GENTHA | Private bodyguard

Mulai dari awal
                                    

Sekujur tubuh Thara terasa sangat sakit, namun rasa sakit di tubuhnya tidak sebanding dengan rasa sakit di hatinya.

Thara langsung berpikir, apakah dirinya semenyusahkan itu bagi Gendra? apa ia tidak pantas menjadi istri dari laki-laki itu?

Hati Thara sudah di hancurkan begitu saja oleh Gendra, tetapi entah mengapa hati kecilnya terus menyuruh Thara untuk selalu bertahan dengan keadaannya saat ini.

Seluruh tubuhnya saat ini terasa sakit, kedua kakinya yang masih belum sembuh, dan juga pergelangan tangannya yang terasa sakit akibat ikatan tali yang kencang dan cengkeraman Gendra tadi.

"Sakit..." lirihnya.

"Andai aja Mama nggak ninggalin Raline, pasti Papa nggak bakal jodohin Raline sama kak Gendra..." gumam Thara, bermonolog sendiri.

"Lo nyesel di jodohin sama gue?"

Thara tersentak saat melihat Gendra yang tiba-tiba sudah berdiri di depannya. "K-kak Gendra?"

"Bangun lo!!"

"Kaki a-aku sakit, kak," ucap Thara, terbata-bata seraya menahan rasa sakit di kedua kakinya.

Tetapi, Gendra tampak tidak peduli. "Bangun, anjing!!! denger nggak lo?!"

Dengan sekuat tenaga, Thara pun berusaha bangun meskipun sekujur tubuhnya masih terasa sangat sakit, apalagi kakinya. Ia seperti tidak bisa berdiri, tetapi ia takut Gendra semakin marah, jadi ia berusaha menahan rasa sakitnya.

"Bilang apa lo tadi?"

"Aku-"

Plak!

Thara sontak langsung memegangi pipinya yang baru saja di tampar oleh suaminya sendiri. Seketika pipinya terasa sangat nyeri.

"BODOH!! KENAPA DARI AWAL LO NGGAK TOLAK PERJODOHAN INI, HAH??!!" teriak Gendra, murka.

Entah apa yang terjadi dengan Gendra saat ini. Rasanya, ia sangat emosi, hingga melampiaskannya pada istrinya yang tidak mempunyai salah apapun.

Begitulah Gendra, ketika sedang emosi, maka ia akan melampiaskannya pada orang yang berada di dekatnya.

Thara menangis, ia dengan berani menatap mata tajam Gendra. "Kenapa kakak jahat banget s-sampe nampar pipi aku?"

Gendra semakin mendekat pada Thara, membuat Thara memundurkan langkahnya. Hampir saja Thara terjatuh karena tubuhnya tidak seimbang, kalau saja Gendra tidak segera menahan pinggang Thara. Mereka pun saling bertatapan satu sama lain. Gendra dengan tatapan tajamnya, dan Thara dengan tatapan sayunya.

"Gue emang jahat," ucap Gendra, berbisik. Setelah mengatakan itu, Gendra berjalan memasuki kamarnya untuk mengambil jaket serta kunci motornya, lalu segera keluar dari rumahnya untuk mencari ketenangan-tanpa berpamitan pada Thara. Menurut Gendra, itu tidaklah penting baginya.

Sementara Thara masih terdiam di tempatnya, ia masih merasakan sakit yang amat luar biasa di pipinya. Tamparan Gendra cukup keras, hingga meninggalkan bekas di pipinya.

"Ma... kak Gendra k-kenapa jahat sama ak-aku?" lirih Thara, mengadu pada Mamanya yang sudah lama tiada.

"Sa-kit, Ma..."

Kakinya, tangannya, pipinya, hatinya, semuanya terasa sangat sakit. Dadanya terasa sangat sesak, tenggorokannya mengering, dan tubuhnya gemetaran.

"Thara!!" pekik seorang pria yang baru saja memasuki rumah mewah itu.

"Astaga, Nak. Apa yang terjadi sama kamu?" tanya pria itu dengan wajah panik seraya membantu Thara untuk duduk di sofa.

"Ke mana suamimu?"

GENTHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang