32. Ribut II

3.5K 409 13
                                    

Sementara di rumah Anza dan juga keluarganya kini tengah panik lantaran Kanara yang baru saja terbangun terus saja menangis.

"Kana kenapa? Kok nangis? Udah gede nangis, nggak takut nanti digigit nyamuk?" ucap Anza asal dan mendapat tabokan maut oleh Bunda.

"Anak cantik, pinter jangan nangis ya. Nanti Om Abbas beliin pesawat tapi yang versi mainan dulu aja." kini bukan hanya Anza yang mendapat tabokan maut, tapi juga Ayah Abbas.

Dengan penuh sayang, Bunda membelai lembut rambut Kana lalu mencoba menenangkan perempuan tersebut. "Ada apa sayang? Sini cerita sama Bunda,"

Kanara yang kini sudah lebih tenang hanya mengangguk, perempuan tersebut mendudukkan dirinya disofa dengan Bunda yang disebelahnya. "Ta-tadi Ka-kana mimpi, Ka-kana ketemu monster gede banget."

"Terus-terus?" tanya Anza yang kini terlihat penasaran.

"Mon-monsternya ganteng banget! Ta-tapi pas Kana deketin dia makan Kana, terus tiba-tiba Kak Anza dateng bawa pedang. Habis itu tamat." lanjut Kana dengan sedikit sesegukan dan mengelap ingusnya yang keluar.

"Terus kenapa kamu nangis?" timpal Ayah Abbas.

"Nggak tau, pengen aja." jawab perempuan itu enteng.

Rasanya Anza ingin menenggelamkan wajahnya sekarang! Sungguh dirinya kesal waktu tidur tampannya harus terganggu akibat drama pagi ini.

"Mending kalian bertiga mandi sekarang, habis itu sarapan. Bunda tunggu," ucap Bunda karena memang jam sudah menunjukkan pukul 7 kurang 3 menit.

"Bunda... Kana boleh request dimasakin nasi goreng seafood?" ucap Kanara.

"Boleh dong, tapi... bukannya kamu nggak suka seafood?" tanya Bunda dengan kening berkerut.

Kanara yang ditanya seperti itu terlihat gugup dan tidak tahu harus menjawab apa. "Mm... lagi pengen aja Bun, gapapa 'kan?"

"Iya sayang, sekarang kamu mandi aja dulu." balas Bunda, Kanara hanya mengangguk kecil dan segera menyusul Ayah Abbas dan juga Anza yang terlebih dahulu pergi.

Setelah semuanya sudah siap, kini mereka berempat tengah sarapan sembari mengobrol kecil.

"Kana, Bunda mau tanya. Kenapa kamu tiba-tiba kesini? Maksud Bunda... nggak biasanya, lagipula Mama sama Papa kamu nggak ngasih tau Bunda dulu." tanya Bunda karena tadi malam Kanara belum sempat menjelaskan tentang kedatangannya yang tiba-tiba.

Kanara yang tengah menikmati nasi goreng seafood dengan antusias, seketika tersentak mendengar pertanyaan Bunda. "Kana... Kana cuma lagi liburan aja Bun, soalnya tugas kuliah Kana numpuk. Itung-itung refreshing, soal Mama Papa..."

"Mama udah tau kok, Papa juga udah." lanjutnya sedikit ragu.

"Yang bener refreshing?" goda Anza kepada adik sepupunya itu.

"Be-bener Kak!"

"Yaudah kalau gitu, Bunda cuma mastiin aja. Takut-takut Mama kamu nggak tau, terus Bunda yang diamuk." imbuh Bunda seraya terkekeh kecil.

Kanara hanya tersenyum canggung mendengarkannya. "Kak Anza, Kana boleh ikut kekantor Kakak?" tanya Kana sembari mengalihkan topik pembicaraan.

Anza yang mendengar itu sontak menatap Kana heran. "Emangnya mau ngapain?"

"Ya nggak ngapa-ngapain sih Kak, tapi plis boleh ya? Ya... yaa...?" ucapnya memohon, Anza mengangguk mengiyakan sebagai jawaban.

***

Selepas kejadian tadi padi yang mengharuskan Lila adu mekanik dengan Ibu-ibu mulut mercon, kini dirinya tengah bersantai menikmati sarapan di rumah Bayu.

"Mau nambah Lil? Ini semur jengkolnya masih banyak kalau mau." tawar wanita paruh baya yaitu Ibu dari Bayu, yang biasa dipanggil 'Mpok Nori' sembari menawarkan sisa semur jengkol yang masih banyak kepada Lila.

"Lahh Mak! Anak sendiri nggak di tawarin, malah dikasih ke anak orang." gerutu Bayu kesal kepada Ibunya itu.

"Sirik banget jadi anak! Nohh, habisin sekalian! Biar mantap tuhh kentut kalau keluar nanti," balas Mpok Nori sembari menuangkan sisa semur jengkol tadi kepiring Bayu.

"Ini kebanyakan Mak!" protes Bayu.

"Protes mulu hidup lo, kayak orang penting! Kalau nggak mau sini, biar gue yang habisin!" srobot Lila.

Bayu yang kini membuka mulutnya hendak protes, harus dibuat diam ketika Mpok Nori menyumpal mulutnya dengan nasi dan juga jengkol. "Nyerocos lagi awas!"

Setelah menghabiskan sarapannya, sekarang Lila dan juga Bayu sudah berada dijalan dengan Bayu yang mengendarai sepeda motor.

Saat hendak membelokkan motornya di persimpangan jalan, tiba-tiba dari arah berlawanan terlihat motor sport yang kini melaju kencang dan sedikit menyerempet motor yang ditumpangi oleh Lila.

Karena Bayu yang kaget akhirnya membuat motor tersebut oleng dan terjatuh diatas trotoar, terlihat pengendara tadi yang rupanya adalah pelajar SMA berhenti tidak jauh dari tempat Lila dan juga Bayu tergeletak menggenaskan dengan tertimpa motor.

"WOY! BISA BAWA MOTOR GAK SIH LO?!" teriak pelajar SMA itu, sembari menjalankan motornya menghampiri Lila dan juga Bayu.

Dengan susah payah, karena sialnya jalan yang mereka lintasi cukup sepi, membuat Lila sekuat tenaga menyingkirkan motor Bayu.

"Eh bocah! Lo yang bawa motor nggak pecus! Kenapa jadi nyalahin gue?" dengan sedikit pincang, Lila menghampiri pemuda berseragam SMA tersebut.

Pemuda itu terlihat membuka helmnya memperlihatkan tampang tengil dan juga sok keren, membuat Lila ingin sekali memuntahkan jengkol yang tadi ia makan.
"Lo yang salah! Udah liat gue bawa motornya kenceng, malah belok nggak hati-hati!"

Bayu yang kini tengah berdiri dibelakang Lila terlihat menaikkan satu alisnya mendengar ucapan pemuda tersebut. "Sekolah dulu yang pinter, baru bawa motor. Udah jelas-jelas lo yang salah,"

"Dan juga mata lo nggak buta 'kan? Lo nggak liat kalau gue nyungsep gara-gara lo?" lanjut Bayu dengan nada kesal.

"Tanggung jawab nih, kasian badan gue jadi remuk." sela Lila.

"Mana bisa gitu! Gue nggak salah kok," elak pemuda tersebut. "Ck, gue udah telat. Bilang aja lo mau duit berapa? Gue udah hafal sama orang-orang kayak kalian, pasti ujung-ujungnya duit." lanjutnya membuat Lila menggeram kesal.

"Turun!" titah Lila tajam tapi dihiraukan pemuda itu. "Gue bilang turun ya turun!" lanjutnya menarik kerah seragam pemuda tersebut, membuat pemuda itu mau tidak mau turun dari atas motor.

Bugh!

Dengan satu kali bogem diarea perut, membuat pemuda tersebut tersungkur. Karena memang tinjuan Lila sangat-sangat lemah lembut, Bayu saja sampai meringis ngilu melihatnya.

Lila berjongkok, menyamakan tingginya dengan pemuda tersebut. "Masih muda, nggak usah sok jadi orang. Lo kira ini jalan punya Nenek Moyang lo?"

"Jadi laki-laki itu yang dipegang tanggung jawabnya, lo yang udah buat gue sama temen gue jadi gini. Kenapa lo nggak mau tanggung jawab?"

"Lagipula gue nggak minat sama duit lo itu, duit masih minta orang tua nggak usah berlagak sok berkuasa."

"Dan lain kali kalau bawa motor nggak bener, naik odong-odong aja."

Sebelum berdiri, Lila sempat menepuk pundak pemuda tersebut. "Satu lagi, benerin sikap lo."

"Yuk cabut." ajak Lila kepada Bayu yang sedari tadi diam, meninggalkan pemuda tadi yang meringis sembari memegangi perutnya.

.
.
.
.

Y

Kepincut Ojol CantikTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon