GENTHA | Penyusup

37.8K 2K 87
                                    

Thara berjalan tertatih-tatih menuju tempat kotak P3K untuk mengobati kakinya sendiri. Sesampainya, ia segera mengambil kotak P3K itu. Mulutnya tak henti-hentinya meringis kesakitan. Ia pun berjalan ke arah sofa, lalu mendudukkan tubuhnya di sana. Thara mulai mengobati kakinya yang di tembak oleh Gendra tadi.

Gendra menuruni anak tangga menuju lantai satu, ia melihat Thara yang sedang duduk di atas sofa sembari mengobati kakinya. Namun, Gendra tidak memedulikan istrinya. Ia kemudian berjalan ke arah pintu utama.

Melihat Gendra yang berpakaian serba hitam, jaket kulit yang berlogo harimau di punggungnya, dan slayer di pergelangan tangannya—Thara menebak, pasti Gendra ingin pergi. Ia ingin bertanya langsung, namun dirinya tidak memiliki keberanian untuk bertanya.

"Kak Gendra m-mau ke mana?" karena rasa penasarannya yang meronta-ronta, Thara memberanikan diri untuk bertanya pada Gendra.

Gendra menoleh ke belakang, menatap tajam Thara yang membuat Thara langsung menundukkan kepalanya takut. "Bukan urusan lo, anjing!!"

Gendra kembali melangkah, kemudian menutup pintu utama cukup kencang. Ia berjalan menuju garasi—tempat motornya berada.

Sementara Thara tersentak kaget saat Gendra menutup pintu cukup kencang.

Apakah Thara salah menanyakan hal itu pada Gendra? sekarang, ia sudah menjadi istrinya, berarti dirinya berhak untuk mengetahui apapun yang Gendra lakukan.

Thara menghela nafas berat, mencoba bersabar dengan sikap suaminya. Ia lalu kembali mengobati kakinya yang masih terasa sakit.

Bagaimana Thara bisa beraktivitas jika kondisi kakinya sedang terluka? bagaimana Thara bisa melayani suaminya nanti? di rumah ini juga tidak ada ART sama sekali, Thara jadi tidak bisa meminta bantuan pada siapapun.

☠️

Sebentar lagi hari sudah mulai gelap, Gendra pergi sudah satu jam yang lalu. Thara harus segera menyiapkan makan malam untuk dirinya dan juga suaminya.

Tidak peduli dengan rasa sakit di kakinya yang masih Thara rasakan, yang terpenting sekarang Thara memasak makanan untuk makan malam nanti.

30 menit berlalu, akhirnya Thara sudah menyelesaikan acara memasaknya, hanya tinggal menunggu Gendra pulang. Ia memasak banyak makanan malam ini. Thara sengaja memasak banyak, karena ini adalah kali pertamanya ia memasak untuk Gendra.

Thara berharap, Gendra menyukai masakan buatannya.

Lumayan lama Thara menunggu Gendra pulang, namun laki-laki itu tak kunjung menunjukkan batang hidungnya. Makanannya juga sudah mulai dingin.

"Kak Gendra ke mana, ya?" gumam Thara, cemas. Thara takut terjadi sesuatu pada Gendra.

Thara mencari keberadaan ponselnya—berniat ingin menghubungi suaminya, namun seketika aktivitasnya terhenti saat dirinya teringat sesuatu. Thara lupa bahwa dirinya tidak mempunyai nomor telepon Gendra.

Thara semakin cemas di buatnya. Nomor telepon teman-temannya pun ia tidak punya. Bagaimana mau punya? dirinya saja tidak mengenal satu pun teman Gendra.

Tiba-tiba pintu utama terbuka, menampilkan sosok Gendra yang baru saja pulang. Thara dapat bernafas lega saat melihat Gendra baik-baik saja.

Tanpa rasa takut, Thara melangkah dengan tertatih-tatih—menghampiri suaminya yang baru saja menutup pintu. "Kak Gendra habis dari mana?" tanyanya tanpa ragu.

Gendra hanya menatap Thara dengan tatapan yang sangat datar, ia berlalu dari hadapan Thara tanpa berniat menjawab pertanyaan istrinya.

Thara mengejar Gendra, ia menghalangi langkah laki-laki itu. "Kak, ayo makan malem dulu. Aku udah masak buat kakak," dalam hatinya, ia berharap Gendra mau makan malam bersamanya dan memakan masakannya.

GENTHA [END]Where stories live. Discover now