10. Taman, Lila & Ibu-ibu Daster

7.1K 778 5
                                    

Pagi harinya di hari Minggu, entah angin apa membuat seorang Arkanza Abizar Melviano sudah bangun dan juga sudah rapi dengan pakaian santai. Bunda yang baru saja ingin membangun Ayah Abbas, mengernyit heran.

"Udah rapi aja, mau kemana kamu?" tanya Bunda saat tak sengaja berpapasan dengan Anza.

Anza yang sedang bersiul sembari bersenandung kecil, lantas menghentikan langkahnya dan menatap Bunda Kinar. "Oh, Anza mau ke taman sebentar Bun."

Kerutan di wanita paruh baya tersebut semakin jelas ketika mendengar jawaban anaknya tersebut. "Ngapain?" tanya Bunda penuh selidik.

Anza memutar bola matanya malas, dirinya hanya ingin berjalan-jalan menikmati udara pagi yang sejuk dan menenangkan, bukan untuk menculik perempuan! Kenapa dirinya seperti tersangka saat ini. "Ya Allah Bunda ku yang cantik dan unyuk, gemesin lagi. Anza cuma mau jalan-jalan sebentar." balas Anza seraya mencubit pipi Bunda gemas.

"Patut di curigai," gumam Bunda yang masih di dengar jelas oleh Anza.

Pria tersebut hanya bisa menghela nafas panjang. "Terserah Bunda deh, kalau gitu Anza pergi dulu. Assalamualaikum," pamit Anza tidak lupa mencium tangan Bunda.

"Waalaikumsallam," balas Bunda dengan tatapan mata yang tidak lepas dari kepergian anaknya tersebut.

***

Setibanya di taman, Anza menatap sekitar yang sedikit ramai dengan beberapa orang berlalu lalang. Mendudukkan dirinya di kursi taman, ia memejamkan matanya menikmati udara pagi yang segar dan juga menenangkan hati.

Saat merasakan ada pergerakan di samping tempat duduknya ia membuka matanya. Ia sedikit terkejut saat mendapati bocah laki-laki berusia sekitar 5 tahun.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Anza kepada bocah tersebut sembari menatap sekitar takut-takut jika ia di sangka sebagai penculik.

Bocah laki-laki itu terlihat menggoyang-goyangkan kakinya, lantas menatap Anza yang berada di sampingnya. "Om siapa?" tanya balik bocah tersebut.

"Om namanya Anza, kalau kamu?"

"Nama aku Daniel om," lanjutnya sembari mengajak Anza berjabat tangan. Dengan sedikit ragu, Anza menjabat tangan bocah bernama Daniel tersebut.

"Daniel sama siapa ke sini? Nggak takut sendirian? Nanti kalau ketemu penjahat gimana?" tanya Anza.

"Daniel ke sini sama Mamah, nah itu Mamah." ucapnya seraya menunjuk wanita sekitar umur 30 tahun, yang berjalan menghampiri Anza dan juga Daniel dengan mimik wajah khawatir.

"Ya ampun Daniel, Mamah cariin malah ngilang di sini. Udah Mamah bilang, jangan kemana-mana. Kalau kamu di culik gimana?" tanya wanita tersebut sembari berkacak pinggang.

"Ishhhh, soalnya Daniel bosen dengerin Mamah ngrumpi sama Ibu-ibu disana." jawab Daniel sembari cemberut, membuat Anza sedikit tertawa kecil.

"Udah ayo pulang," ajaknya dan menarik tangan Daniel, membuat bocah laki-laki itu mau tidak mau harus menurut. Terlihat dari wajah Daniel, bahwa dirinya sangat-sangat tertekan! Help!

"Maaf ya Mas, kalau anak saya ngerepotin tadi." lanjut wanita tersebut menatap Anza.

"Nggak ngerepotin kok Mbak," jawab Anza di bbalas anggukan wanita tersebut dan pergi meninggalkan Anza, dengan Daniel yang berada di sampingnya.

Saat hendak pergi untuk pulang ke rumah, tak sengaja matanya menangkap siluet seseorang yang tidak asing baginya. Segera ia menghampiri orang tersebut yang terlihat sedang terlibat cekcok mulut dengan seseorang.

"LOH?! KOK MBAK NYALAHIN SAYA?! JELAS-JELAS MBAK YANG PARKIR MOTORNYA GAK BENER!" teriak Ibu-ibu berdaster yang memarahi seorang perempuan.

Perempuan yang di marahi tersebut menatap nyalang Ibu-ibu itu. "Dasar Mak-mak berdaster! Saya parkir motornya udah bener! Ibuk aja yang nggak pecus bawa motor! Liat, motor saya yang langka di dunia ini jadi lecet kan!" ucapnya tak terima.

Kepincut Ojol CantikDonde viven las historias. Descúbrelo ahora