𝟒𝟕. 𝐊𝐨𝐧𝐝𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧

199 20 131
                                    

VOTE DULU. AKU MAKSA!
Jangan malu buat nulis komentar juga, ya.
Terima kasih

Selamat Membaca

☆☆☆

Semenjak kejadian waktu itu, akhirnya dua hari kemudian Aaron menikahi Dinda. Arlena menjadi salah satu orang paling berjasa di pernikahan mereka berdua. Dia melakukan banyak hal, mulai dari menenangkan Dinda, membujuknya, bahkan Arlena mewakili Dinda untuk berbicara perihal insiden itu kepada kedua orang tuanya.

Saat kedua orang tua Dinda marah pun, Arlena tetap menyakinkan keduanya bahwa itu bukanlah kesalahan Dinda. Arlena benar-benar bersikap tegas untuk masalah ini sampai akhirnya kedua orang tua Dinda setuju agar menikahkan putrinya dengan Aaron. Arlena juga meminta kepada keduanya agar tidak terlalu memarahi Aaron, karena bagaimanapun Aaron melakukannya tanpa sadar.

Malam ini adalah resepsi pernikahan Aaron dan Dinda. Arlena sudah siap dengan gaun beige yang melekat di tubuhnya. Merasa puas dengan penampilannya, Arlena keluar dari kamarnya dengan menenteng tas kecil warna hitam.

"Mau ke mana, Len?" tanya Arvin.

Arlena menoleh lalu berdehem sebentar. "Mau ke pesta temen," jawabnya kikuk. Tidak mungkin kan Arlena bilang akan pergi ke pernikahan temannya? Bisa-bisa nanti Arvin berpikiran jelek tentang Dinda.

"Oh, berangkat sama siapa? Shaka?"

"Iya, sama Arshaka."

Arvin mengangguk, "Pulangnya jangan kemaleman. Paling lambat jam sepuluh harus udah di rumah."

"Iya, Kak."

TING

Bunyi bel terdengar membuat Arlena buru-buru memakai heels. "Itu pasti Arshaka. Aku berangkat dulu, Kak," pamitnya.

"Hm."

Arlena beranjak dari tempatnya dan segera membukakan pintu untuk Shaka.

KLIK

"Hai," sapa Arlena.

Bukannya menjawab sapaan darinya, Shaka justru terdiam dengan mulut menganga. Arlena terkekeh geli lalu mengibaskan tangannya di depan wajah Shaka.

"Can ... tik," ucap Shaka tanpa sadar.

"Arshaka!" serunya.

Laki-laki itu spontan tersentak kaget akibat seruan Arlena. Dia mengerjapkan matanya lalu berdehem sebentar untuk mengurangi rasa gugup.

"Gak usah gugup gitu kali, Ar."

"Hah? Oh, itu hehe," balasnya sambil menyengir. "Malem ini kamu cantik banget."

Arlena mengangguk, "Emang secantik itu, ya? Sampe mulut kamu nganga kayak tadi."

"Iya, banget."

Arlena terdiam saat jawaban Shaka di luar perkiraannya. Dia kira Shaka akan bergurau sama sepertinya. Namun laki-laki itu justru mengucapkannya dengan serius.

𝐑𝐀𝐂𝐇𝐄 ( 𝐄𝐍𝐃 )Where stories live. Discover now