Hal. Enam Belas

15.8K 1.8K 35
                                    

* The start life *

Hembusan nafas Nadine terdengar begitu teratur, ia masih tertidur setelah berkelana sepanjang malam, ia bahkan belum menemui Althar yang sejak pagi menunggu untuk berterimakasih dan bicara tentang hubungan mereka yang hampir hancur karena racun.

Setelah hampir langit mulai gelap nadine pun terbangun, gadis itu segera meregangkan otot ototnya karena pegal, Di sambut oleh ananta sang pelayan setia.

" Yang mulia anda sudah bangun? " Sapa ana penuh kelembutan

" Hmm, aku haus " balas Nadine meminta air.

Dengan cepat Ana pun memberikan segelas air putih pada Nadine, dan gadis itu langsung meneguknya sampai habis.

" Apa ada yang anda inginkan? " Tanya Ananta

" Tidak, aku akan mandi saja " ucap Nadine seraya bangun dari duduknya.

" Kenapa pagi ini gelap sekali?" Gumam nya sambil terus menetap kearah celah jendela batu di kamarnya.

" Yang mulia ini sudah malam " balas ana sedikit mengulum senyum lucu.

" Malam?? " Ulang nya.

" Yaa, anda tidak ingat, setelah kembali dari padang--" ucapan Ana terhenti saat melihat wajah linglung Nadine.

" Aha yaa, kemarin aku pergi ke padang rumput untuk mencari kuda!? Tunggu, kukira itu mimpi! " Oceh Nadine tak percaya dengan apa yang sudah ia lakukan.

" Jadi apa aku menemukan kudanya? " Imbuh nya masih tidak percaya.

" Tentu saja yang mulia, anda lah yang membawa kuda dewa hirwal " terang Ana dengan nada penuh kebanggan.

" Ahh aku ingat sekarang, ana ayo kita lihat apa kuda itu masih ada?  "  Ajak Nadine yang mengurungkan mandinya.

Dengan berbalut gaun tipis putih nadine pun berjalan keluar istana ratu, menuju Ha ram ( kandang kuda kuda istana ), dan sesampainya di sana mata nadine membulat tak percaya dengan apa yang ia lihat.

" Apa dia benar benar Kanmerou?? " Batin Nadine seraya menatap sang kuda dengan tatapan bingung.

" Apa yang sedang kau lihat ratu? "

Sebuah suara yang tak asing di telinga Nadine, dan benar saja. Dia adalah Althar, pria tampan itu sudah berdiri di belakangnya.

" Um, salam hormatku raja " sapa Nadine kikuk.

" Apa yang kau lakukan ratu? "
Ucap althar menolak salam dari Nadine.

Ya, Althar tidak ingin nadine melakukan hal hal seperti itu karena mereka adalah penguasa daratan ini.

" Aku? Tentu saja memberi penghormatan pada raja " balas Nadine dengan nada malas.

" Um, apa kau- maksudku apa kita bisa bicara? "

" Sekarang??? "

" Yaa "

" Tapi-- (aku bahkan belum mandi ) " batin nadin melanjutkan ucapannya

" Bisakan kau menunggu, aku belum memberihkan diriku " pinta Nadine tak ingin mengobrol dengan keadaan seperti ini.

Yaa dia bahkan belum mencuci muka atau pun menyikat giginya setelah berkelana sepanjang malam. saking lelahnya Nadine memilih untuk langsung tidur dan kini ia baru saja bangun, karena teringat akan sang kuda nadine akhirnya memilih untuk memastikan namun kini ia malah bertemu dengan Althar.

" Baiklah aku akan menunggumu " balas Althar yang siap menunggu kapan pun istrinya itu siap untuk bicara.

Namun saat mereka sedang bicara tiba tiba Tealha datang bersama selir ke tujuh Airin, mereka tampak memasang wajah cemas. Katena sejak kemarin siapa pun tidak di izinkan untuk bertemu dengan raja.

Wajah Nadine kini mulai kembali dingin, seolah kebencian Tamara kembali saat melihat kedua wanita yang berstatus istri Althar itu mengganggu pembicaraan mereka.

" Salam hormat kami yang mulia " ucap Tealha dan Airin bersamaan.

" Yaa " balas Althar seadanya.

" Yang mulia apa anda baik baik saja? " Tanya Tealha tanpa memperdulikan keberadaan sang ratu.

" Aku baik baik saja, mengapa kalian datang kesini? "

" Aku sangat mengkhwatirkan mu yang mulia " balas tealha tanpa ragu.

" Hmm, sepertinya aku harus kembali ke istanaku, jadi selamat malam yang mulia " sela Nadine seraya berjalan meninggalkan mereka.

Pada awalnya Althar ingin menghentikan langkah Nadine, hanya saja Tealha segera mencegah dengan kembali bicara dan mereka pun akhirnya kemvali ke istana raja.

Disepanjang jalan Nadine terus merasa kesal kala mengingat tingkah Tealha yang terus memisahkan ia dan Althar. Nadine kini mengerti mengapa Tamara sampai melakukan hal gila dengan mengakhiri hidup, karena rupanya sangat merepotkan jika harus bersaing dengan wanita wanita yang sangat licin seperti mereka.

" Yang mulia airnya sudah siap " ujar seorang pelayan.

" Yaaa, aku harus menenangkan isi kepalaku "  jawab Nadine seraya memulai ritual mandinya.

***

Waktu pun berlalu, nadine  juga baru saja selesai dengan rutinitasnya, dan kini ia terdiam karena matanya tampak masih sangat segar, ya bagaimana ia akan mengantuk jika petang tadi baru saja terbangun. Sesaat nadine teringat akan ucapan Althar yang memintanya untuk bicara dan tanpa berpikir akhirnya nadine mengajak Ananta untuk pergi menemui Althar, Nadine yakin kali ini hubungan merrka akan kembali membaik dan dengan begitu nadine berharap jiwa Tamara akan kembali dan begitu pun dengannya, Nadine pasti akan kembali ke dunia nyata.

Dengan wajah penuh senyuman Nadine terus berjalan hingga kakinya kini tiba di depan tangga istana sang Raja yang tak lain suaminya sendiri. Namun kini ia terpaksa harus menghentikan langkah, karena melihat sebuah pemandangan menyedihkan. Nadine melihat Althar dan Airin yang sepertinya tengah bermesraan, nadine juga mencoba memastikan ada siapa saja namun di dalam sana hanya ada mereka berdua.

Yap nadine memang sempat mendengar bahwa, Airin adalah gadis yang Althar sengaja nikahi karena kecantikannya. Selain karena ayah Airin seorang Mugal, klan pemburu terbaik di Arth.

Hati nadine terasa mencelos saat mengingat kenyataan yang ia hadapi, karena artinya semua hal yang nadine lakukan tidak lah berarti di mata Althar, dan harapannya pun harus ia lenyapkan karena sepertinya Cinta Althar dan Tamara tak bisa di perbaiki lagi.

" Ayo kita kembali ana " ajak Nadine seraya meninggalkan istana Raja dengan kesedihan.

Ia tidak tahu mengapa dirinya tiba tiba merasa sangat emosional saat melihat kedua pasangan itu, tapi nadine yakin mungkin tubuh tamaralah yang merasa sedih. Karena bagaimana pun, saat ini ia sedang berada di dalam tubuh seorang istri yang suaminya berpoligami.

" Ratu kau baik baik saja?? "

" Yaa, tentu saja !! " Balas Nadine seadanya.

" Mengapa nasib ku harus semalang ini?? Terperangkap didalam tubuh asing yang memiliki belasan madu "

_______________________________


Queen Evil  Eternal Love END Where stories live. Discover now