𝟏𝟏. 𝐓𝐮𝐬𝐮𝐤 𝐑𝐚𝐦𝐛𝐮𝐭

339 53 237
                                    

VOTE DULU. AKU MAKSA!
Jangan malu buat nulis komentar juga, ya.
Terima kasih

Selamat Membaca

☆☆☆

"SiapㅡArlena?" ucap Shaka kaget.

Raut Arlena menjadi masam saat melihat Shaka ada di sini, sangat berbanding terbalik dengan raut berbinar milik Shaka.

"Abang kenal sama Kakak ini?" tanya Ara.

Arlena menoleh, "A ... bang?" beonya.

"Iya, aku ke sini sama Abang, Kak."

Shaka terkekeh ketika tingkah Arlena.

"Dia adek gue, Arlena," sahut Shaka.

"Oh, nama Kakak itu Arlena, ya?" tanya Ara dan diangguki olehnya. "Iya, kalo kamu?" tanya Arlena balik.

"Araceli. Panggil aja Ara," sahut Shaka.

Gadis itu memutar bola matanya malas dan kembali menghadap ke arah Ara. "Kamu jadi beli buku yang mana, Ra?"

"Yang ini aja. Kayak yang Kakak saranin," balas Ara sambil mengangkat buku di tangan kanannya.

Arlena tersenyum tipis, "Bagus."

"Gimana ceritanya kalian bisa ngobrol?" tanya Shaka penasaran.

"Ah, tadi pas lihat-lihat buku, aku gak sengaja nabrak Kak Arlena. Aku minta maaf, terus Kakak nawarin diri buat bantuin aku cari buku yang bagus," jelas Ara panjang lebar.

"Oh," balas Shaka lalu tersenyum ke arah Arlena.

"Abang sendiri gimana? Kok kenal sama Kak Arlena?"

Shaka menyuruh Ara agar mendekat ke arahnya. "Apa?" tanya Ara. Laki-laki itu membisikkan sesuatu ke telinga Ara sampai gadis itu menganga tidak percaya.

"Itu ulah Kak Arlena?" bisik Ara.

"Hm."

Karena merasa tidak dibutuhkan di sini, Arlena hendak pergi ke toko roti dan sebelum itu terjadi, dia ingin berpamitan terlebih dahulu kepada Ara. "Ara, Kakak pergi dulu, ya?" pamitnya.

"Eh, jangan, Kak!"

Ara mencegah kepergian Arlena dengan membentangkan kedua tangannya. Arlena mengernyit, "Masih butuh bantuan?"

"Nggak, Kak."

"Terus?"

Ara langsung menarik pergelangan tangan Arlena begitu saja.

"Mau ke mana?" tanya Arlena kaget seraya mengikuti langkah kaki Ara.

"Ikut aku bayar buku dulu, ya, Kak?" pinta Ara.

"Ah, oㅡoke."

Arlena menoleh ke belakang dan mendapati Shaka tengah mengedipkan sebelah matanya genit dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku jeans.

"Najis," lirihnya lalu kembali membalikkan badannya ke depan.

☆☆☆

Di sinilah Arlena berada, dia terjebak di toko roti dengan Shaka dan juga Ara. Arlena ingin pergi, namun Ara selalu menahannya agar tetap bersamanya. Sebenarnya Arlena tidak masalah jika hanya dengan Ara, tetapi dengan adanya Shaka, dia jadi malas untuk sekedar menatap wajahnya.

"Kakak sering ke sini?" tanya Ara seraya memakan satu suap cheese cake.

Arlena menoleh, "Nggak. Kakak baru pertama kali ke sini."

𝐑𝐀𝐂𝐇𝐄 ( 𝐄𝐍𝐃 )Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα