𝟏𝟐. 𝐓𝐞𝐤𝐚𝐝 𝐒𝐡𝐚𝐤𝐚

344 48 243
                                    

VOTE DULU. AKU MAKSA!
Jangan malu buat nulis komentar juga, ya.
Terima kasih

Selamat Membaca

☆☆☆

Semenjak Arlena bertemu dengan Ara, Shaka semakin gencar untuk mendekatinya. Shaka selalu berusaha mengajaknya keluar dengan alasan Aralah yang meminta. Namun, Arlena tidak percaya jika bukan Ara sendiri yang memintanya.

Saat ini Arlena sedang berada di perpustakaan untuk menghabiskan jam istirahat. Dia tidak sendiri, ada Saskara di sampingnya yang ikut belajar.

Arlena mengetukkan pensil di dagunya sembari berpikir keras untuk menemukan jawaban dari soal yang tertera di buku. "Gimana, sih?" gumamnya.

Saskara yang berada di sebelahnya pun langsung menoleh. "Kenapa, Len?" tanyanya pelan.

Arlena menggeleng, "Oh, gak papa."

Gadis itu membolak-balikkan buku paket guna mencari model soal yang mirip. Saat perhatian Arlena terfokus pada buku, Saskara mendekatkan kursinya di samping Arlena.

"Sini," ucap Saskara seraya mengambil alih buku Arlena. Gadis itu tersentak kaget karena Saskara tiba-tiba saja sudah ada di sebelahnya.

"Kaget gue," dumel Arlena pelan.

Saskara tersenyum simpul lalu mulai mengambil pensil dari tangan Arlena. "Lihat, ya," ujar Saskara. Arlena mengangguk, kemudian sedikit mendekatkan dirinya ke Saskara.

"Soal ini sama kayak soal nomor sebelas. Jadi, pake rumus itu terus masukin angkanya. Kayak gini," jelas Saskara sambil menuliskan jawaban di buku tulis Arlena.

"Jawabannya sembilan puluh sembilan. Gampang, kan?" bisik Saskara.

"Yang ini hasilnya dapet dari mana?"

Saskara menoleh dan tertegun ketika wajah cantik Arlena tepat berada di sampingnya. "Cantik," lirihnya tanpa sadar.

"Hah?" beo Arlena sembari menatap Saskara balik.

Laki-laki itu refleks menggelengkan kepalanya.

"Oh, itu ... angkanya cantik," kilah Saskara.

"Gue tanyanya yang ini dapet dari mana, Saskara. Bukan hasilnya," koreksi Arlena dengan tangan tertunjuk pada sebuah angka.

"Kalo itu dapet dari hasil pembagian antara ini sama ini. Angka itu dipindah, yang awalnya dikali jadi dibagi," tutur Saskara menjelaskan.

Arlena manggut-manggut paham lalu menatap Saskara. Dia tersenyum tipis, "Anak akselerasi emang beda, ya?" guraunya.

"Biasa aja," kekeh Saskara.

"Ekhem," dehem seseorang dari arah belakang.

Arlena dan Saskara kompak menoleh untuk melihat sang pelaku. Gadis itu berdecak saat mendapati Shaka berdiri di belakangnya.

"Lo dipanggil sama Kepala Sekolah," ujar Shaka.

"Ngapain?" beo Arlena.

𝐑𝐀𝐂𝐇𝐄 ( 𝐄𝐍𝐃 )Where stories live. Discover now