𝟏𝟔. 𝐌𝐞𝐦𝐛𝐞𝐥𝐚 𝐀𝐫𝐥𝐞𝐧𝐚

300 46 265
                                    

VOTE DULU. AKU MAKSA!
Jangan malu buat nulis komentar juga, ya.
Terima kasih

Selamat Membaca

☆☆☆

"BERHENTI!"

Arlena dan Fara lantas menoleh ke sumber suara.

"Kak Shaka?" gumam Fara.

Shaka menatap penampilan dari kedua gadis itu dari atas hingga bawah. Dia juga menatap kedua teman Fara yang masih duduk meringis di pojok toilet.

"Lo gak papa?" tanya Shaka pada Arlena.

"Hm," dehemnya sembari merapatkan kemejanya agar dalamannya tidak terlihat.

"Kak Shaka kok malah tanyain dia, sih? Di sini aku yang korban, Kak," ujar Fara mencari pembelaan.

"Munafik," desis Arlena.

Fara mendelik tajam, "Diem lo."

"Kak Shaka lihat, kan? Dia ngatain aku munafik."

Shaka mengangguk, "Lo tunggu di luar bentar, ya, Len. Jangan ke mana-mana."

"Hm," balas Arlena lalu keluar dari toilet.

Setelah kepergian Arlena, Shaka menatap Fara seolah meminta penjelasan. "Arlena habis lo apain selain kayak tadi?" tanya Shaka.

"Justru dia yang apa-apain aku, Kak. Kakak kenapa bela dia terus, sih?!" kesal Fara.

"Denger, Arlena itu bukan tipe orang yang cari gara-gara duluan kalo gak diganggu. Jadi, mending lo ngaku sebelum gue tanya sendiri sama Arlena," balas Shaka santai.

Fara menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Kakak lebih pilih percaya sama dia dibanding aku?" tanya Fara.

"Jelas."

"Aku ini pacar Kakak, loh," ucap Fara.

"Mantan. Gue udah gak ada hubungan lagi sama lo," tekan Shaka.

"Kakak udah berubah, ya? Mana Kak Shaka yang dulu aku kenal," lirihnya.

Laki-laki itu mengangguk, "Berkat Arlena, gue jadi bisa berubah sedikit demi sedikit."

"Kak Shaka," rengek Fara sambil menggapai tangan kanan Shaka. Namun ditepis oleh sang empu.

"Jangan laporin kejadian ini ke guru BK. Inget, nasib keluarga lo ada di tangan keluarga gue, Ari, sama Aaron. Jangan sampe lo lupain hal itu," tegas Shaka lalu meninggalkan Fara yang masih termenung di tempatnya.

Arlena menoleh ketika Shaka baru keluar dari toilet.

"Ikut gue," ajak Shaka.

"Ke mana?"

"Pokoknya ikut aja, Len," balas Shaka dengan gemas. Laki-laki itu berjalan mendahului dan diikuti oleh Arlena di belakangnya.

Shaka ingin mengajak Arlena ke rooftop karena hanya di sinilah tempat yang paling sepi. Dia membuka kenop pintu dan mempersilahkan Arlena untuk masuk lebih dahulu.

"Oh," gumam Arlena lalu menatap Shaka.

"Bagus, kan?" tanya Shaka.

Arlena mengangguk, "Hm."

Gadis itu berjalan ke arah pembatas dan menengok ke bawah. Cukup tinggi sampai membuat Arlena bergidik ngeri.

"Lepas kemeja lo," ucap Shaka.

𝐑𝐀𝐂𝐇𝐄 ( 𝐄𝐍𝐃 )Where stories live. Discover now