Dare tiga puluh

183 16 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Kritik dan sarannya dong buat cerita ini...💌

•••

Seorang lelaki berseragam putih abu-abu memegangi sudut bibirnya seraya meringis menelusuri koridor sekolah. Para gadis mulai sibuk berbisik membicarakan anak kelas sebelas dimana lelaki itu sering kedapatan bersama para geng Attacker. Namun, kini terlihat tak berdaya dengan luka lebar memenuhi wajahnya. Kelvin mendongakkan kepalanya pandangan tajam pada orang-orang yang memperhatikan dirinya.

"Kayanya dia ada masalah deh,"

"Apa dia target geng Attacker?"

"Bukan. Dia kan suka bareng-bareng sama Shaka terus Gema juga kan? Gak mungkin lah,"

"Iya sih."

"Mereka kayaknya gak mandang anggota deh,"

"Pengkhianatan pasti."

Sudut bibir, terangkat memegangi luka lebamnya lucu sekali orang-orang seakan memuja teman-temannya hanya gara-gara tampang mereka di atas rata-rata dan sekarang meributkan siapa target bullying mereka lagi. Dia menatap tajam para gadis yang berada di koridor telinganya cukup tajam mendengar omong kosong dari mulut pedas mereka.

Zehra melangkah lambat membenarkan tali ranselnya yang sempat melorot lalu menutup mulutnya dengan tangan kiri, menguap. Dia melangkah sedikit terburu menyadari dia mungkin agak terlambat tadi sekedar piket kelas. Mata yang terpejam sembari menguap membuatnya hampir menubruk orang di depan untung dia hanya menyenggol setengah bahunya. Padangan tajam lelaki itu menoleh pada seorang wanita yang menyenggolnya.

"Sorry... Gue gak sengaja. Maafin gue." Kata Zehra sedikit menunduk tak enak. Sangat ceroboh sampai-sampai menubruk seseorang dihadapannya sial, dia pernah melihat lelaki ini bersama temannya Arlon tentu saja dia bukan Daisy yang tau siapa anggota Attacker itu. Kelvin menatap kebelakang seorang lelaki menatapnya dengan seragam yang selalu menyalahi aturan.

"Gak usah liatin dia," Arlon merangkul gadisnya itu seraya menatap balik wajah Kelvin tanpa ekspresi. Kelvin melangkah pergi memasuki kelas sebelas kebetulan mereka berbenturan di pintu masuk kelas sebelas. Zehra menoleh menatap malas Arlon liat saja lelaki itu malas tersenyum sembari menaik turunkan alisnya menggoda. Gadis dengan rambut diikat itu tanpa berkata sepatah katapun melangkah pergi. Takut saja Arlon akan mengungkit soal kemarin.

"Elah kemaren udah baik ama gue sekarang gak lagi, bisa gitu Zer?" Panggil Arlon menatap punggung Zehra kian menjauh nampaknya sangat terburu-buru menjauhinya. Sampai kapan hubungan mereka seperti ini?

Kelas IPS telah ramai oleh para berandalan kelas, mereka sudah datang lebih pagi dari biasanya, duduk di bangku belakang. Zehra memasuki kelas menuju bangku paling ujung ketiga dekat jendela melepaskan ranselnya di atas meja seraya melipat kedua tangan sebagai bantalan kepalanya. Dia menghela napas kasar pandangan Zehra mengarah pada jendela yang menampakan seorang di lapangan sana. Seutas senyum tipis terbentuk dibibir merah mudanya. Bukannya menandakan rasa senang melainkan menertawakan dirinya yang begitu bodoh masih menyukai orang yang jelas tidak ada perasaan apapun padanya.

ZERLON [END]Where stories live. Discover now