𝟏𝟓. 𝐃𝐢𝐥𝐚𝐛𝐫𝐚𝐤

330 43 240
                                    

VOTE DULU. AKU MAKSA!
Jangan malu buat nulis komentar juga, ya.
Terima kasih

Selamat Membaca

☆☆☆

Kelas XII IPA 1 sekarang sedang jam kosong karena guru fisika mereka berhalangan hadir. Namun, beliau masih tetap memberikan tugas kepada mereka lewat wali kelasnya.

Arlena telah selesai mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya. Dia melirik Dinda yang masih berkutat dengan buku. Arlena berniat mengajak Dinda untuk ke toilet, namun berhubung Dinda masih belum selesai, dia memutuskan untuk pergi sendiri.

Merasakan pergerakan dari teman sebangkunya, Shaka menoleh. "Mau ke mana?" tanyanya.

"Toilet," jawab Arlena.

Shaka mengangguk, "Oh. Mau gue temenin?" ucapnya seraya mengedipkan sebelah matanya.

"Anjir, ngomong apa lo barusan, Ka?" tanya Aaron seraya menoleh ke belakang.

"Apanya?" beo Shaka.

"Yang barusan."

"Mau gue temenin," sahut Ari dengan menirukan nada bicara Shaka.

"Kali aja Arlena butuh temen," timpal Shaka seadanya.

"Kalo itu mah mending gue aja. Gue jago soalnya," ceplos Aaron.

BUGH

BUGH

Shaka dan Ari spontan memukul lengan atas Aaron keras.

"Sakit anj*ng!" umpatnya seraya merintih kesakitan. Aaron memang selalu menjadi target pukulan dari kedua sahabatnya. Selain karena tampol-able, mulut Aaron yang ceplas-ceplos juga menjadi salah satu penyebabnya.

"Mulut lo, Ron," tegur Ari.

"Arlena punya gue anjir," ucap Shaka tidak terima.

Arlena yang sedari tadi memperhatikan tingkah mereka dalam diam kini mulai bersuara. "Gue bukan punya lo," koreksinya.

Shaka menoleh, "Bentar lagi kan lo punya gue," balasnya percaya diri.

Najis banget, batin Arlena.

"Masih belum," sahutnya.

Aaron tertawa geli, "Mampus. Masih belum."

"Diem lo," sewot Shaka.

"Nyenyenye," ledek Aaron.

Arlena berdiri dan langsung melayangkan pukulan tepat di perut Aaron.

BUGH

"Uhuk!"

"Kalo lo ngomong gitu lagi, bukan cuman perut lo aja yang gue tonjok. Jantung lo juga gue tonjok," ucap Arlena santai namun penuh penekanan.

"HAHAHA. MAMPUS!" seru Shaka dan Ari kompak. Bahkan keduanya saling bertos ria.

Aaron yang masih terbatuk, menatap kedua sahabatnya sinis. "S*alan."

"Lo sadis amat, sih? Gue kan cuman bercanda, Len," kesalnya.

Arlena melipat kedua tangannya di depan dada.

"Bercanda lo sama gue itu beda. Jangan disamain," celetuk Arlena. "Minta maaf lo sama gue," perintahnya.

"Hah?" beo Aaron.

"Minta maaf sama gue sekarang," ulang Arlena.

Aaron menatap kedua sahabatnya yang tengah menahan tawa. Dia berdecak, "Ck, gue minta maaf."

𝐑𝐀𝐂𝐇𝐄 ( 𝐄𝐍𝐃 )Where stories live. Discover now