85. Perhatian Penuh

30.9K 2K 59
                                    

Sontak saja pria yang hendak menolong Intan pun langsung mundur. Beruntung tadi Intan sempat ditangkap oleh perawat wanita agar tidak terjatuh. Namun perawat itu tidak kuat jika harus menggendongnya.

Zein berlari kecil ke arah istrinya. Kemudian ia berjongkok di samping Intan dan memeriksa denyut nadinya. Setelah memastikan bahwa nadi Intan masih berdenyut, ia langsung menggendongnya.

Zein membawa Intan ke ruang kosong terdekat. "Ruangan mana yang kosong?" tanya Zein. Ia ingin memeriksa Intan langsung. Ia pun meminta suster untuk memanggil dokter kandungan ke sana.

Salah satu suster berlari memanggil dokter kandungan. Suster yang lain mengantar Zein dan membukakan pintu ruangan yang dituju oleh Zein.

Tiba di ruangan, Zein langsung merebahkan Intan di atas tempat tidur. Kemudian ia segera memeriksa kondisi istrinya itu menggunakan stetoskop yang ada di lehernya. Beruntung ia baru saja selesai praktek di poli. Sehingga ia masih membawa alat medis.

"Syukurlah, seluruh organ vitalnya aman. Tapi kenapa kamu pucat sekali, Sayang," gumam Zein sambil mengusap kepala Intan. Ia menunggu dokter kandungan datang.

"Mungkin dia pingsan karena susah makan. Akhir-akhir ini kamu sulit sekali jika disuruh makan. Ya Tuhan, aku merasa berdosa sekali jika sampai istriku kekurangan nutrisi," gumam Zein. Kemudian ia mengecup kening istrinya itu.

Tak lama kemudian, dokter kandungan datang bersama dengan bidan yang mendorong satu set alat USG.

"Permisi, Prof," ucap dokter itu. Saat mendengar bahwa istri Prof pingsan, dokter itu pun langsung bergegas menuju ruangan tersebut. Sebab ia tidak ingin Zein marah jika menunggunya terlalu lama.

"Dok, akhir-akhir ini istri saya agak sulit makan. Seandainya makan pun hanya beberapa suap saja. Apakah mungkin hal itu yang menyebabkan dia pingsan?" tanya Zein sambil berdiri.

"Bisa jadi, Prof. Memang ada beberapa wanita hamil yang mengalami kondisi seperti itu dan terpaksa harus dirawat agar bisa mendapatkan nutrisi dari infusan," jelas dokter kandungan.

Ia pun langsung memeriksa kondisi Intan dan melakukan USG terhadapnya.

"Bagaimana kondisinya, Dok?" tanya Zein.

"Alhamdulillah janinnya sehat, Prof. Mari kita dengarkan detak jantungnya!" ucap dokter kandungan.

Ia pun memfokuskan ke bagian jantung dan meningkatkan volume dari speaker alat tersebut.

Deg-deg! Deg-deg! Deg-deg!

Seketika tubuh Zein meremang. Ia terharu kala mendengar detak jantung anaknya. Matanya pun berkaca-kaca. "MasyaaAllah," lirih Zein.

"Lalu bagaimana dengan kondisi ibunya, Dok?" tanya Zein dengan suara bergetar.

"Benar apa yang Prof katakan tadi. Dokter Intan pingsan karena kekurangan nutrisi. Jadi harus mendapatkan perawatan khusus agar bisa pulih kembali. Karena kurang makan, maka ibunya akan lemas karena janin tetap menyerap cadangan nutrisi yang ada di dalam tubuh ibunya."

"Beruntung belum sampai dehidrasi. Mungkin hal ini pun terjadi karena kelelahan atau stress. Sehingga dokter Intan lebih mudah pingsan. Jika sudah sampai dehidrasi, itu akan berbahaya bagi janin," jelas dokter panjang kali lebar.

"Tolong lakukan yang terbaik untuk istri saya ya, Dok!" pinta Zein.

"Pasti, Prof. Anda tidak perlu khawatir karena kondisinya tidak membahayakan. Dokter Intan hanya perlu istirahat dan mendapat asupan nutrisi yang cukup," jawab dokter tersebut.

"Baikalh kalau begitu. Sus, tolong siapkan suite room untuk istri saya!" pinta Zein. Pada suster yang tadi memanggil dokter kandungan itu.

Zein selalu menginginkan yang terbaik untuk istrinya. Sehingga ia meminta ruangan yang kelasnya paling tinggi di rumah sakit itu. Apalagi itu adalah rumah sakit miliknya.

Dinikahi Profesor Galak (TAMAT)Where stories live. Discover now