Hal Delapan Belas

15.3K 1.8K 8
                                    


Jangan lupa Vote dan komen yaa GUYS..

..

Nadine kembali dengan perasaan campur aduk, ia sangat ingin sekali marah pada semua orang yang ada di baris pemerintahan. Bagaimana mereka bisa membiarkan hal konyol seperti ini terjadi.

Jika saja ini di dunia modern, mungkin Nadine sudah memviralkan mereka agar orang orang menghujatnya.

Sesampainya di istana, kini ia ber pas-pasan dengan Althar, dan seperti yang kita pikirkan sang ratu Arth langsung membom sang raja dengan pertanyaan yang Althar tak mengerti.

" Ratu jaga sikapmu??" sela Althar dengan nada lembut.

" bagaimana aku bisa diam saja setelah melihat hal menyedihkan seperti itu?"

" aku faham, aku akan segera menyuruh para menteri mengambil tindakan mereka akan bertanggung jawab atas semua hal itu" hibur althar mencoba meredakan amarah sang istri

Entah mengapa althar malah di buat terpana akan kecantikan Nadine terlebih saat wanita itu sedang marah.

"Apa kau sudah makan??" tanya althar mengalihkan pembicaraan.

" tidak, um maksudku maafkan aku karena aku tidak berselera makan" tolak Nadine

" apa sekarang kau akan membiasakan hal seperti ini??" althar masih mencoba menatap istrinya dengan tenang.

"apa??"

" kau terus menolakku? Menolak ajakan raja??"

" aku--aku hanya"

" diam dan ikuti aku" sela Althar seraya berjalan dengan memberi instruksi agar istrinya mengikuti langkahnya.

" apa yang dia lakukan???" batin Nadine tak percaya karena althar semakin aneh.

Pria itu selalu saja muncul di dalam hidupnya setiap hari.

Kedua raja dan ratu Arth kini duduk berhadapan dengan suasana yang cukup canggung bagi Nadine. Semua orang pergi meninggalkan mereka berdua, dan kini Nadine benar benar tak bisa mengelak lagi dari sang raja.

" makan lah, semua ini adalah makanan kesukaanmu"  ucap Althar seraya menambahkan lauk kedalam piring Nadine.

" um, terima kasih - -" balas Nadine terbata.

"yang mulia bagaimana keadaanmu saat ini??" tanya Nadine kembali memastikan penyakit Althar.

" ahh, sudah jauh lebih baik" senyum Althar merekah.

Dan sungguh ini bukan lah Althar yang pertama Nadine kenal. Pria dingin dan angkuh itu tersenyum sangat ramah padanya.

Tapi jika di lihat lihat Althar malah semakin tampan dengan senyuman di wajahnya, yap pria itu semakin tampan semenjak hari dimana racun nya hilang.

Setelah selesai makan Althar kini mengajak Nadine berjalan jalan di taman istana entah tersambat angin apa, tiba tiba pria dingin yang mengabaikan ratunya bertahan tahun tiba tiba mengajak nya berjalan berdua.

" sebenarnya ada apa yang mulia? Apa Ada hal yang ingin kau bicarakan dengan ku?" tanya Nadine yang merasa asing dengan perlakuan Althar yang tiba tiba sok akrab.

Um maksudnya bukan begitu, setahu Nadine Althar dan Tamara adalah musuh setelah sekian lama. Bahkan ia bisa melihat kebencian diantara keduanya saat ia pertama kali tiba di negri ini, namun setelah hari hari berjalan Nadine merasa cerita dan kenyataan sepertinya berbeda. Althar tidak sekejam dan sejahat itu, meski mungkin mereka pernah bertengkar. Tapi Nadine bisa merasakan masih ada rasa cinta dimata pria ini untuk Tamara, dan kini sialnya Nadine mulai merasa nyaman dengan sikap hangat Althar yang membuka diri padanya.

" tidak ada, aku merasa kita sudah terlalu lama menjauh. Dan aku khawatir hubungan buruk kita terus tersebar dan rakyat akan meragukan hubungan keluarga kerajaan"

" maksud mu? Uh tunggu, apa kau berniat mengajak damai?" tanya Nadine tp the point

" apa kau tidak mau??"

" bukan begitu, aku hanya tidak mengerti mengapa kau tiba tiba membuka dirimu kembali setelah sekian lama kau mengabaikan ku?? Apa ini karena kanmerou? Kau ingin kuda itu?? "

" Tamara?? "

" apa kau tidak lelah terus menyimpan kebencian dalam hatimu??" imbuh Althar penuh pertanyaan.

" tidak, aku tidak membenci mu, aku hanya - - " ucapan Nadine tiba tiba terhenti saat ia menyadari bahwa seperti nya ia merasakan kehadiran Tamara. Terlebih saat ia mengucapkan nama Kanmerou

" apa jiwa Tamara bisa bicara? Apa tadi kau yang mengatakan semua itu?? " batin Nadine mencari jawaban pada dirinya sendiri.

" yang mulia seperti nya kita tidak bisa melanjutkan percakapan kita, aku merasa tidak enak badan" ucap Nadine yang tidak ingin semakin mengacaukan keadaan.

" kau sakit??" tanya Althar khawatir.

" tidak aku baik baik saja"

" kalau begitu aku akan mengantarmu"

" tidak perlu aku akan kembali dengan pelayan" tolak Nadine cepat.

" Tamara ku mohon, biarkan aku untuk kali ini" tolak Althar seraya mengangkat tubuh Nadine dan membawanya menuju istana ratu.

"" ***""

Queen Evil  Eternal Love END Where stories live. Discover now