29. Gara-gara Anza

3.8K 457 3
                                    

Jika ada typo tlg maklum ygy.

HAPPY READING!🤕😻🐷🤗😱
.
.
.
.

Sementara didapur, Bunda terlihat antusias ketika Lila yang ikut andil dalam membantunya memasak.

"Mau masak apa Bun?"

"Buat sambel goreng kentang aja gimana? Sama udang asam manis?" tanya Bunda yang kini tengah membuka isi kulkas untuk memastikan bahan-bahan yang ada.

"Oke-oke aja sih Bun,"

"Yaudah nih, kamu kupas dulu aja kentangnya. Biar Bunda yang bersihin udangnya dulu," segera Lila mengupas kentang tersebut dengan telaten dan terlihat fokus. Bunda yang melihat itu tersenyum kecil.

"Kamu kok bisa deket sama anak Bunda sih?" tanya Bunda disela-sela kegiatan membersihkan udang.

"Sebenernya Lila juga nggak tau sih Bun, soalnya dulu anak Bunda pesen ojol ke Lila tapi gak bayar. Ya bayar sih, tapi yang bayar Satpam kantor dia. Terus juga waktu ketemu direstoran pernah numpahin Lila makanan, terus apalagi ya?" jelasnya seraya berfikir.

"Lupa Bun," lanjutnya seraya meringis menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Udah pernah ketemu beberapa kali ya? Mungkin kamu emang calon mantu Bunda deh," celetuk Bunda dengan kekehan kecil.

Lila yang mendengar itu terlihat salah tingkah. "Bu-Bunda bisa aja!"

"Gapapa kamu sama anak Bunda aja, dia baik kok suer deh, ya walaupun radak geser dikit otaknya."

"Ngomong-ngomong, ini perdana lho Anza bawa perempuan kerumah." lanjut Bunda seraya tertawa kecil.

"Emang iya Bun? Tapi kok, Lila liat-liat tampang anak Bunda kayak buaya darat ya?" jawab Lila polos membuat Bunda tertawa lepas.

"Kamu kalau ngomong suka bener," balas Bunda masih dengan kekehan kecil membuat Lila juga ikut tertawa.

"Ini Bun kentangnya," Lila segera menyerahkan kentang yang sudah ia kupas bersih kepada Bunda. Setelah itu mereka melanjutkan kegiatan memasak sembari mengobrol sesekali terkekeh kecil.

"Adem banget rasanya ngeliat para istri akur," celetuk Anza dari arah belakang. Lila yang tengah sibuk memotong bawang hanya melirik sekilas.

"Kamu mau ngapain? Jangan ganggu deh, sana pergi." usir Bunda.

"Sekali aja Bun, kan Anza kepo."

"Mending kamu lanjutin dulu bentar, Bunda mau beli ke minimarket depan dulu."

Dengan semangat 45, Anza mengangguki perintah Bunda. "Siap Kanjeng Ratu."

Selepas kepergian Bunda, Anza dengan segera mendekati Lila yang sedari tadi tengah menyibukkan diri. "Diem aja nih? Kalau di pikir-pikir kita kayak pengantin baru ya?"

"Maksud Bapak?" tanya Lila sedikit malas.

"Kamu masak, terus saya juga ikut bantuin. Itung-itung simulasi besok kalau kita udah nikah, lebih bagus lagi kalau kamu pakek daster terus saya pakek sarung. Beuhh, cocok bingits nggak tuh?" ucap Anza sembari menaik turunkan alis.

"Nggak," balas Lila cuek. Karena Anza yang terus saja mengoceh dan mencoba menggoda Lila, menyebabkan masakan yang Bunda yang hampir selesai harus hancur gara-gara Anza.

Lila yang mencium bau-bau tidak sedap segera mengalihkan atensinya, seketika matanya melotot tajam. "MASAKANNYA JADI GOSONG!"

"KOK BISA?" pekik Anza kaget dan segera mematikan kompor, tidak lupa ia mengibas-ngibaskan tangannya supaya asap tersebut segera berkurang.

"Bapak gimana sih?! Kan kata Bunda suruh ngelanjutin bentar! Malah ngoceh dari tadi!"

Anza menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sembari meringis pelan. "Habisnya kamu lebih menarik sih, jadi lupa deh."

"Ck, terserah Bapak deh." decaknya sebal.

"Ada apa sih ribut-ribut?" celetuk Ayah Abbas yang baru saja datang, karena saat diruang tamu ia sedikit terganggu dengan teriakan Lila dan juga Anza.

Anza yang mendapati Ayah Abbas seketika menyengir tidak berdosa. "Tuh," tunjuknya kepada masakan Bunda yang sudah menggenaskan.

"Ck, ck, ck. Pasti kamu 'kan biang keroknya? Kalau Bunda sampai tau, bakal aー" ucapan Ayah Abbas terpotong ketika Bunda tiba-tiba datang.

"Bakal aーAPA?!" pekik Bunda kaget.

"INI KENAPAAA?! KOK JADI ITEM GOSONG GINI SIHH!" dengan tidak berdosa Ayah Abbas dan juga Lila menunjuk Anza yang kini tengah meringkuk bersembunyi dibalik tubuh kecil Lila.

"Kamu apain masakan Bunda?" tanya Bunda marah sembari menjewer telinga Anza.

"A-aduh Bun, Anza cuma lupa aja."

"Lupa kamu bilang?! Emangnya dari tadi kamu ngapain Anza?!" Bunda yang kesal segera melepaskan jeweran anaknya tersebut, lalu mengalihkan atensinya kepada masakannya tadi.

"Panci Bunda jadi rusak deh, udah nggak bisa diselamatkan ini mah." gumam Bunda sendu, membuat Anza yang melihatnya tidak tega.

"Emm, Bun? Nanti Anza bakal ganti kok, yang lebih bagus lagi." Bunda yang mendengar itu melirik sinis, tapi jika dipikir-pikir menguntungkan juga.

"Yaudah, beli yang keluaran terbaru terus yang tahan banting pokoknya."

"Udah sana pergi," lanjut Bunda mengusir.

"Ta-tapi Bun, Anza mau ikut bantuin masak lagi." jawab Anza takut-takut.

"Mau bantuin lagi kamu bilang?! Kamu mau bikin dapur kita nanti jadi kebakaran?!" omel Bunda berkacak pinggang.

Ayah Abbas yang melihat istrinya dalam mode Hulk segera menyeret anaknya tersebut. "Sini ikut Ayah!"

"Lepaskan aku Kakanda! Tidak! Aku tidak ingin pergi bersama mu! Tolong lepaskan diriku!" ucap Anza sembari meronta-ronta untuk dilepaskan.

Ayah Abbas yang sudah muak segera membekap mulut anaknya itu, dan mengapit kepalanya diketiak. "Nah kayak gini 'kan lebih adem,"

"ANZA SUSAH NAFAS AYAH! KETEK AYAH BAU!" pekik Anza membuat Ayah Abbas hanya terkikik kecil.

Selepas kepergian hama merepotkan Bunda akhirnya bisa bernafas lega. "Terus ini gimana Bun?" tanya Lila yang sedari tadi diam.

"Udangnya belum kita masak 'kan? Untung cuma kentangnya aja yang jadi korban," jawab Bunda dianggukki oleh Lila. Setelah membereskan kekacauan yang dibuat Anza, Bunda dan juga Lila segera melanjutkan acara memasak mereka.

.
.
.
.

HALO!

V
O
T
E

&

K
O
M
E
N

Kepincut Ojol CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang