• A CHOICE •

1.2K 132 47
                                        

tw// mild language. Implicit Violence. Explicit sexual abuse. Suicide scene.

Author POV

Fajar menyingsing begitu cepat, mengganti hari kemarin dengan yang baru. Cicit burung dengan sayap mengapit tubuh rapat saling bersahutan. Pun tetes embun pada dedaunan menguning mengayun sebab angin pagi yang menyapa. Ya, cuaca terasa dingin saat ini sebab memasuki musim semi. Suhu udara turun beberapa derajat.

Pagi ini, tepat pukul enam— untuk pertama kalinya keajaiban singgah pada markas The  Black Diamond. Seseorang yang genap tiga hari menutup kelopaknya rapat kini mulai membukanya, meski belum penuh namun gerakan lambannya itu seakan menyiratkan rasa syukur jika sendirinya berhasil selamat. Bibirnya yang kering nan pasi membuat celah sedikit seraya memperhatikan sekeliling. Kendati sorot lampu cukup menusuk retinanya, omega manis itu bersikukuh meraih sadarnya.

"Dimana aku?" ucap V berat. Suaranya terdengar sangat pelan dengan kepala bergerak kekanan ketika seorang berbaju putih datang mendekat.

"Goedemorgen, Meneer"

Beberapa orang lain berpakaian serupa mendekat untuk mengecek dan membukukan kondisinya secara keseluruhan. Dahi si omega berkerut dalam sebelum menyentuhnya untuk ia pijit.

Seolah mengerti reaksi pasien, sang dokter memberikan ketenangan.

"You're safe, now. Don't worry"

"Safe? Where am I?" Nada suara itu bergetar.

"You are—"

"Welcome home, V!"

Luruh seorang lain bersetelan necis warna abu gelap menyibak dahinya yang mengkilat seraya mengulas kurva tipis pada bibir— menutupi getaran gugup berselimut euphoria meletup dalam dadanya saat ini.

V tak menjawab, ia berusaha menarik mundur tubuhnya ketika prisensi sang alpha mendekat. Bak ancaman seperti sebelum-sebelumnya.

Jemarinya menarik tinggi selimut sebatas dada sebelum meremasnya erat. Obsidian beningnya bergerak tak menentu dengan nafas pendek berulang.

Kepingan kejadian buruk yang ia alami beberapa hari lalu membuat air mata V menganak sungai pada pelupuk hanya dalam beberapa sekon.

Tidak!

Ia tak ingin lagi dijerat dalam lembah penyiksaan. Kesemua dari mereka tetaplah bagian dari binatang! Kendati alpha tampan di depannya telah menyelamatkan, tetap saja predikat buruk tak bisa di kikis dengan gampang.

"Hey, calm down! You're safe!"

"Please, leave me alone!"

Nadanya terdengar putus asa dengan isak mulai menggema dalam ruangan.

Jin berusaha mendekat, namun sebuah tepukn berbalut sarung tangan lateks membuat ia urung melakukan hal tersebut.

"laat het aan ons over, meneer. We zullen het afhandelen. (Serahkan pada kami, Tuan. Kami akan menanganinya)"

"Do your best!" 

Sebuah perintah mutlak bermakna ancaman bagi para tim medis. Jika saja mereka gagal, maka Jin sendiri yang akan menghukum mereka.

• K R A C H T •  JINV • ABOWhere stories live. Discover now