menghilang begitu saja setelah pernikahan Thara dengan Gendra selesai.

Thara seperti merasa sudah tidak mempunyai siapa-siapa lagi sekarang, dirinya benar-benar sendirian.

Thara menangis tersedu-sedu. "Raline s-selalu bikin m-masalah ya, Ma?"

"Raline nggak b-becus banget j-jadi istri, Ma. Raline selalu nyu-nyusahin k-kak Gendra, hiks..."

Brak!

Thara terperanjat kaget saat mendengar suara yang menggema cukup keras terdengar di telinganya. Ia mendongak, menatap seseorang yang tengah berdiri tidak jauh darinya. "Kak?"

Gendra berjalan ke arah istrinya, melangkahkan kakinya menghampiri sang istri. "Lo harus gue kasih hukuman!!"

"M-maksud—"

GENTHA [END]Where stories live. Discover now