[25] Wanita Yang Hilang

54 16 0
                                    

[25] Wanita Yang Hilang

Oleh: N. R. Hidayati


Rambu telah sampai ke lokasi terakhir tempat sinyal dari ponsel Gamar ditemukan. Sayangnya di tempat ini ia hanya bisa menemukan ponsel milik Gamar, yang tergeletak di selokan kering. Layar ponsel Gamar retak, membuat imajinasi Rambu semakin buruk.

Rambu tahu pasti kalau ponsel ini tidak tertinggal begitu saja di tempat ini. Pasti sesuatu telah terjadi. Di saat Rambu coba mencerna semua informasi, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal. Belum sempat ia membuka pesan itu, sebuah telepon masuk ke ponselnya. Nama T-Rex tertera di layar.

"Ndan! Wanita itu berpindah lokasi!" teriak T-Rex cukup keras. Untuk sesaat Rambu refleks menjauhkan ponsel itu dari telinganya.

"Bening Maria?" tanya Rambu memastikan.

"Iya, Ndan. Lokasi terbarunya di Yayasan Perempuan Indonesia."

"Oke, kita urus itu nanti. Sekarang, tolong periksa CCTV di sekitar lokasi ini, Rex. Hanya ponsel Gamar yang kutemukan."

"Siap, Ndan. Beri waktu lima menit!"

Rambu menutup teleponnya dan memberikan waktu pada T-Rex untuk mengumpulkan informasi. Ia kembali teringat pada pesan dari nomor tak dikenal yang masuk ke ponselnya tadi. Kata pertama dari isi pesan yang muncul di pop-up ponselnya membuat Rambu penasaran.

"Ndan."

Hanya anak buahnya serta Gamar yang terbiasa mrnyebutnya dengan panggilan 'Ndan'. Rambu akhirnya memutuskan untuk melihat isi pesan itu. Benar saja, rupanya pesan dari Gamar yang menunjukkan lokasi terbarunya. Yayasan Perempuan Indonesia.

Rambu bergegas pergi ke lokasi yang Gamar sebutkan. Sebelumnya ia sudah coba menelepon kembali ke nomor tersebut, tapi pemiliknya tak kunjung menjawab. Ia teringat informasi dari T-Rex tentang Bening Maria. Entah kenapa perasaan Rambu tidak enak saat mengetahui Gamar berada di lokasi yang sama dengan wanita itu.

***

Berulang kali Rambu melihat layar hitung mundur di tiang lampu lalu lintas. Entah kenapa waktu terasa begitu lama.

"Sial! Untuk apa sebenarnya dia di sana! Kenapa anak itu selalu saja mendatangi tempat-tempat aneh!" gerutu Rambu. Ia memang meragukan identitas Gamar sejak lama. Mulai dari kehadirannya sebagai saksi di TKP pembunuhan sang jagal, pengetahuannya tentang kasus ini, dan hubungannya dengan orang-orang dari masa lalu yang berkaitan dengan kasus serupa pada waktu itu.

"Sebenarnya apa yang dia cari!" teriak Rambu sembari memukul setang motornya.

Sikapnya ini membuat beberapa orang yang sedang berhenti di lampu merah menatap aneh ke arahnya. Tentu saja Rambu tidak menyadarinya karena pikiran-pikiran buruk terus berkecamuk dalam kepalanya.

Begitu hitungan memasuki angka lima, Rambu mulai bersiap-siap melajukan kembali motornya. Tinggal dua belokan lagi dan dia akan sampai ke lokasi tempat Gamar berada. Yayasan Perempuan Indonesia.

***

"Gue yakin, lo pelakunya!" Gamar mengeraskan suaranya.

Ia tahu, apa yang mungkin menimpanya setelah ini. Mati tertebas, seperti dua wanita yang tergeletak tak bernyawa di hadapannya itu. Akan tetapi, Gamar belum ingin menyerah saat ini. Ada banyak orang di luar sana. Ia percaya salah satu dari mereka pasti akan mendengar suaranya.

Selama ia bisa mempertahankan jarak dengan sang jagal, Gamar merasa sedikit aman. Lagi pula, bukankah Maria adalah orang penting di tempat ini. Ia seseorang akan datang mencari Maria. Untuk saat ini ia hanya perlu mengulur waktu sampai seseorang itu tiba atau mencari jalan keluar dengan segera.

NirkapalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang