25. Baju Dinas

4.6K 464 4
                                    

Sudah lebih dari satu jam Diva sibuk memilih baju yang sekiranya cocok untuk Lila, jika menurutnya sudah pas dan sesuai, pasti Lila akan menjawab. "Nggak cocok gue Div, yang lain aja." Tapi ketika Lila memilih baju yang sekiranya pas untuk dirinya Diva akan menjawab. "Norak Nai! Modelnya ketinggalan jaman."

Anza yang sudah muak, akhirnya turun tangan dan memilihkan baju yang menurutnya sangat indah dan menantang. "Ini aja, cocok buat kamu." ucap Anza sembari menyerahkan pakaian ketat seperti protokol kesehatan kepada Lila.

Lila yang menerima pakaian tersebut mengerutkan keningnya. "Bapak pikir saya mau ngapain pakek baju ginian?"

"Dinas," balas Anza enteng. Lila yang tidak paham akan ucapan Anza, menaikkan satu alisnya.

"Kalau kita udah sah. Nanti kamu pake baju kayak gini, buat dinas sama saya. Gitu aja nggak paham." lanjut Anza sembari terkekeh kecil.

Gori yang di sebelah Anza menatap mulutnya tidak percaya. "Ucapan lo terlalu frontal, untuk otak mungil gue yang suci ini."

Diva yang sama tidak paham, menatap tunangannya tersebut. "Dinas? Emangnya dinas apaan, Beb?"

Gori yang mendapat pertanyaan dari tunangannya itu, langsung menutup kedua telinga Diva rapat-rapat. "Kamu masih kecil, yuk kesana aja." ucapnya kepada Diva dan menarik tangan perempuan tersebut, meninggalkan Anza dan juga Lila berdua disana.

"Apa?!" ngegas Lila saat Anza masih menyodorkan baju haram kepadanya.

"Nggak mau nih?" tanya Anza dengan tampang tidak berdosa, Lila yang geram lalu melayangkan pukulan maut kepada pria tersebut.

"Awsss! Sakit sayang!" ringis Anza saat Lila memukul pundaknya keras.

"Sayang! Sayang! Makan tu sayang!" sinis Lila dan kembali melayangkan tinjuan maut tepat di perut Anza, setelah itu pergi menyusul Diva dan juga Gori.

"SAYANGGGG TUNGGU!!" pekik Anza dengan tidak tahu malunya, seraya berlari kecil sembari memegangi perutnya yang sedikit sakit akibat pukulan dari perempuan tersebut. Lila yang belum terlalu jauh itupun sedikit menutupi wajahnya malu! Bagaimana tidak?! Tidak sedikit dari pengunjung yang menatap kepada Anza dan juga dirinya!

***

Diva yang kini tengah memilih setelan baju dengan Gori di sampingnya, seketika mengalihkan atensinya ketika Lila datang dengan wajah terlihat kesal.

"Lohh, baju yang katanya baju dinas tadi nggak jadi kamu beli?" tanya Diva polos saat melihat Lila datang dengan tangan kosong.

"Nggak!" balas Lila singkat.

"Why? Bagus lho bajunya, cocok buat kamu. Kalau kata Gori tadi, itu namanya baju buat dinas malem-malem kalau kita udah nikah." ucap Diva sembari melirik tunangannya.

"Lo aja sana yang beli, gue mah ogah!" jawab Lila cepat.

"Beli sama-sama aja, nanti 'kan kita bakal nikah bareng."

"Nikah bareng? Lo sama gue?" tanya Lila sembari menunjuk dirinya, lalu menatap Diva.

"Bukan gitu maksud aku, ihh! Maksudnya aku sama Gori, kamu sama Anza." balas Diva gemas mendengar pertanyaan Lila.

"Gila kalik lo!" dengkus Lila kesal.

"Sok-sokan nggak mau. Nanti giliran suka beneran, ngajak-ngajak saya nikah." ucap Anza dari arah belakang seraya merangkul bahu perempuan tersebut.

"Nggak akan!" balas Lila mantap, sembari melepaskan rangkulan Anza.

"Di catet ya, seorang Naila Mega Darmaya nggak akan pernah suka sama lo! Apalagi sampai nikah!" lanjutnya yakin.

Anza yang mendengar itu tersenyum miring. "Udah lo rekam, kan Gor?" tanya pria tersebut kepada Gori.

"Beres!" ucap Gori sembari menunjukkan bukti rekaman tadi yang berada di ponselnya.

Lila seketika melototkan matanya sembari berkacak pinggang menatap ke dua pria tersebut. "Dih, pakek rekam-rekam segala!"

"Biar kamu nggak lupa, honey." bisik Anza tepat di telinga Lila, lalu mencolek hidung mungil perempuan tersebut.

"Beli baju di toko lainnya aja, di sini jelek." lanjut Anza di anggukki oleh Diva dan juga Gori.

Lila yang masih terdiam kaku seketika tersentak saat ada yang mencekal  pergelangan tangannya. "Kamu mau diem di sini terus?" tanya Anza dengan tampang tidak berdosa.

"Bukan urusan, Bapak!" ketus Lila dan segera pergi meninggalkan pria tersebut, tapi karena pergelangan tangannya yang masih dicekal erat oleh Anza, membuat pergerakan perempuan tersebut terhenti.

"Lepas!"

"Nggak! Biar gini aja. Nanti kalau kamu ilang, saya sedih yang sedih." balas Anza seraya menarik lembut tangan Lila.

"Serah," ucap Lila malas.

***

Assalamualaikum papihhhhhh, wawwww airnya udah masuk pilaaaa papihhhhh

Vote maniezht, cium papihhhhhh mau?

Direvisi✓
Rab, 5 Oktober 2022

Kepincut Ojol CantikWhere stories live. Discover now