13. Zebira Dengan Segala Akalnya

385 18 0
                                    

"Kamu tahu? Jika itu tentangmu maka aku sanggup berpikir 1001 kali padahal aku paling benci jika harus melakukan itu."

🎸🎸🎸

"Selamat pagi, Kenan," sapa Zebira pada Kenan tak lupa gadis itu berusaha mensejajarkan langkahnya dengan pria itu.

"Hm." Hanya deheman pelan saja yang menjadi jawaban dari sapaan yang Zebira lontarkan. Namun Zebira tak menyerah begitu saja.

"Hari ini gue mau ke rumah lo," ucap Zebira girang.

Kenan kontan menoleh sembari mengehentikan langkahnya. "Mau apa?" tanyanya.

Zebira tersenyum lebar dan tentunya ikut mengentikan langkah seperti yang Kenan lakukan. Akhirnya dia bisa menatap wajah Kenan sedekat ini. "Mau ketemu sama camer," jawabnya santai.

"Enggak usah ngada-ngada," ujar Kenan ketus. Kentara sekali jika pria itu tak suka.

Zebira merenggut kesal. "Kenapa sih? Segitunya ya lo benci sama gue?"

Kenan menghela napasnya. "Jawab yang bener. Lo mau apa?" Kenan bukan tak suka jika Zebira berkunjung ke rumahnya hanya saja dia tak percaya akan jawaban gadis itu.

"Mau latihan gitar sama om Agas," jawab Zebira, kali ini dia menjawab yang sebenarnya.

Ingin bertanya mengapa harus dengan papanya namun Kenan lebih memilih tak menjawab apa-apa dan kembali melanjutkan langkahnya.

"Kenan ih!" rengek Zebira sembari berlari agar bisa kembali mensejajarkan langkahnya dengan pria itu.

"Nan, pesan dari gue sebenarnya udah lo baca belum sih?" tanya Zebira yang tak habis akal agar bisa tetap bicara berdua dengan Kenan.

Semalam Zebira mengirimkan pesan pada Kenan. Pesan itu berisikan foto dirinya yang baru selesai mencoba alat make up pemberian Bianca dan juga tak lupa dia berfoto dengan kartu ucapan kemarin yang Kenan tulis. Kartu ucapan itu sudah ia laminating dan digantung bersama hiasan lain yang ada di depan meja belajarnya.

"Gue sengaja simpen kartu ucapan tulisan lo di depan meja belajar biar kalau gue lagi ngerasa enggak punya alasan buat lanjut gue ingat kalau masih ada lo yang pernah peduli sama gue," lanjut Zebira membuat hati Kenan sedikit goyah. Apa segitunya dampak dirinya bagi kehidupan Zebira?

"Nan, lo boleh jijik sama gue. Lo boleh benci sama gue, tapi gue mohon jangan berhenti peduli sama gue, ya? Gue selalu berharap lo akan selalu peduli sama gue meski gue juga berharap bisa memiliki lo, tapi lihat kondisi sekarang aja rasanya susah."

Suara gadis itu melemah bahkan Zebira tak melanjutkan langkahnya. Gadis itu membiarkan Kenan berlalu sendirian. Zebira mungkin bisa pura-pura kuat, tapi untuk sekarang dirinya tak bisa melakukannya jadi lebih baik Kenan tak melihatnya.

"Nan, semoga lo masih denger apa yang gue ucapkan meskipun lo enggak jawab."

***

"Jadi hari ini lo mau latihan sama papanya Kenan?" tanya Reval.

"Iya," jawab Zebira. "Boleh, ya? Besok kan hari terakhir kita latihan, nah besoknya sama kalian. Please bolehin gue, ya? Gue janji bakalan maksimal waktu sama om Agas biar besoknya tinggal klop-in sama kalian. Gimana?"

Neira melirik Reval sejenak sebelum akhirnya mengangguk. "Boleh, Ra. Boleh banget," jawabnya mantap. Neira tahu ini kesempatan Zebira untuk menghabiskan waktu lebih lama dengan Kenan terlebih dengan keluarganya juga. Pasti Zebira akan sangat bahagia.

Monachopsis [ Completed ]Where stories live. Discover now