Jin mengusap bibir bawah V dengan ibu jari.
"Sejak kapan kekasihku yang manis menjadi pemberontak? Siapa yang mengajarimu, hhm?!" Remasan tersebut bertambah erat seiring dengan tatapan menusuk Jin pada pupil bergetar V.
"Ingat baik-baik, Kau milikku, V. Kau hanya boleh untukku! Tapi jika kau berlaku murahan, aku tak segan menunjukkan apa arti neraka bagiku! Kau mengerti, sayang?!"
Dalam isak, V berusaha mengangguk sekalipun rahangnya sangat sakit.
"Good boy!"
Suara Jin bertukar menjadi lembut. Sang Alpha sadis sempat menepuk puncak kepala kekasihnya dengan lembut.
"Let me hug you, Lieve"
Dua tangan terentang itu terbuka lebar. V segera menghambur kedalamnya. Menumpahkan berbagai rasa berkecamuk disana dalam tangis.
Jin menepuk berulang kali punggung bergetar V. Ia berusaha memberi ketenangan bagi sang omega. Sengaja bagi Jin menggertak sang kekasih, sebab Jin ingin pemuda cantik itu tahu betapa ia menginginkan dirinya saat ini.
"Dengarlah sayang" bisik Jin seraya menyelipkan anak rambut ke belakang telinga si manis. "Aku milikmu. Kau milikku. Tidak ada yang berhak memililikku selain dirimu. Mereka tak berarti apapun untukku. Aku melakukannya sebatas pengganti uang yang sudah ku keluarkan. Hanya itu. Tidak lebih" imbuhya lembut.
V mengusap air matanya pada tuxedo Jin.
"Kau bisa melakukannya denganku. Apapun yang kau inginkan aku akan melakukannya untukmu. Tapi tolong, jangan seperti itu lagi. Aku sangat sakit, Jin" terang V dalam suara parau.
"Okay okay. Berhentilah menangis. Aku benci melihatmu seperti ini"
V terbatuk. Sesenggukannya belum bisa mereda.
Menyaksikan hal tersebut, Jin menangkup pipi sang kekasih dengan satu tangan. Hidung besar namun bangirnya memerah. Tak jauh berbeda dengan bola mata. Perlahan, Jin hapus jejak air matanya dengan usapan lembut-
"I'm sorry. So sorry, Lieve."
V mengangguk. Ia pejamkan kelopak mata sejenak demi merasakan hangat sentuhan sang alpha.
Jin menyatukan dahi mereka dalam keheningan beberapa saat.
"Meneer! I miss you" tutur V. Walau suaranya hampir menghilang, Jin bisa mendengarnya.
"I miss you more, Lieve. Shall we—"
Belum usai kalimat tersebut terucap, V mengecup bibir Jin samar. Sang alpha segera membalasnya dengan lumatan ringan. Jemari lentik V mulai mengusap dada bidang Jin ketika ia memperdalam peraduan mereka.
Deru nafas saling berkejaran. Keduanya saling menjamah bak sedang berlomba.
"Eungghh!"
V melenguh ketika liat Jin melesak masuk ke dalam rongga mulut. Tubuhnya mulai terhuyung, namun dengan sigap lengan Jin melingkar pada pinggulnya.
Satu per satu anak kancing pada tuxedo di lepas oleh sang omega. Kini beralih pada kemeja putih yang memeluk tubuh kekar alphanya.
Jin melepas tautan bibir mereka. Dalam satu hentakan, ia angkat tubuh kekasihnya seperti koala.
"Seharusnya aku memimpin rapat penting hari ini. Tapi demi kau, aku mengacaukan jadwal dalam satu hari"
"Maafkan aku, Meneer"
Jin menjatuhkan tubuh V di tepi ranjang. Ia buka sisa kancing berikutnya lalu melempar kemejanya ke atas lantai.
"Simpan kata maafmu dan puaskan aku pagi ini, V. Aku sangat rindu mendengar lenguh manjamu"
Jin membuka simpul dasi V dan menariknya kencang agar terlepas. Ia pakai benda tersebut untuk mengikat kedua tangan V yang telah ia sejajarkan di atas kepala.
Alpha tampan itu turut mengambil dasi lain untuk menutup kelopak mata sang kekasih. Meski di awal V terlihat bingung, entah mengapa kala sentuhan hangat mulai menyapa area perutnya, V mulai rileks.
"M-meneer!"
"Jin!"
Dalam beberapa detik saja, V bisa merasakan dinginnya suhu kamar. Jin telah melucuti semua pakaiannya.
V mulai bergerak gelisah ketika benda kenyal nan basah menyentuh paha dalamnya yang membuka lebar.
"Eunnggghh! Jin!"
Telapak kaki V mengusap permukaan sprei.
"Mari bermain, V. Kau hanya boleh melenguh dan menyebut namaku. Kau jugs tidak boleh menurunkan tanganmu. Jika kau melanggar, aku akan memberimu sesuatu" tukas Jin yang bekerja di bawah sana.
Sambil menggeliat si omega menjawab,
"Sesuatu? Apakah itu?"
"Kau bisa merasakannya nanti. Ingat dua kata kuncinya."
"Apa aku tidak boleh mengumpat?"
"No!"
"Bagaimana jika aku ingin lebih?" tanya V malu-malu.
"Seperti?"
"Lebih dalam? Lebih cepat?"
Tetiba punggung V terangkat seraya melenguh panjang.
"Hhngghh!"
Sesuatu memasuki dirinya di bawah sana. Namun ia yakin, benda itu bukanlah milik Jin. Atau anggota tubuh lain. Melainkan seperti benda lunak yang tidak terlalu kecil.
"Kau suka? Semua permainan kita dalam kendaliku. Kau tak perlu khawatir untuk itu, sayang. Aku akan membuatmu benar-benar lepas"
Setelah kalimatnya usai, benda yang memasukinya bergerak lamban. Di iringi sentuhan hangat pada area privasi si omega.
"Aaaahh! J-jin!"
Seringai terbit pada bibir Jin. Permainan ini telah di mulai.
wordt vervolgd...
Hai! Aku ngetik apa ini heh :(
Berhubung akan memasuki bulan puasa, aku akan tetap update book ini dan yang lain di atas jam berbuka ya. Seperti biasa. Tentu dengan tags dan warning di awal tulisan. Jadi kalian gak perlu khawatir terganggu ibadahnya. Atur² lah ya.
So, i wanna say 'Selamat menyambut bulan suci dan mulai puasa ya guys— bagu yang merayakan :)
Semoga ibadahnya lancar sampai Hari Kemenangan tiba'
Fighting!! (づ ̄ ³ ̄)づ
Terima kasih sudah vote + ninggalin jejak
Sarangek 💜
31-03-2022
YOU ARE READING
• K R A C H T • JINV • ABO
Fanfiction• When the mafia fights for the position and love • -6th book- TAGS : -Dark Fiction -ABO-VERSE (ALPHA, BETA, OMEGA) -MPREG (Male Pregnant) -Romance -Action + Gore -Happy/Sad Ending -Death Chara -Written in Indonesian, English and Dutch TRIGGER WAR...
• POSSESSIVENESS •
Start from the beginning
