Hal. Dua

27.5K 2.8K 11
                                    

-Dream-

Jangan Lupa Vote komen dan Save
..
Xie xie

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Semilir angin laut terasa sejuk menyapa wajah ku, aku sangat yakin bahwa angin segar ini berasal dari hembusan ombak, meski aku tidak melihat ada laut di sekitar sini. Perlahan ku buka mata ku untuk melihat apa perasaan ku benar.

Sesaat aku mulai mengingat kejadian kemarin, astaga! Kemarin aku baru saja jatuh dari atas tebing? Ya, kini aku mengingat kejadian kemarin dengan jelas. dimana saat itu mama meminta ku untuk menunggu nya dan aku mencoba melihat patung Aramun lebih dekat. Namun karena licin kaki ku tidak sengaja terpeleset dan aku jatuh kedalam air.

Syukur lah, aku kira aku sudah mati, karena jujur saja meski aku bisa berenang tapi tekanan dan gravitasi di air itu sangat kuat hingga rasanya mereka terus menarik ku hingga
aku tak bisa bernafas.

" Yang mulia anda sudah sadar??! "

Kini aku mendengar suara seseorang, ah penglihatan ku terasa buram aku tidak bisa melihat wajah wanita di depan ku dengan jelas.

" tuan Harez!! Cepat periksa keadaan yang mulia!" Ucap nya lagi dengan nada cemas bercampur senang.

Tak lama muncul lah seorang pria, dia mengambil lengan ku kemudian menekan pergelangan ku dengan lembut. Tunggu?! Kenapa dia melakukan hal ini? Entah mengapa aku merasa seperti sedang melihat adegan di drama kolosal. Mereka akan menekan pergelangan tangan untuk mengecek detak nadi lalu akan mengatakan penyakit apa yang ku derita?


Menyadari hal aneh ini pun akhirnya membuat penglihatan ku mulai jelas.

Kini aku melihat seorang pria dengan rambut hitam panjang duduk di samping ku, astaga dia sangat tampan. Tapi kenapa dia ada di sini? Dimana ibu ku?

Mata ku mulai mengitari seluruh ruangan yang bernuansa serba emas ini dengan seksama, kulihat beberapa gadis membungkuk di bawah lantai dan satu lagi berdiri di sisi ku dengan tatapan cemas nya.

" Dimana aku??" Ucap ku tanpa sadar.

" Yang mulia??? Ini kamar anda, syukurlah anda sudah sadar yang mulia, hamba sangat khawatir " jawab wanita di sampingku

Aku semakin tidak mengerti mengapa wanita ini terus memanggil ku dengan sebutan yang mulia.

" Anda siapa??" Tanya ku hati hati.

Bukan menjawab wanita itu malah menangis keras seraya berlutut di bawah lantai

" Yang mulia hamba pantas mati karena tidak bisa menyelamatkan anda, tapi hamba mohon jangan bersikap seperti ini pada hamba " ucapnya sembari menangis.

Oh astaga, kepalaku semakin pusing saat mendengar tangisan nya. aku tidak mengerti mengapa gadis itu terus memanggilku yang mulia? apa dia seorang pelayan? atau budak?

Oke itu tidak penting! Yang harus aku fikirkan sekarang adalah dimana aku saat ini, dan kenapa aku bisa datang ketempat ini?

" Yang mulia sebaiknya anda kembali beristirahat, aku akan membuatkan ramuan untuk memulihkan keadaan anda " kini pria di samping ku membuka mulutnya.

" Ramuan? Apa di sini tidak ada obat? Pil, atau kapsul?" Batin ku tak percaya.

Apa yang sebenarnya sudah terjadi kepada ku? Kenapa aku bisa terjebak di sini. Setelah pria itu pergi, aku pun kembali berbaring, entah lah sepertinya tubuh ku tak bisa menolak ucapan pria ini.


" Yang mulia, apa anda benar benar tidak mengingatku? " Tanya wanita itu dengan wajah sedihnya

Aku pun menggeleng pelan, sepertinya aku harus mendengarkan ucapan nya terlebih dahulu agar aku tahu dimana sebenarnya aku berada.

" Yang mulia, hamba adalah Ananta pelayan setia anda, kita sudah bersama sejak kita kecil, dan anda adalah ratu kerajaan Arth " Terang wanita bernama ananta itu dengan serius.

" Jadi aku adalah seorang ratu? Tapi bagaimana mungkin! Di Negaraku sudah tidak menganut sistem kerajaan, Kenapa aku bisa menjadi seorang ratu, dan apa itu Arth?" Batin ku semakin tak mengerti.

" Jadi aku Ratu kerajaan Arth? "

" Bukan kerajaan tapi seluruh benua Arth!" Tegas nya.

Aku mulai memutar isi otak dan kepalaku mencoba mengartikan semua keadaan ini, namun tetap saja semua ini tak bisa masuk kedalam akal dan logika ku,. Apa saat itu aku jatuh kedalam gerbang dimensi waktu?? Kenapa pikiran ku juga mulai konyol, aku yakin ini hanya mimpi.

" Ahh anan-- ta??"

" Ya, yang mulia nama hamba ananta!"

" Apa aku bisa melihat keadaan di luar kamar, um maksud ku di luar rumah ini" pinta ku untuk memastikan, aku harus tahu apa yang sebenarnya terjadi.

" Tapi tubuh anda masih lemah, tuan harez mengatakan padaku untuk menjaga anda, dan tidak boleh banyak bergerak "

" Harez? "

" Yaa dia adalah tabib pribadi Raja yang tadi mengobati anda "

" Haa, sepertinya aku benar benar berada di sebuah kerajaan! Tapi apa mungkin? Baik lah sepertinya aku harus kembali tertidur. Aku yakin besok aku akan kembali ke dunia nyata " fikir ku berharap semua ini adalah mimpi.

Ananta juga membantuku berbaring, dia sepertinya sangat memperhatikan ku, betapa indahnya jika ananta benar benar ada di dalam kehidupan ku, setidaknya aku akan menjadikan nya teman dan tinggal di rumah bersama ku.

Terimakasih Tuhan, aku rasa kau mewujudkan keinginan ku untuk menjadi seorang putri raja, haaah nadine sepertinya kau harus berhenti menonton drama kolosal, ucap ku seraya memejamkan kedua mataku

_______________________________
..
..
..

Queen Evil  Eternal Love END Where stories live. Discover now