42. Hamil & Tanggung Jawab

4.4K 420 23
                                    

Eitsss! Helo welcome back!
Aku ingetin ya gais ya, kalo nanti ada salah kata ataupun itu mohon mangap banget nich🙏🏻😗

Maka dari itu tandai aja kalo misalnya salah, bakal aku revisi kalo g lupa xixixi! Canda, bakal ai revisi kok tp habis end.

Oke, celamat membaca!

***

Setelah melakukan perjalanan seperti menantang maut, kini Anza dan juga Lila telah sampai dimana Kanara dilarikan ke Rumah Sakit.

"Mana Pak uangnya?" tangan Lila mengadah sembari menatap Anza.

"Saya nggak bawa uang cash, nanti aja." ucap Anza setelah melepas helm yang ia pakai dan memberikannya kepada Lila.

"Ohh... Bapak nipu ya? Mau jadi penipu? Mau saya laporin? Bisa-bisanya nggak mau bayar, mana kopi saya udah jadi korban Bapak!"

Anza menangkup wajah Lila, lalu menatap manik mata perempuan tersebut. "Nanti saya bayar, kalaupun kamu minta lebih bakal saya kasih."

Sial! Apakah pria tersebut tidak sadar bahwa karena dirinya jantungnya berdetak kencang? "Y-ya," Lila mendadak mati kutu dan tidak tahu harus berbicara apa.

Anza melepas tangannya dari wajah perempuan itu saat mendapati pesan masuk dari ponselnya.

BUNDA ANZA PALING CANTIK!❤️
Online

Lama banget sih?! Cepet kesini!
Kamu mau Bunda geprek?!! INI URGENT!

"Saya masuk dulu," pamit Anza dan segera pergi.

"E-eh! Tunggu Pak! Saya ikut dong, nanti Bapak kabur lagi! Kan rugi disaya nggak dapet sepuluh juta."

Tepat saat Anza dan Lila sampai didepan pintu UGD, Dokter yang kebetulan sudah selesai memeriksa Kanara baru saja keluar.

"Dengan keluarga pasien?" Bunda, Ayah Abbas dan juga Bayu yang sedari tadi menunggu kini beranjak menghampiri Dokter tersebut.

"Iya Dok, saya Tante nya. Gimana keadaan Kanara?" tanya Bunda dengan sorot mata khawatir.

"Bisa saya bicara dengan suaminya?" tanya balik Dokter wanita yang masih terlihat muda tersebut.

Bunda mengerutkan keningnya. "Ma-maksudnya?"

Dokter wanita itu menghela nafas panjang, dengan senyum yang dipaksakan. "Apa kalian tidak tau, jika pasien tersebut tengah mengandung?"

Bunda yang shock lantas tidak bisa menjaga keseimbangan, Ayah Abbas yang berada tepat dibelakang Bunda dengan sigap menahan tubuhnya. "Bunda tenang,"

Anza seketika maju dan menatap Dokter tersebut. "Maaf, Anda tidak salah bicara 'kan?"

Dokter itu menggeleng pelan. "Tidak,"

"Pasien overdosis obat penenang, tapi karena cepat dibawa ke Rumah Sakit dan kandungan pasien kuat, syukurlah tidak terjadi keguguran." jelas Dokter tersebut.

"Pasien masih belum sadar dan akan dipindahkan keruangan rawat,"

"VVIP," potong Anza cepat membuat Dokter wanita itu hanya mengangguk patuh.

"Maaf saya permisi dulu, jika ada yang mau ditanyakan bisa datang keruangan saya."

***

Saat ini mereka semua tengah menunggu Kanara sadar, dengan Bunda yang masih shock dalam pelukan Ayah Abbas.

Lila yang disana hanya bisa diam, sama halnya dengan Bayu. Berbeda dengan Anza yang kini tengah memejamkan mata disudut ruangan.

"Eungh," lenguhan Kana membuat semuanya mengalihkan atensinya kepada perempuan tersebut. Anza dengan cepat menghampiri Adik sepupunya itu.

Kepincut Ojol CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang