LIMA PULUH TUJUH

9.8K 959 6
                                    

Jangan Lupa Vote komen dan save teman teman
..
Terimakasih
Selamat membaca
..

Matahari pagi ini tampak meremang seakan tidak ingin bersinar, ditemani semilir angin gunung yang sejuk membuat siapa saja enggan membuka mata, Nadine pun yang sejak semalaman tertidur kini mulai membuka matanya dengan malas.

" Anna jam berapa sekarang?? " gumam Nadine tidak menyadari apa pun.

" kau sudah bangun? " tanya suara seorang pria yang tidak asing di telinga Nadine.

Kali ini Nadine benar benar membuka matanya untuk melihat siapa orang yang ada di sampingnya itu.

" Althar?? Apa ini mimpi? Mengapa dia ada disini?? " gumam Nadine yang masih tidak percaya jika raja Arth itu berada di rumah gubuknya.

Tanpa bicara apa pun Althar segera memeluk Nadine, seolah merasa lega sekaligus sedih karena mereka akhirnya bertemu setelah sekian lama.

Meskipun keadaan pertemuan mereka memang cukup rumit namun Althar akan berusaha membuat Nadine kembali padanya apa pun yang terjadi.

" ini bukan mimpi?? " batin Nadine saat hidungnya bisa menghirup harum tubuh pria itu.

" jangan melakukan apa pun, untuk saat ini biarkan aku memelukmu, aku sangat merindukan dirimu sayang "

" tapi---"

" syuuuuttt " tolak Althar terus mempererat pelukannya.

" aku tidak akan bertanya kau pergi kemana atau mengapa kau pergi, aku hanya ingin mengatakan, aku bersyukur dan bahagia karena kau kembali padaku " ucap Althar tulus, meski di dalam benaknya ada beribu ribu pertanyaan Althar akhirnya memilih mengatakan hal ini agar hubungan nya dengan tamara tidak memburuk. Ia sudah lelah menjalani kehidupan yang hampa.

Althar berharap setelah tamara kembali mereka bisa hidup bahagia dan tentram .

" lepaskan aku, aku merasa sesak " cicit Nadine mulai kehilangan nafas.

" oh, maafkan aku - aku terlalu terbawa perasaan " ucap Althar mulai melepas pelukannya.

" mengapa kau datang ke tempat ini? " tanya Nadine kembali menyadari kenyataan

" aku ingin bertemu denganmu "

" setelah aku dan anna melewati hari hari sulit?? Kau baru ingin menemuiku? "

" ratu, aku bisa menjelaskan "

" jangan panggil Aku ratu " tolak nadine.

" pergilah yang mulia ini bukan tempat mu dan aku bukan lagi istrimu" imbuh Nadine kesal.

" tamara kau salah faham " Althar mencoba menjelaskan

" semua orang di negri ini sudah tahu dan kau masih ingin mengatakan bahwa aku salah faham? " protes Nadine murka.

" yaa, kau salah faham!! "

" yang mulia, sampai kapan kau akan melakukan ini? Jika dulu kau menyiksaku dengan perasaan dingin mu padaku dan sekarang kau ingin aku kembali menyaksikan kisah cinta mu dengan wanita lain? "

" dalam hidupku tidak ada wanita lain selain dirimu tamara, percayalah "

" aku ingin--- hanya saja kenyataan mengatakan sebaliknya "

" aku mohon dengarkan perkataan ku dulu "

" aku sudah tidak ingin mendengar apa pun lagi Althar--"

" kau menyebut namaku? " tanya Althar tak percaya karena jika tamara sudah berani menyebut nama, artinya ia sudah benar benar tidak ingin menerima alasan atau apa pun.

"baiklah jika kau menginginkan hal ini, aku akan pergi, satu hal lagi yang aku ingin kau tahu, bahwa selama ini aku selalu menunggu mu kembali, aku masih percaya bahwa kau akan datang padaku, dan sejak awal saat aku tahu kau kembali aku ingin membawa mu kembali bersamaku. tapi ananta mengatakan kau tidak menginginkan hal itu dan kau lebih memilih tinggal di tempat seperti ini! Kau juga tidak mencariku! Kau tidak mendengar kan ucapan ku, kau memilih menutup mata dan telingamu dari kenyataan. Semua ini adalah keinginanmu , bukan keinginanku" jelas Althar panjang lebar.

Setelah mengatakan semua itu, pria yang sejak semalam memilih bertahan itu pun akhirnya pergi karena ia merasa dirinya terlalu impulsif.

Kini Nadine hanya berada seorang diri di kamarnya, wanita itu tampak terhenyak saat mendengar ucapan Althar yang begitu menusuk hatinya.

" apa semua ini memang salahku? Apa aku yang terlalu bodoh dan egois hingga percaya pada suatu hal tanpa mendengar penjelasan siapa pun "

" yang mulia anda baik baik saja " tanya ananta yang baru saja kembali dari pasar.

" Anna apa aku sudah salah selama ini?? "

" maksud yang mulia? Apa yang salah?? " ucap ananta tidak mengerti.

" Althar bilang semua ini adalah kesalahan ku, aku yang memilih untuk hidup seperti ini? Aku juga yang tidak menemuinya " ucap Nadine mulai menangis.

" yang mulia jangan bicara seperti itu? "

" apa yang sebenarnya sudah terjadi? Mengapa althar bicara seperti itu? Katakan padaku ananta?? Apa yang sebenarnya terjadi!" tanya nadine meminta penjelasan.

" ampuni hamba yang mulia, sebenarnya --"

Air mata Nadine tak berhenti menetes saat ia mendengar penjelasan ananta , ia benar benar sudah salah faham dan malah membenci althar tanpa alasan. Ia bahkan tidak menanyakan bagaimana kabar pria malang itu dan malah mengusirnya setelah menunggu semalaman.

" kenapa aku bisa begitu bodoh?? Aku selalu saja mendengar segala hal dari luar hingga karena itu pun keluarga ku akhirnya hancur dan kini hubungan ku dengan Althar --" tutuk Nadine kian keras.

" yang mulia jangan seperti ini hamba mohon " pinta ananta ikut menangis.

" bagaimana aku harus meminta maaf padanya setelah membuat ia kesusahan bertahun tahun. Althar pasti tidak bisa hidup dengan tenang karnaku "

" tidak yang mulia, Raja masih sama seperti dulu, ia adalah raja yang bijak dan baik hati. Tidak ada sedikitpun rasa kesal atau marah dalam hatinya meski ia harus menunggu selama itu "

" bagaimana kau tahu? "

" hamba mendengar semua itu langsung dari habeak, dia menceritakan pada hamba bahwa raja tidak berubah meski hati dan perasaan nya hampa. "

" aku harus meminta maaf pada althar, yaa, dia terlalu lama menahan segala kesedihan ini sendirian -- dimana althar, ananta? "

" raja baru saja pergi karena ada pertemuan pagi "

" pertemuan pagi? Bukan kah ragon yang sekarang menjadi raja utama? "

" ya memang, tapi meski demikian rutinitas sehari hari kerajaan tetap berjalan bersama yang mulia "

" kalau begitu aku akan ke kediaman nya untuk menunggu "


Queen Evil  Eternal Love END Where stories live. Discover now