Minta Dipijit

43.9K 2.1K 38
                                    

Zein sibuk memasak soup ayam untuk istrinya. Sebelumnya ia sudah searching masakan yang cocok untuk wanita yang sedang haid. Dan Zein memutuskan memasak soup ayam yang ditambah sedikit jahe agar dapat menghangatkan dan memberi rasa nyaman.

Meski mulutnya pedas, tetapi Zein sangat serius ketika sedang memasak makanan untuk istrinya itu. Ia bahkan memilih kualitas bahan terbaik yang ada di kulkasnya.

"Done! Semoga dia suka," gumam Zein setelah mem-plating soup tersebut. Awalnya ia ingin menghiasnya. Namun Zein mengurungkan niatnya itu. Ia tidak ingin Intan mengira bahwa dirinya sengaja ingin berbuat romantis.

Selesai memasak, Zein mengecek Intan ke kamar. Ia sengaja tidak membawa soupnya dulu karena khawatir Intan sedang tidur.

Ceklek!

Zein membuka pintu perlahan karena tidak ingin mengganggu istirahat Intan. Namun, saat melihat Intan sedang terlelap, Zein menghampiri istrinya itu dan duduk di sampingnya.

Zein memandangi wajah Intan, kemudian menyingkirkan beberapa helai rambut yang menghalangi wajah cantik itu.

"Kenapa kamu harus berbohong? Padahal aku yakin kamu memang sudah jatuh cinta padaku. Apa kamu terlalu gengsi untuk mengakuinya?" gumam Zein sambil mengelus pipi Intan.

Ia tidak sadar bahwa gengsinya pun melebihi Intan. Seharusnya ia menyatakan cinta lebih dulu. Namun sayang Zein malah tidak sadar akan hal itu.

"Maaf jika aku sering menyakiti hatimu. Aku tidak bermaksud seperti itu. Sebenarnya aku hanya ingin menunjukkan perhatian. Namun sepertinya terkadang caraku yang salah," ucap Zein.

Ternyata ia sadar bahwa selama ini dirinya sering menyakiti Intan. Namun sayangnya jika sedang berbicara, Zein sering kali lepas kendali sehingga begitu mudah mengucapkan kalimat yang menyakitkan hati Intan.

Zein yang sedang menatap Intan pun mendekatkan bibirnya ke wajah istrinya tersebut. Lalu ia mendaratkan bibirnya itu di kening Intan.

Cup!

"Love you," bisik Zein.

Deg!

Bak disambar petir di siang bolong. Jantung Intan hampir terlepas, tubuhnya meremang. Ternyata ia tidak tidur. Saat mendengar suara pintu terbuka tadi, Intan langsung pura-pura tidur. Sehingga ia dapat mendengar semua ucapan suaminya.

Setelah itu Zein mengusap pipi Intan dan beranjak, meninggalkan kamar tersebut.

Menyadari Zein sudah keluar, Intan pun membuka matanya. "Apa aku gak salah denger?" gumam Intan sambil menoleh ke arah pintu. "Oksigen, aku butuh oksigen," ucap Intan sambil menghirup napas dalam-dalam. kejadian barusan membuat Intan merasa sesak.

"Jadi, selama ini ...?" Intan masih tidak percaya bahwa ternyata Zein mencintainya. Bahkan air mata Intan sampai mengalir karena terharu atas pengakuan Zein barusan. Meski Zein tidak mengakuinya secara terang-terangan, tetapi Intan cukup bahagia.

"Huhuhu, jahat banget. Kenapa harus nyakitin aku kalau emang cinta?" lirih Intan, pelan. Hatinya bertalun-talun, tak menyangka bisa dicintai oleh profesor galak yang selama ini ia takuti.

"Pantesan sejak pertama nikah, dia langsung pingin malam pertama. Munafik sekali, bilangnya bisa melakukan itu tanpa cinta, tapi ternyata ...." Intan sangat geram. Rasanya ia ingin protes pada Zein. Namun Intan berusaha untuk tidak tahu karena ia ingin Zein menyatakan cintanya dengan benar.

Intan mengusap air matanya. Lalu ia tersenyum. "Oke, kita lihat, sampai di mana kamu akan bertahan," gumam Intan sambil mengulum senyuman.

Ia sudah merencanakan sesuatu agar Zein bisa mengakui cintanya.

Dinikahi Profesor Galak (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang