Dare empat puluh

182 11 0
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Sedari tadi Zehra mondar-mandir di kamarnya sesekali menatap layar ponselnya. Dia tidak bermaksud berbicara seperti tadi ataupun berniat untuk benar-benar putus. Jam menunjukkan pukul sembilan malam belum ada pesan dari lelaki itu. Jemarinya mulai mengetik pesan tapi dia kembali urungkan--menghapus kembali pesan yang akan di kirimkan.

"Maaf," sepatah kata yang hanya Zehra ungkapkan dalam lisan. Dia kini mulai berbaring menarik selimut tebal berwarna merah muda. Sial, lelaki itu memenuhi pikirannya kali ini.

Tring...

Zehra buru-buru mengambil ponselnya di nakas. Bukan pesan yang dia harapkan melainkan hanya pesan dari grup yang dia masuki. Raut resah menyelimutinya menyimpan kembali ponselnya di atas nakas sembari mematikan lampu untuk segera tidur. Besok mungkin akan menjadi hari melelahkan untuknya.

°°°

Para murid berkumpul di satu lapangan outdoor memenuhi pinggir ataupun tengah lapangan sorak sorai para pendukung menambah riuh suasana sekitar tak terkecuali para peserta yang ikut berkompetisi memperjuangkan kelas mereka agar menjadi yang terbaik di pesta olahraga antar kelas ini.

Perwakilan kelas IPS berkumpul di tengah lapangan bersiap melawan kelas MIPA. Mereka pikir kelas itu hanya mengandalkan otak saja yang di nilai penghasilan murid ber-IQ tinggi. Daisy dan Zehra melakukan peregangan setelah penuh keringat berhasil melaju ke babak selanjutnya. Mereka bersiap di posisi masing-masing begitupun Zehra yang akan berdiri di posisi pertama di lomba lari estafet.

"Hai. Vio? Gue sekarang bakal kalahin Lo?" Ucap Daisy menjulurkan lidahnya pada Violet yang sama-sama berada di posisi terakhir. Zehra menatap Violet sembari meliriknya tanpa berani menyapa.

"Coba aja!" Balas Violet mengibaskan tambut yang kini diikat itu pada Daisy.

"SEMUANYA MASIH SEMANGAT. SEBENTAR LAGI KITA AKAN MELIHAT ANAK KELAS DUA BELAS MIPA DENGAN IPS PERTANDINGAN YANG SANGAT MENDEBARKAN, MEMASUKI BABAK FINAL YA GAK TEMEN-TEMEN?" Suara dari mic seorang ketua OSIS menambah riuh acara tahun sekolah ini.

"SEMANGAT KELAS IPS SATU!"

"MANA SEMANGATNYA?"

"MASIH Huuu ...!" Teriak para murid yang berada di pinggir-pinggir lapangan membawa tulisan besar untuk mendukung kelas mereka masing-masing.

Prittt...!

Suara Pluit dari seorang murid yang merupakan anggota OSIS itu memulai pertandingan. Zehra mengerahkan sekuat tenaga berlari kencang membawa batang besi mendahului lawan lalu memberikan pada orang di posisi kedua.

"Daisy semangat!" Teriak Zehra yang mendapat lirikan dari gadis berambut pendek itu. Daisy mendapat giliran di posisi ketiga berlari kencang mendahului sang lawan. Posisi terakhir di tukar oleh ketua kelas mereka. Tongkat itu berhasil di berikan Daisy pada si siswi lanjutnya. Lawannya tidak main-main Violet sudah lari kencang mendahului orang terpercaya kelas IPS itu. Akhirnya Violet berhasil melewati garis finish lebih dahulu. Suara sorakan dari kelas MIPA bergemuruh kencang.

ZERLON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang