Hoseok begitu fokus mengutak-atik komputer di labnya demi mencari informasi dari segala arah. Mengandalkan satelit pribadi sang bos besar, jemari lentiknya bergerak lincah di atas keyboard. Sesekali dahinya berkerut dalam ketika aksesnya bertabrakan dengan hacker lain.
"Bagaimana?" tanya Namjoon yang tetiba muncul dari balik kursi besarnya. Pria berlesung pipi itu terus menghubungi para pengawal yang terjun ke lapangan seraya mengecek cctv mansion dari segala sudut.
"CCTV menangkap dua budak ini melarikan diri, sayangnya hanya sampai dua meter. Tak lebih. Mereka menyusup melalui semak-semak untuk mengelabuhi pengawal. Cukup cerdik rupanya."
"Aku tahu. Tapi pertanyaannya, kemana mereka kabur? Jalur mana yang mereka lewati? Jin menginginkan itu." sambung Hoseok setelah membetulkan kacamatanya yang melorot.
"Mereka seorang budak. Mereka tak memiliki uang. Aku rasa pergerakan mereka belumlah begitu jauh. Apalagi kota ini begitu asing bagi bocah ingusan seperti mereka."
Hoseok tak menanggapi. Ia pasang maniknya baik-baik ketika satelitnya menangkap gambar dua orang pria manis yang berjalan bergandengan tangan. Tubuh mereka kurus dengan pakaian yang sama dengan potret sebelum keduanya melarikan diri.
Sang hacker kelas kakap segera mengarahkan kursornya ke titik tempat mereka bersembunyi (?). Terlihat seperti di balik semak-semak. Ia segera menekan titik koordinat tersebut untuk mengetahui lokasi yang lebih rinci.
"Pukul 04.23 sore, Distrik Joordan seratus sebelas meter ke arah barat daya tepi kanal Prinsengracht. V dan-"
Ia menjeda kalimatnya sejenak sebab ia tak tahu siapa nama omega manis tawanan mereka yang lain.
"Mereka bersembunyi disini um~ sekitar dua puluh menit sebelum berjalan ke arah barat mendekati toko barang antik!" lanjutnya sebelum menjentikkan jari ke udara.
"Lacak terus pergerakan mereka, Bae. Cepat cari lokasi dimana V berada sekarang! Kita tak punya banyak waktu!"
Hoseok bekerja keras mengikuti serangkaian pergerakan dua budak tersebut meski hacker lain menghujaninya dengan file sampah. Pelipisnya berkeringat dengan bibir yang tak henti mengucap sumpab serapah ketika server yang ia gunakan di bajak pengguna lain.
"What the f*ck!"
-
Jin menuruni anak tangga dengan gusar. Ia telah mengabaikan jam makan malamnya dan segera mengambil langkah keluar mansion saat di rasa tak ada pergerakan apapun dari para anak buah.
Fikirnya sama sekali tak tenang.
Firasatnya berkata jika V dalam kondisi bahaya.
Para pengawal yang bertugas terlihat sibuk menyiapkan persenjataan sekaligus mobil anti peluru yang akan di gunakan segera.
"Jin! Jin, hey stop! Where are you going?! It's already midnight!" seru Namjoon seraya memblokir langkah sang kepala mafia.
"What are you f*cking saying?! My omega was in danger! Are you f*cking dumb?!"
"Pardon?"
Tanya lirih Namjoon seakan menyadarkan sang alpha dominant dari amarahnya. Jin memijit kepalanya yang berdenyut sebelum sahabatnya kembali berkata-
"V adalah seorang budak. Sedangkan kau adalah kepala mafia agung di tanah Netherland, bahkan dunia. Kutegaskan sekali lagi, Strata kalian sangat jauh berbeda"
"Aku tahu. Meski dia seorang budak, tapi bukankah dia milikku?! Greg memberiku dia sebagai hadiah ulangtahunku! Bukankah sepantasnya aku mengambil apa yang menjadi milikku?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
• K R A C H T • JINV • ABO
Fanfiction• When the mafia fights for the position and love • -6th book- TAGS : -Dark Fiction -ABO-VERSE (ALPHA, BETA, OMEGA) -MPREG (Male Pregnant) -Romance -Action + Gore -Happy/Sad Ending -Death Chara -Written in Indonesian, English and Dutch TRIGGER WAR...
