• When the mafia fights for the position and love •
-6th book-
TAGS :
-Dark Fiction
-ABO-VERSE (ALPHA, BETA, OMEGA)
-MPREG (Male Pregnant)
-Romance
-Action + Gore
-Happy/Sad Ending
-Death Chara
-Written in Indonesian, English and Dutch
TRIGGER WAR...
Rasa hangat menyelimutiku meski suhu ruang begitu dingin di pagi buta, sebab sebuah lengan melingkar erat pada perut dengan dada telanjang yang menyatu pada permukaan punggung. Nafasnya beraturnya menyapa bulu-bulu halus tengkukku. Sontak saja membuatku menggigit bibir kecil. Kami bergelung nyaman dalam selimut putih tebal tanpa sehelai benang pun yang menjadi penghalang keintiman kami.
Ku lirik alphaku yang masih mendengkur halus di belakangku lewat ekor mata. Ku usap lembut lengan kekarnya erat dengan ibu jari dan mengukir senyum tipis. Ku edarkan iris gelapku menyisir ruang pribadi kami yang baru.
Aku menyukainya.
Terasa lebih hidup, nyaman dan intim jika di banding ruangan yang sebelumnya kami tempati. Sebenarnya aku tak begitu yakin jika satu kamar di lantai dua adalah milik Meneer-ku. Karena aku tak mendapati lemari besar disana berisi deretan pakaian. Dan lagi, terkesan asing saja olehku.
Benar saja, kamar miliknya adalah di lantai utama ini, menyatu dengan kantor tempat ia berdiskusi bersama anggota lain. Maksudku, jika kau ingin memasuki kamar ini kau harus melewati ruang kerja Meneer-ku.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kamar ini sangatlah luas dengan kaca yang penuh di setiap sisi. Aku bisa melihat walkin closetMeneer begitu lengkap dan rapi. Aku rasa benda apapun ada disana, seperti toko yang memajang pakaian mahal di pusat perbelanjaan yang kudatangi kemarin bersama Hoseok. Kamar mandinya pun penuh di kelilingi dengan kaca. Bath up bundar besar dengan shower seakan turut mengucap selamat datang kepadaku.
Ya Tuhan, bukankah dengan begini artinya tidak ada ruang lagi sekat bagi kami? Bukankah ini sangat intim?
Meneer bahkan dengan sengaja membiarkan sinar rembulan menembus masuk, menerangi pergumulan kami malam tadi. Bayang bagaimana panasnya pergulatan kami melintas dalam fikirku.
Pipiku memanas, serasa terbakar.
Meneer memperlakukanku dengan lembut. Jika sebelumnya tak akan ada pemanasan, maka kali ini berbeda. Meneer mengusap, membelai, dan menyentuh setiap jengkal dari tubuhku dengan penuh puja. Jemari panjangnya dan bibir yang tebal seakan candu saat menjadikanku sebagai peredam api nafsunya yang menyala.