• Trapped •

1.2K 147 53
                                        

Sekitar tiga ratus meter dari gedung gereja tua Westerkerk, terdapat sebuah restoran khas negeri kincir. Tidaklah mewah, namun karena lokasi yang strategis dengan pemandangan indah kota Amsterdam di malam hari membuatnya banyak di kunjungi warga sekitar maupun wisatawan. Terlebih lagi  jika di musim kering seperti sekarang, refleksi sinar rembulan pada kanal semakin mempermanis suasana.

V, Richi dan seorang pria asing yang berbaik hati itu mengambil duduk pada dekat jendela seraya menyaksikan kehidupan malam negeri bunga tulip tersebut.

Puncak bangunan Gereja Westerkerk di sertai cahaya lampu keemasan yang menyala rupanya mampu membuat omega manis berbibir tipis itu larut sejenak.

Negeri Kincir angin ini sangatlah indah meski ia tak sepenuhnya tahu. Di tambah dengan arsitektur kuno yang melekat membuatnya tak henti mendecak dalam diam.

Terutama bangunan Gereja itu. Seraya memangku dagu, V menatap menatap menaranya yang tinggi untuk mengucapkan sebuah permohonan.

Suatu hari nanti, aku akan menikah di sana

Richi sendiri tengah sibuk mengamati seisi restoran yang cukup ramai menjelang makan malam ini. Meski sebenarnya ia sedikit berhati-hati dengan pria asing di hadapannya.

"Goedenmiddag. Gelieve te bestellen, meneer (selamat sore. Silahkan memesan, tuan)"

Seorang pramuniaga datang untuk memberikan buku menu ke atas meja. Richi membukanya dan mengamati gambar yang tertera disana satu per satu, sebab ia tak paham bahasa Belanda.

"Chose the dish whatever you want, guys"

V yang sebelumnya larut dalam suasana petang kini turut memilih menu makanan.

"S-stampot?" cicit Richi seraya mengangkat kepalanya. Ia ragu dalam mengucapkan kata tersebut dalam logat Koreanya.

"Yeah, it's like messed potatoes with sausages on top or grilled meat."

"Okay. This stampot with grilled meat, one please!"

"Me too" celutuk Taehyung tetiba setelah meletakkan kembali buku menu ke atas meja.

"And the beverages?" imbuh sang pria asing.

"Cola!" seru dua orang omega berbarengan. Mereka pun terkekeh lirih.

"Oké, drie stamppotten met drie cola's (Oke, tiga stampot dan tiga cola)!" ucap pria yang belum di ketahui jenisnya pada sang pelayan.

"So, guys! how's your trip?"

Seruan yang di barengi dengan tepuk tangan menarik atensi dua pemuda omega yang tenggelam dalam lamunan masing-masing.

"What should I do for you two?"

Richi membasahi bibirnya sejenak sebelum memberi tatapan serius pada si pria asing.

"Make sure you won't laugh or judging us"

"Okay, I swear. I Won't!"

Dan Richi mulai merangkai kalimatnya hati-hati sebelum mengutarakan segalanya.

.

Di sisi lain-

Jin baru saja kembali dari kantor dan segera berlari kecil memasuki mansion. Debaran jantungnya berpacu begitu cepat seraya menenteng paperbag putih besar dengan brand kenamaan tatkala kakinya yang jenjang menapaki setiap anak tangga. Ia sungguh tak sabar menyaksikan reaksi V atas hadiah yang di bawakan. Mungkinkah sebuah pelukan hangat ia terima atau justru lebih? Yang jelas, bibir tebalnya mengulas senyum tipis membayangkan hal tersebut.

• K R A C H T •  JINV • ABOOù les histoires vivent. Découvrez maintenant